13.

3K 391 16
                                    

Sebagai ucapan maaf dari author yang tiba-tiba memberi kejutan yang tak terduga.

.

.
.

.

.

.

Happy reading, good reader..

.

.

.

*Cklek

Pintu rumah itu terbuka. Taehyung dengan pelan berjalan santai berniat menuju kamar. Hingga sebuah suara mengintrupsinya untuk berhenti.

"Dari mana kau Tae? "

" Bertemu Yoongi hyung. Ada masalah? " nada Taehyung terlampau dingin dan kurang sopan  untuk menjawab pertanyaan sanga Ayah.

Ya, Tuan Kim sudah kembali dari pekerjaannya sejak satu jam yang lalu. Mengecek kamar sang anak yang baru saja keluar dari rumah sakit dan mendapati tak ada di tempat.

Tuan Kim bahkan mencoba menelfon Taehyung namun naasnya ponsel sang anak tertinggal di ranjang. Sempat emosi karena ulah sang anak.

Namjoon dengar segera dipanggil menghadap pada sang ayah. Dimarahinya habis-habisan karena dia tak becus menjaga sang adik.

"Dimana sopan santunmu ketika berbicara Tae? " ucap tuan Kim yang tak kalah dinginnya.

Taehyung terkekeh pelan. Tuan Kim menatapnya heran.

"Ada yang salah dari perkataan ayah?" Taehyung menggeleng pelan dan kembali berjalan.

"Maafkan aku yah. Taehyung ke kamar dulu. Capek." ucapnya dengan senyum manis.

Sang ayah meghela nafas lelah.

"Anak jaman sekarang. " lirihnya.

.

.

Taehyung merebahkan tubuhnya pada ranjang empuknya. Menyambar ponsel yang sengaja ia tinggalkan dan dilihatnya ada beberapa pesan yang tak ada niatan untuk ia jawab.

Taehyung pun memilih melempar ponselnya asal dan memejamkan mata. Entah mengapa tubuhnya menjadi cepat lelah.

.

.

.
"Tae..  Bangun nak.. Sayang" seseorang membangunkan tidurnya.

"Eunghh.. Ibu? Ada apa? " seseorang yang dipanggilnya ibu itu tersenyum manis pada Taehyung.

"Waktunya makan malam. Ayo, turun"  ucap Ibu Kim sembari merapikan surai putranya yang berantakan itu.

"Ibu tunggu di bawah ya? "

Taehyung mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamar mandi. Mencuci wajahnya agar terlihat sedikit segar.

Setelahnya Taehyung menyusul sang Ibu menunu ruang makan. Dilihatnya sang ayah dan hyungnya tengah sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Sang ibu sendiri sedang sibuk menyiapkan makanan untuk mereka. Taehyung pun lebih memilih menuju dapur membantu sang ibu menyiapkan makan malam.

Sang ibu dengan senang hati menerima bantuan dari sang anak. Setelah semua dirasa cukup mereka pun memulai makan malam dalam diam.

Tidak ada percakapan sama sekali diantara mereka. Benar-benar hanya terdengar suara dentingan alat makan bersautan.

"Aku selesai. Terimakasih atas makanan nya" Taehyung beranjak dari kursi.

"Duduk dikursimu Tae. " ucap tegas sang ayah padanya.

Taehyung pun mau tak mau duduk kembali di kursinya.

" Harus berapa kali ayah katakan? Perhatikan sopan santunmu. "

" Sayang.. " cegah Ibu Kim. Taehyung masih terdiam di posisinya. Tak berniat untuk mengucapkan sepatah katapun.

" Sudah selesai yah? " tanya Taehyung dengan datar

" Apa? " Ayah Kim mulai tersulut emosi.

" Aku ingin pergi ke kamar. Besok sudah sekolah. Harus belajar. Permisi. Terimakasih atas makanan bu. Aku menyukai " ucapan terakhir Taehyung ia lontarkan pada sang ibu sembari tersenyum dan membungkuk pelan pada sang ibu.

Taehyung pun pergi dari ruang makan yang sudah beratmosfer panas itu. Namjoon hyungnya pun juga sedari tadi lebih memilih diam dari pada membela ataupun ikut dalam perbincangan mereka.

.

.

.

"Bahkan ini lebih buruk dari Neraka. "

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang