12.

3.2K 388 7
                                    


.

.

.

Taehyung akhirnya kembali ke rumah. Dengan segala moodnya yang sudah ambyar sejak dari  rumah sakit itu.

Bagaimana tidak, obat yang di berikan Seokjin hyungnya terlampau banyak melebihi obatnya seperti biasa. Ditambah lagi, vitamin yang juga harus ia minum.

Ini gila, pemaksaan, penyiksaan. Taehyung tak kuat.

"Beristirahatlah Tae. Besok kau sudah mulai berangkat sekolah" ucapan Namjoon hanya dibalas dehaman semata.

Taehyung pun memasuki kamarnya. Merebahkan badannya yang masih terasa lemas itu.

Hari ini yang menjemputnya kembali ke rumah hanya Namjoon seorang. Ayah dan ibunya sedang ada urusan yang Taehyung rasa lebih penting dari dirinya.  Seokjin hyungnya juga sedang ada pasien, jadi bisa dipastikan dia tak akan bisa.

Taehyung menghela nafas untuk kesekian kalinya.

Dirogohnya saku celana dan mengambil ponsel dan menekan dial nomor.

"Halo, hyung"

'..... '

"Emm.. Sudah. Ayo bertemu di kafe seperti biasa"

'.....'

"Aku akan kesana dalam 15 menit"

'....... '

"Emm... Sampai nanti hyung"

Setelah menutup panggilan, Taehyung bersiap-siap untuk bertemu seseorang itu. Persetan dengan dirinya yang baru keluar dari rumah sakit. Ia terlalu bosan di rumah, bisa mati kebosanan dia.

Dengan segera, Taehyung melesat menuju kafe.  Tanpa mengabari Namjoon sekalu orang yang bertanggung jawab selama Tuan dan Nyonya Kim tak di rumah.

.

.

.

"Yoongi hyung... "

Taehyung menyapa Yoongi yang tengah sibuk dengan buku kecilnya.  Yoongi dengan segera melambaikan tangan dan menyuruh Taehyung untuk segera kesana.

" Menunggu lama hyung? "

" Hyung bahkan baru sampai Tae" 

Yoongi pun segera mengakhiri acara membacanya dan fokus pada adik kelasnya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

"Sudah membaik? "

" Kau bisa lihat sendiri hyung. Aku sehat. Hanya merekanya saja yang berlebihan. Berhenti membahas ini hyung. Moodku baru saja membaik"

"Baiklah..  Ini bukumu. Aku membawanya satu. Untuk temanmu dirumah"

Yoongi menyodorkan satu buku yang ketebalan sedang, bisa diperkirakan ada sekitar 200 an halaman. Taehyung menatap diam buku didepannya.

Teringat akan buku-bukunya yang dibakar sang ayah dengan begitu kejamnya.

Tersenyum sendu sembari mengambil buku itu. Membukanya dibagian daftar isi dan membacanya sekilas lalu menutupnya.

Yoongi merasa janggal dan aneh melihat tingkah laku adiknya itu.

"Ada apa Tae? "

" Emm? Ah..  Tidak ada apa-apa hyung "

" Hyung sudah memesan? " tanya Taehyung mengalihkan pembicaraan.

" Sudah, sudah kupesankan juga untukmu"

.

.

.

Selama dua jam an Yoongi dan Taehyung berbincang. Makanan dan minuman mereka juga sudah tandas entah sejak kapan.

Sembari mendengarkan Yoongi hyungnya bercerita dengan segera ia menengok jam tangannya.

Sudah pukul 5 sore, dia harus segera pulang. Takut Namjoon hyung khawatir.

"Sudah jam lima hyung"

Yoongi pun ikut melihat jam tangannya. Paham akan maksud sang adik, dia pun segera memutus perbincangan nya.

"Ya sudah, hyung antar ya? " tawarnya.

" Tidak hyung, aku sendiri saja. Ingin jalan-jalan juga" tolaknya

"Ya sudah..  Hati-hati dijalan ya. Sampai bertemu di sekolah besok"

Yoongi melambai pada Taehyung yang sudah berjalan ke luar kafe.

.

.

.

Taehyung mencoba menikmati suasana sore di hari itu.  Rasanya ada rasa nyaman melihat orang-orang berjalan dengan wajah yang bahagia.

Ada rasa iri di dalam hatinya. Melihat orang-orang bergandengan. Tertawa bersama teman dan keluarga mereka.  Taehyung merasa iri akan hal itu.

.

.

.

.

'Andai mereka juga seperti itu' batinya

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang