Special Chapter

1K 117 1
                                    

Maaf Thor baru bisa up 'special chapternya' karena ada pesenan bikin video animasi dan minggu ini harus selesai. Jujur Thor hampir pengen nangis karena tangan Thor semalem sakit banget karena begadang nyelesain pesenan video  tiga hari tiga malam.

.

.

.

.

Happy Reading, Good Reader^^

.

.


Apa yang membuat Victor aka Taehyung begitu menyayangi Hoseok hyungnya? Apa karena hyungnya sering membawakan kue strawberry setiap pulang kerja? Atau sering membelikannya buku setiap dua kali dalam sebulan?

Mungkin itu salah satunya, tapi alasan Taehyung begitu menyayangi Hoseok sangat sederhana. Yaitu rasa sayang dan perhatian pada dirinya. Ia menyukainya. Bahkan meskipun Namjoon juga memperlakukannya sama tapi entah mengapa ia lebih begitu sangat tersentuh dengan setiap apa yang Hoseok berikan padanya.

Taehyung bahagia bisa tinggal dan hidup bersama dengan keluarga Jung, tapi bukan berarti ia tak bersyukur karena sudah dilahirkan oleh ibu kandungnya. Hanya saja hatinya tak bisa berbohong bahkan ia lebih merasakan rumah di keluarga Jung daripada keluarga kandungnya sendiri.

Bahkan meski sudah hampir 5 tahun Taehyung dikunjungi atau bahkan mengunjungi ibu Kim dan Namjoon hyungnya, ia tetap merasa canggung. Setiap kali ia berkunjung ke Seoul bersama dengan Jimin, selalu ada rasa takut dan cemas menyelimutimu. Entah karena trauma masa lalu atau karena takut akan ayah Kim yang kembali menyiksanya.

Berbicara tentang ayah Kim, beliau sudah keluar dari rehabilitasi dua tahun yang lalu. Taehyung bersyukur karena ayahnya keluar dari rumah sakit, meskipun ada sedikit rasa takut ketika berkunjung ke rumah masa lalunya.

Dulu Taehyung tak tahu menahu mengapa sang ayah begitu memiliki tempramen besar dan sering menghukumnya. Ia pikir mungkin karena tekanan pekerjaan sang ayah menjadi sering seperti itu, tapi semua itu tak sepenuhnya benar.

Namjoon hyungnya pernah memberitahu bahwa sang ayah memiliki semacam trauma masa kecil karena sang ayah yaitu kakek Kim. Itu sudah lama sekali ketika ayah Kim menginjak umur 15 tahun dan melihat ayahnya sendiri membunuh dirinya sendiri.

Beliau adalah seorang penulis terkenal pada masanya dan terpaksa harus redup karena semua rumor tak mengenaknya. Semua orang meninggalkannya, bahkan buku terakhir yang ia tulis tak pernah benar-benar berhasil di terbitkan. Karena hal itu kakek Kim begitu frustasi dan pada akhirnya bunuh diri di ruang kerjanya.

Saat itu ayah Kim yang masih berumur 15 tahun sangat menyukai ayahnya yang selalu menceritakan buku yang beliau tulis. Itu seperti sebuah kebiasaan yang tak bisa dihilangkan darinya meskipun umurnya sudah beranjak remaja.

Tapi malam itu ayah Kim merasa ada yang berbeda dari sikap sang ayah. Beliau tampak kosong dan hampa saat acara makan malam. Ayah Kim yang penasaran mencoba mengunjungi ruang kerja sang ayah dan disitulah ia melihat ayahnya sudah tak bernyawa.

Jiwanya begitu terguncang, ayah Kim berteriak sekencang-kencangnya hingga membangunnya orang-orang rumah. Bahkan saking tak percayanya bahwa sang ayah yang begitu ia sayangi dan hormati pergi, ia menjadi terus melamun dengan tatapan kosong setiap kali berkunjung di ruang kerja sang ayah.

Taehyung menjadi begitu sedih karena fakta itu. Karena itulah sang ayah begitu melarangnya dikelilingi oleh dunia kesusastraan. Ia hanya tak ingin putranya berakhir sama seperti sang ayah. Mungkin alasannya memang benar tapi sayang, cara yang dilakukan ayah Kim salah dan justru melukai Taehyung dan dirinya sendiri.

Ayah Kim menjadi lebih tenang dan tak banyak bicara setelah keluar dari rehabilitas. Bahkan ketika Taehyung mengunjunginya, beliau hanya akan menatap diam putranya itu dan sesekali mengelus pucuk kepalanya.

Taehyung menyukainya, meskipun ada sedikit rasa takut tapi ia menepis jauh-jauh dan percaya bahkan ayahnya tak akan melukainya lagi. Ya, meskipun ia pernah mendapat beberapa cakaran dari sang ayah tapi itu dulu. Sekarang hal itu sudah tak pernah terjadi.

"Taehyung.."

"Iya yah?" jawab Taehyung saat sang ayah memanggil namanya seperti biasa tanpa berniat untuk melanjutkan ucapannya.

"Taehyung.." panggil tuan Kim lagi. Taehyung yang duduk di bangku panjang belakang rumah bersama sang ayah beranjak dari duduknya. Mendudukan dirinya lebih rendah dari sang ayah agar bisa melihat ketampanan ayah Kim dengan jelas.

"Ayah butuh sesuatu? Ingin Taetae ambilkan minum?" ucap Taehyung menawari namun ayah Kim hanya diam sembari mengelus pipi putranya.

"Kau sangat tampan nak." Taehyung tersenyum tipis mendengar pujian itu. Ini pertama kalinya Taehyung mendengar pujian dari sang ayah, apalagi tentang wajahnya.

"Ini karena ayah tampan dan ibu cantik. Taehyung buatkan teh hangat ya?" tawarnya lagi tapi ayah Kim menggeleng pelan.

"Disini saja. Jangan pergi kemana-mana."

Taehyung tertegun mendengar ucapan itu. Entah mengapa dadanya menjadi sesak dan bahkan airmatanya sekarang sudah berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya lagi sang ayah berucap hal-hal yang membuat dirinya tak bisa berkata-kata.

Taehyung memaksakan dirinya untuk tersenyum karena tak ingin sang ayah melihatnya menangis. Ia mengangguk beberapa kali sebagai jawaban dari permintaan sang ayah.

"Iya, baik yah. Taetae akan tetap disini. Menemani ayah."

.

.


.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang