52. Rumah Senja

45 15 0
                                    

Pengajian di rumah Senja pun digelar. Cintia dan Senja berharap, ayahnya dapat tenang di alam sana. Mereka salat bersama mendo'akan ayah tercintanya.

"Ya Allah, ampuni dosa hamba dan kedua orang tua hamba. Maafkanlah dosa hamba yang selalu menyakiti hati adik hamba. Hamba sekarang rela korbankan kebahagiaan demi adik hamba. Agar, ayah dapat tenang disisimu. Semoga tak ada masalah lagi diantara kita berdua," batin Cintia.

"Ya Allah, ampuni diriku yang serba salah. Buatlah ayah hamba tenang di alam sana. Buatlah kebahagiaan di antara kami. Jika kau ambil Fajar dariku, aku ikhlas. Asalkan Fajar dan Kak Cintia dapat bahagia," batin Senja.

****

Setelah selesai salat....

TOK! TOK! TOK!

"Senja, buka pintunya." Terdengar suara keras sesorang dari luar. Senja dan Cintia curiga dengan orang yang berteriak tersebut. Cintia berlari menuju pintu dan membukakan pintu tersebut.

"Ya, ada a...."

Kalimat itu langsung terhenti seketika melihat 2 orang aneh di depannya. Ya, 2 orang tersebut adalah Siti dan Rusli.

"Kak Siti,Rusli, ngapain kemari?" tanya Cintia. Tanpa berkata apa-apa, Siti mendorong tubuh Cintia hingga terjatuh. Siti pun menerobos masuk ke dalam rumah.

"Woi Senja, keluar kamu!" teriak Siti. Senja langsung keluar dalam keadaan panik.

"Ada apa ini?" Tanya Senja. Cintia dan Rusli datang bersamaan ke tempat keributan itu.

"Sekarang kamu pergi dari sini!" perintah Siti. Senja dan Cintia pun terkejut mendengar ucapan dari Siti.

"Nggak, sampai kapanpun aku nggak akan pergi dari rumah ini," keras Senja.

"Rusli, seret dia," perintah Siti. Rusli pun menyeret Senja keluar serta mendorongnya hingga terjatuh. Begitu juga Cintia yang ikut diseret keluar hingga terjatuh. Mereka pasrah tak melawan dan memutuskan pergi dari rumah itu.

****

"Kak, aku capek banget. Kita duduk dulu yuk?" pinta Senja.

"Iya," setuju Cintia,"Kamu mau pergi ke mana?"

"Aku kayaknya mau pergi ke Bandung dan melupakan semuanya," jawab Senja,"Kakak gimana?"

"Kakak bakalan pergi ke Bandar Lampung dek," jelas Cintia.

"Apa kak?"

"Iya dik."

"Oh ya kak, kalau aku pergi selamanya, jangan rindu aku ya," balas Senja.

"Pergi selamanya?"

"Mmm..iya," jawab Senja.

"Jangan bilang gitu dong dik, kakak nggak mau kehilangan kamu," timpal Cintia.

"Nggak apa Kak, aku bisa jaga diri kok," balas Senja.

"Syukurlah."

DRRRTTT DRRRTT

"Hmm.., ada dua pesan masuk dari WA aku. Pesan dari siapa ya?" gumam Fajar.

Senja: Jar, aku pamit. Tolong jangan cari aku. Aku akan pergi dari Jakarta ke Bandung. Maafkan aku karena aku belum bisa buat hubungan kita sempurna. Maafkan aku karena belum bisa menjadi perempuan yang sempurna. Maafkan aku karena telah menyakiti hatimu. Yang aku tahu, aku sayang sama kamu. Aku nggak akan kembali lagi selamanya.

Cintia: Jar, aku nyesel karena telah menyakiti hatimu. Aku menyesal karena telah menghancurkan hubunganmu. Aku akan pergi. Jangan cari aku. Batalkan perjodohan kita. Karena aku akan pergi ke Bandar Lampung.

Fajar langsung menjatuhkan ponselnya dan menangis sekencang-kencangnya.

"Ada apa ini?" tanya Bu Fatimah.

"Baca itu bu.." jawab Fajar sambil menunjuk ponselnya. Bu Fatimah langsung membaca pesan tersebut.

"Sabar ya nak," pinta Bu Fatimah.

Bu Sara tak perduli tentang kepergian anak-anaknya. Yang terpenting, harta alm. Suaminya baik-baik saja.

.
.
Yey,  update lagi
Jangan lupa votementt ya
Makasih karena udah baca..
Salam,  04-04-20

LFH

Cinta & Air Mata✔️ (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang