35. Vonis

49 17 0
                                    

Putaran waktu berjalan begitu cepat. Angin berhembus begitu kencang. Hawa dingin merajarela. Hawa panas bersarang didada. Dan apakah yang terjadi?

Tubuh Senja terkujur lemas tak berdaya. Kebetulan, terdapat salah satu mahasiswi kampus yang lewat dan melihat tubuh Senja.

"Lo lo lo, waduh. Siapa ini? " tanya mahasiswi tersebut dengan panik.

Tanpa berfikir lama, mahasiswi itu menghubungi grup universitasnya. Grup whatsapp tersebut digunakan untuk memberitahukan informasi-informasi penting yang ada didalam kampus. Pastinya, grup tersebut dihuni oleh dosen-dosen kampus dan seluruh mahasiswa-mahasiswi kampus.

Langsung saja, mahasiswi tersebut memotret Senja yang masih dalam keadaan lemah.

Saasa : Tolong!  Tolong Bu, bantu aku.., didekat tangga ada salah satu mahasiswi yang pingsan.

Titi : loh Sa?  Dikok bisaaa?

Saasa: Ya. Aku gatau Tii.

Titi : Gawatt banget ges.

"Ini ada apa ya kok dungaren rame-rame grup ini, " gumam Cintia.

Cintia langsung membuka grup universitas.

Cintia: Ya Allah Senja....

Saasa: Jadi, itu teman kamu?

Cintia : Ya, benar

Dosenberkelass: Tenang,  Bu Santi dan dosen lainnya akan pergi ke sana.

Cintia : Aku menyusul

Cintia :@fajar

Dosenberkelass: silahkan temannya boleh kemari

Cintia : Terimakasih bu,

Fajar menyusul membuka grup universitasnya.

Fajar : Aku juga akan menyusul.

Cintia : Cepat ya Jar,

Siti yang melihat grup tersebut, hanya dapat tertawa kecil melihat mereka semua panik. Siti merasa, bahwa dirinya berhasil dalam melakukan rencana itu.

"Bagus, rencana ini berjalan sesuai rencana, " ucap Siti merasa gembira atas penderitaan orang lain.

Rumah Sakit

Bapak kepala kampus, menggendong Senja hingga ke ruang kesehatan. Disana, dahi Senja diobati terlebih dahulu.

Namun, Senja tak kunjung sadar. Bapak kepala kampus curiga, bahwa Senja terkena penyakit yang sangat serius.

"Mengapa Senja tak kunjung sadar?  inikan cuma luka biasa?  Nggak perlu dikhawatirkan ya kan? " ucap Pak kepala kampus kebingungan.

"Maaf pak, sebaiknya Senja dibawa ke rumah sakit saja, " saran Fajar khawatir.

"Kenapa?  Kondisinyakan baik-baik saja?  paling bentar lagi juga sadar, " ucap pak kepala kampus.

"Dari luar emang baik pak, tapi bisa saja Senja terkena luka dalam? " jelas Fajar.

"Benar juga kamu, mari kita bawa Senja ke rumah sakit, " setuju bapak kepala kampus.

Fajar dan Cintia merasa sangat khawatir dengan keadaan Senja. Saat itu, Senja masih dalam proses pengobatan. Namun, Fajar dan Cintia sedang berdua-duaan. Jangan salah paham dulu. Mereka sedang melaksanakan sholat tuk mendo'akan kesembuhan Senja.

"Ya Allah, hamba merasa belum bisa menjaga Senja. Hamba merasa sangat bersalah. Hamba mencintai Senja. Jangan biarkan Senja terkena penyakit yang macam-macam. Hamba percaya, engkau tak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umatmu," ucap Fajar.

Cinta & Air Mata✔️ (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang