Cinta itu tentang perasaan. Perasaan yang sulit kamu ungkap dan mudah untuk kamu pendam.
*****
"Oh ya, aku inget. Aku harus chat Fajar, " gumam Senja kepada dirinya sendiri.
Senja : Fggsghaffv √
Merupakan ketikan Senja kepada Fajar. Tangan Senja yang bergetar karena panik tak dapat berfungsi secara stabil.
"Tanganku kok jadi begini? " tanya Senja bertambah bingung.
"Sebaiknya aku telfon saja, " ungkap Senja sambil bicara sendiri.
Saat itu Senja sedang berusaha memegang handphone dan mengepaskan handphone tersebut ditelinganya. Tak diduga, Senja ternyata salah pencet dan ayahnya pun mengangkat telfonnya.
"Iya Senja, halo? " ucap Pak Subadjo ikut bingung.
"Ha-halo ayah, " tanya balik Senja lebih bingung.
"Kok bisa ayah yang angkat telfon? Fa-fajar mana? " tanya Senja.
"Fajar? " bingung Pak Subadjo. "Lihat dulu siapa yang kamu telfon, "
Senja langsung melihatnya. Ternyata, yang Ia telfon memanglah nomor ayahnya. Senja baru menyadarinya.
"Ma-maaf yah, salah sambung, " ungkap Senja yang sangat gugup dan langsung mematikan telfon.
"Se-senja, " timpal Pak Subadjo. Senjapun langsung mematikan telfonnya.
"Yah.., terputus. Ada apa dengan Senja saat ini ya? kedengarannya, Senja gugup banget. Nggak hanya gugup, Senja juga terdengar khawatir dari mulutnya, " pikir Pak Subadjo dengan kemampuan yang ada.
"Sekarang aku harus telfon Fajar, " ucap Senja yang berharap kali ini Ia menekan tombol handphone dengan benar.
DRTTT... DTRRRR..
getar handphone Fajar.
Saat menunggu jawaban dari Fajar, Senja mundar-mandir nggak jelas.
Waktu itu, Fajar telah memprediksi tempat Senja berada. Sampai-sampai, Fajar sekarang telah berjalan menuju Senja sambil melihat handphone yang berdering di tangannya.
Saat Fajar ingin mengangkat sebuah telfon dari Senja, tak disadari Fajar menabrak Senja karena telalu asyik memandang handphone. Fajar menabrak Senja hingga handphonennya terpental.
Saat itu, Senja berada pada arah yang sama dengan Fajar. Sama-sama hadap ke depan. Tetapi, Fajar tiba-tiba menabrak Senja dari belakang.
Sontak Senja sadar dan berbalik arah. Merekapun langsung bertatap muka.
"Ya Allah Fajar? " ceplos Senja di dalam hati.
"Ya Allah, mengapa wajah dan pesona Senja sangat menawan hari ini? " sadar Fajar di dalam hatinya.
"Aaarggh!! "
Mereka langsung berteriak sekencang-kencangnya bak melihat hantu. Bahkan, teriakan mereka seakan-akan mengguncang bumi.
"Senjaaaa..! " teriak Fajar geram.
"Ihh.. Fajar..,!! " teriak balik Senja.
"Kamu ngapain kemari? handphoneku sampai terpental karena kamu, " ungkap Fajar mengada-ngada. Padahal, Ia sudah tau kalau Senja di sini dan nungguin dia.
"Salah sendiri nggak hati-hati, " sahut Senja memulai debatnya.
"Ya kamu, kamu sih telfon aku, " jawab Fajar tak terima.
"Kok aku sih? " tanya Senja sangat jengkel.
"Sudah deh, jangan debat terus. Nanti cepet tua kapok kamu, " larang Fajar.
"Ya kamu yang tua, " lanjut Senja.
"Udah sayang..., sekarang apa tujuanmu telfon aku tadi? " tanya Fajar.
"Begini Jar, Cintia diculik, " jawab Senja secara spontan terang-terangan apa adanya.
"Apa? di-di culik? " tanya Fajar tak percaya.
"Iya, " jawab Senja menganggukkan kepada dan mengedipkan mata lentiknya.
"Oh noooo! " shock Fajar.
Fajar langsung bertingkah seperti monyet. Dengan bahasanya yang khas " kukukaka" dan meniru gayanya.
Entah apa yang dilakukannya sekarang? Apa Fajar sudah gila? Apa dia pernah kebentur truck molen? Apa bahkan kelindes helikopter? Hanya sang maha kuasa yang tahu.
"Waaaargg.., ku-ku-ka-ka" ucap Fajar yang rada-rada bego hari ini.
"Kamu gila ta Jar, kamu ini kenapa sihhh? " tanya Senja heran.
"Ku-ku-ka-ka, "
Hanya seperti itu jawaban Fajar. Emang mungkin sekarang Fajar akan di masukkan RS. Jiwa. Tidak ada maksud sama sekali dari kata-kata Fajar yang membuat Senja bingung.
"Aku pingin pisangggg! "pinta Fajar sambil merengek kayak anak bayi.
"Kamu ini kayak babi deh, eh moyet sih, eh beby maksudnya. Kayak anak kecil. Mana ada pisang di sini beb? " jawab Senja semakin bingung.
"Hu-hu-ku-ku-ka-ka-hu-ha-jos, " jawab Fajar semakin nggak jelas dan mulai gulung-gulung dijalanan.
"Jar, aku panik banget ini. Kamu nggak malu sama orang apa? " tanya Senja khawatir.
Fajar langsung berdiri dan mendekatkan mulutnya ke telinga Senja.
"Selagi masih ada aku, kamu nggak boleh khawatir ataupun sedih. Aku bakalan terus sayang sama kamu. Aku nggak akan biarin sesuatu yang jahat sampai menimpa kamu," ungkap Fajar penuh tulus.
"Aku nggak akan malu demi menghiburmu, " ucap Fajar sekali lagi dengan mata yang lebih gemilang.
Senja mulai bawa perasaan dan senyum-senyum sendiri. Mulut Fajar langsung menjauh dari telinga Senja.
"Kamu cantik kalau senyum, " ucap Fajar ikut tersenyum sambil menyentuh bibir Senja dengan jari telunjuknya.
CUP!
Kecupan sayang dari Fajar menyentuh pipi Senja. Wajah Senja langsung disambut pergantian kulit. Dari coklat ke merah.
Setelah penenangan selesai, Fajar mulai bertingkah seperti monyet kembali.
"Ku-ku-ka-ka, pisang. Aku mau pisang yayank, " pinta Fajar dengan tatapan paling sendu di dunia. Fajar langsung melompat-lompat tak punya malu.
"Aku nggak punya pisang sayangku...," ucap Senja sambil tertawa kecil dan mengacak-acak rambut Fajar.
"Pokoknya aku mau pisang. Biar Senjaku ini dapat tersenyum dan nggak panik lagi, " gombal Fajar.
"Okey, aku coba cari yaa, " jawab Senja yang kemudian berbalik arah ke belakang.
Fajar langsung menarik Senja dari belakang. Sehingga, mereka saling bertatap muka dengan manis.
Tak terduga, Fajar mencium kening Senja dan berkata,
"Aku nggak butuh pisang. Aku hanya butuh kamu sebagai pendamping hidupku."
Tatapan Senja sangat kosong. Jantungnya berdebar dan berdetak sangat kencang seakan tak percaya Fajar berkata seperti itu.
.
.
.
Oh.. Luluh hati gue.
So sweet...
Jangan lupa vote ya..
Biar jadi penyemangat author!!
Semangat buat pasien covid - 19Salam
LFH.
![](https://img.wattpad.com/cover/205517001-288-k968753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Air Mata✔️ (SELESAI)
Romance#Kisah Cinta segilima "Walau raga tak bersama, jiwa kita akan tetap abadi. " Judul awal: - Antara Fajar, Senja, dan Cintia -Cinta dan Tangis Rank # ( 1. Segilima 2/2/20) # (1. Terbenam 1/4/20) # (3. Bersemi 8/4/20) # (1. Cintamati 9/4/20) # Jangan l...