#Chapter 8

854 53 0
                                    

¢dshoonie

"Oh ya,aku hari ini bakal tidur bareng sama Mark okey" ucapku yang sambil memperhatikan bibi irum membersihkan bekas makanan kita yang telah habis.

"Maksudmu apa?kau baru saja menikah kemarin masa masih mau tidur denganku?" tanya Mark.

"Ya kan aku rindu padamu,lagian kau dulu juga yang selalu menemaniku tidur sepanjang malam"

"Itu kan dulu sayang,kau sudah punya suami sekarang,jadi dia yang akan menemanimu tidur.apa kau masih meminum obatnya?" Mark mengusap kepalaku lembut.aku tak menjawab tentang obat itu.

"Tapi kau benar benar menjagaku saat tidur,jika Renjun yang menemaniku dia akan macam macam padaku bagaimana?kau tega pada adikmu ini?" puppy eyes.

"Kau ini lucu sekali,jika Renjun macam macam padamu panggil aku" Mark mencubit hidungku gemas.

"Tolonglah,kumohon hari ini saja" puppy eyes lagi.

"Kau tanya dulu pada suamimu dengan kata sayang" aku mengeluh,sebenarnya kan aku tak harus izin dulu pada Renjun jika ingin tidur bersama dengan kakakku(?)

"Jangan berlebihan,dia juga sudah dengar bukan?"

"Kau masih egois,cepat izin dengan lembut dulu atau aku akan-"

"Iya iya,Renjun sayang aku hari ini tidur dengan kakakku Mark okey" rayuku,sangat jijik ewh.Mark dan Renjun mentertawakanku.

Pasti ini sebuah jailan.

"Kakakkk ihh" aku menghentakkan kaki bergantian,kesal pada kakakku dan juga Renjun yang masih belum berhenti tertawa.

"Hari ini saja?" tanya Renjun padaku.

"Iya,kau mau aku tidur dengan kakakku selamanya?tak apa bagiku" aku kembali ke tempat dudukku.

"Tidak,yasudah hari ini saja"

"Selamat tidur" ucap Renjun padaku dan Mark,lalu ia mendahului kita kekamarnya.

"Selamat tidur"

"Yey,ayo kak"

.

"Kakak,peluk ade" aku melebarkan tanganku agar Mark memelukku,bukan kata kata manja.tapi,itu adalah kata kata yang sering aku ucapkan setiap aku ingin tidur.

Aku juga selalu meminum obat tidur karena waktu kecil aku juga tak bisa tidur.dan ini menjadi kebiasaanku.

"Sini" Mark menarikku kedalam pelukannya.

"Kau masih meminum obat tidur?" aku hanya mengangguk kecil di dalam dadanya yang lebar.

"Seharusnya kau membuangnya jauh jauh obat itu,kau akan cepat sakit jika terus menerus meminum obat obatan itu,padahal kau benci obat obatan" ucapnya.

"Itu sudah terlanjur,tolong jangan beritahu semua penyakitku dan jangan beritahu aku sering meminum obat tidur pada Renjun,kumohon" Mark mengangguk "iya"

"Mulai sekarang aku menemanimu juga,jadi janganlah merasa kesepian lagi" Mark mengelus elus rambutku.

"Terimakasih kau sudah kembali"

"Aku selalu berdoa pada tuhan agar mempertemukan kita suatu saat nanti,ternyata tuhan mengabulkannya" dia mencium keningku.

"Aku sebaliknya,aku tak ingin bertemu denganmu" ucapku hingga Mark langsung berhenti mengelus rambutku.

"Kenapa?"

"Aku merasa bersalah sekaligus malu padamu" dia melanjutkan mengelus rambutku lagi.

"Ini bukan salahmu,sudah sana ambil obatnya" Mark melepas pelukannya dan mendorongku pelan ke pinggir kasur agar aku mengambil obat tidurku.

Baru saja membuka pintu,sudah ada obat tidurku didepan pintu kamar.siapa yang menaruhnya?atau jangan jangan..

Renjun?!

Aku berlari kekamar Renjun dan melihat Renjun menangis sedang memegang tempat sampah bersih yang ada di sebelah nakas isinya adalah semua tissue penuh dengan darah.

Bekasku,siapa lagi?

ulah penyakitku juga kan(?)

Aku juga melihat laci di meja riasku terbuka,isinya adalah semua obat obatku.untung saja semua surat surat dokter ada di aku.

"Renjun,kau sedang apa?"

"Ka-kau mempunyai penyakit?" tanyanya tanpa melihatku.

"Hah?penyakit?tidak mungkin,kau lihat aku sehat sehat saja?"

"Lalu,darah sebanyak ini apa?dan obat obat itu punya siapa?"

"Itu aku hanya kecapean lalu mimisan,dan obat obat itu hanyalah punya bibi yang tak sengaja ku bawa" ucapku dengan rada remehan.

"Aku sudah bilang,kau tak pandah berbohong bukan?!" bentaknya.

"K-kau membentakku" memang,aku tak bisa di perintah atau dibentak sekalipun,itu adalah kelemahanku dan itu akan membuatku menangis.

Renjun dengan cepat memelukku lalu menangis dipundakku hingga piyama doraemon-ku basah.

"Jika kamu punya penyakit yang parah,bilang padaku jangan menyembunyikannya ya" aku hanya mengangguk kecil.

"Aku hanya kecapekan dan mimisan"

"Aku percaya padamu,tetapi kau memang sering minum obat tidur?" tanyanya masih memelukku hingga aku risih.

"Dari waktu kecilpun aku tak bisa tidur dan harus meminum obat obatan yang sepertinya aku benci" ucapku yang membuatnya berganti posisi dari kanan ke kiri.

"Benar kata kakakmu,kau harus menhilangkan jauh jauh obat itu agar kau tak terbiasa"



|| BAD ||
Mr.huang renjun



BAD || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang