¢dshoonie
"Hyung, jika yang bernama Xion itu ada di Korea, kenapa ia bisa mengantar surat misterius itu kerumahmu?" tanya Jisung kepada Mark yang sedang kebingungan.
"Mungkin saja dia sudah pulang ke Kanada, atau mungkin dia menyuruh temannya di Kanada untuk menulis ancaman itu dan melemparkannya ke sini" ucap Xiyeon.
"Ayolah Mark, kita harus mencari benda itu" Jeno.
"Kalau kau sayang pada adikmu, ambillah benda itu dari Xion. Bersama sama kita rebut benda itu dari tangannya, waktu kita sebentar lagi, tiga hari lagi mungkin akan hilang secara permanen" ucap Yohan.
"Han, tidak semudah itu. Apa kau lihat kertas tadi ? Dia bilang jika ingin mendapatkan benda itu darinya, Renjun harus melepaskan Kaylle ke dia" kesal Jihoon.
"Jangankan Renjun melepasnya, aku saja tak rela untuk melepas adik perempuanku ke laki laki bajingan itu!" lanjutnya. Percayalah, Kaylle sudah seperti SCTV satu untuk semua benar?
Semua mata tertuju kepada Mark yang sedari tadi tak bosan untuk memegangi kepalanya sambil bolak balik sana sini bingung.
"Bagaimana sesekali untuk bermain curang?" tanya Shuhua semangat 45 dengan tatapan smirk-nya yang membuat semua sahabatnya gemas ingin menampar wajahnya yang sangat tak berdosa itu.
"Maksudmu?" tanya Jaemin sambil mengambil tangan Mark untuk duduk di sampingnya berniat untuk ikut serius dalam omongan Shuhua.
"Jadi, kita pura pura menyetujui apa yang ada dikertas itu. Setelah kita mendapatkannya, kita langsung mengambil Kaylle, bagaimana?" tanya Shuhua dengan ekspresi penuh kemenangan.
"Ide bagus, ayo telefon nomer yang tertera disitu" ucap Renjun.
"Tapi sebentar, mungkin dengan ini saja mereka akan ragu. Kita harus lebih ekstrim dari ini" potong Heejin.
"Tapi apa yang lebih ekstrim ya?" tanya Heejin pada diri sendiri sambil menatap lampu yang ada diatasnya.
"Ah aku tahu!" teriak Hyunjin.
"Bagaimana jika kita melakukannya sambil memberi Renjun?" tanya Hyunjin, tapi tidak ada yang mengerti apa yang dimaksud.
"Maksudku, bagaimana jika kita memakai Renjun sebagai tumbalnya? Saling memberikan, dia memberikan alatnya dan kita memberikan Renjun. Setelahnya kita urus deh" lanjut Hyunjin.
"Bagus! Tapi bagaimana pendapat Renjun?" tanya Mark, lalu semua mata tertuju pada Renjun yang kebingungan.
"Tapi jika aku dibunuh olehnya?"
"Setega teganya, sejahat jahatnya, sebenci bencinya Xion, dia tidak akan melakukan hal aneh yang melewati batas, percaya aku" timpal Xiyeon.
"Baiklah, kalau itu demi ist-pacarku"
Setelah semuanya setuju, Xiyeon menelfon nomor yang tertera dibawah kertas itu dengan memakai handphone Jaemin, entah kenapa tiba tiba Jaemin memberikan handphonenya ke Xiyeon, tapi dengan tak perdulinya, Xiyeon langsung memakai handphone Jaemin untuk menelfon nomor itu.
"Halo, apakah ini nomor yang tertera pada kertas yang kau berikan pada kami?" tanya Xiyeon sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya agar tidak ada yang membuka suara kecuali Xiyeon dan yang lain hanya menurut, memperhatikan, dan mendengar selagi speaker di nyalakan oleh Xiyeon.
"Kenapa bukan Mark, namun suara perempuan?" tanya lelaki diseberang sana penuh tanya.
"Ini-pun bukan suara Xion, tapi siapa? Kenapa suaranya seperti Joshua?" tanya Xiyeon balik.
"Aku memang teman Xion, tetapi namaku bukan Joshua. jika kau menelfonku hanya untuk berbasa basi, aku akan mematikan sambungannya"
"Tidak, aku ingin membalasnya. Aku menerima yang dikatakan olehmu dari kertas itu" ucap Xiyeon.
"Aku tidak percaya padamu"
"Kau tidak percaya padaku? Bahkan aku akan memberi Renjun padamu, kau masih tidak percaya?"
"Renjun kekasih Kaylle? Baiklah besok pagi kita harus bertemu. Ingat, kau harus datang hanya berdua dengan Renjun. Aku juga datang bersama Xion"
"Kau juga harus membawa alat itu, harus adil bukan? Jangan lupa kirimkan aku lokasinya" ucap Xiyeon dingin.
Sambungan sudah terputus, entah kenapa saat dilihat pesan dari temannya Xion, dia memberi alamat rumah Xion.
"Kalian mendengarnya tidak? Suara itu sama persis dengan suara Joshua? Aku juga sangat yakin itu adalah Joshua! Bagaimana ini?" tanya Xiyeon panik tak tertolong.
Kenapa sangat panik? Ya, Joshua adalah teman masa kecilnya juga. Entah kenapa dia tiba tiba saja menjadi anak nakal, dan sikapnya sangat sadis, dia tidak takut melakukan apapun yang membuat dia benci sejadi jadinya. Bahkan itu membentak, menampar, ataupun membunuh, dia tidak takut itu.
Itu yang membuat Xiyeon sangat takut.
Bahkan orang itu mengirimkan lokasinya tepat dirumah Xion.
Tidak boleh mengajak siapapun.
Ayolah, itu terlalu creepy.
"Yeon, kita bisa menjaga kalian dari luar. Atau mungkin kau dan Renjun harus memakai alat untuk berkomunikasi? Jadi kau hanya langsung memberitahu kami dan kami akan segera datang padamu, sekalian pun kami bisa mendengar apa yang mereka bicarakan"
Ucap Mark."Baiklah, sekarang ayo pergi tidur"
|| BAD ||
Mr.huang renjun
Joshua Hong
Teman sekongkolan Xion ?sayang banget ganteng ganteng badboy :'(
maapkeun ya jos..

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD || Huang Renjun
Teen Fiction[HIATUS] Mr.Hwang lelaki itu mampu membuatku terdiam seribu bahasa.menjadikanku perempuan yang selalu menerima kenyataan'