38

2K 304 18
                                    


Thor balik lagi...

.

.

Adakah dar Good Reader yang sudah was-was dengan chapter ini dan selanjutnya???

.

.

.

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

.

.

.

.

Mendengar tuturan Jimin tentu Hoseok terkejut bukan main, sedangkan Victor terlihat sedikit bingung dengan ucapan Jimin. Maklum saja, Victor itu mudah lupa orangnya.

Hoseok segera beranjak dari tempat tidurnya dan menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan orang yang diceritakan oleh adiknya tempo hari. Victor dan Jimin mengikuti hyung mereka di belakang.

Dengan Jimin yang terus menggenggam tangan Victor seolah-olah dia takut jika orang gila yang mereka temui di mall tempo hari akan membawa Victor pergi jauh.

Dapat dilihat Seokjin dan Namjoon tengah melihat-lihat bunga-bunga potong yang dipajang di beranda toko dengan rapi. Seokjin cukup tertarik dengan rangkaian bunga dan tak disangka bahwa toko bunga milik keluarga Jung memang benar-benar lengkap dan beda dari yang lain.

Hoseok yang melihat kedua pemuda itu tersenyum tipis dan mendekati mereka berdua dalam diam. Namjoon yang menyadari kedatangan sang pemilik toko langsung menunduk sejenak sebagai tanda sapaan diikuti oleh Seokjin.

Namjoon tampak terkejut melihat Victor yang bersama dengan pemuda pendek di belakang pria yang tampak begitu terhormat itu.

"Selamat siang, Tuan-tuan. Ada yang bisa saya bantu?" lamunan Namjoon tersadarkan oleh ucapan Hoseok yang masih memasang wajah ramah dan cerah itu.

"Selamat siang. Apa ini dengan Tuan Jung Hoseok?" tanya Seokjin pada Hoseok dan dibalasnya dengan anggukan singkat. Seokjin tampak menghela nafas lega.

"Saya kemari ingin meminta bantuan anda tuan Jung. Saya Kim Seokjin, selaku dokter di rumah sakit utama Jeju dan ini saudara saya Kim Namjoon dari Seoul." Hoseok melirik singkat pada Namjoon yang terus melihat Victor dan Jimin. Hoseok sendiri tak berniat untuk memperkenalkan Victor da Jimin pada mereka.

"Tentu tuan Kim. Bantuan apa yang bisa saya bantu. Ah.. sebelum itu, sebaiknya kita mengobrol di taman agar lebih nyaman. Mohon ikuti saya. Emm.. Jimin, bawa Vi masuk ke toko."

Jimin mengangguk singkat dan menarik Victor ke dalam rumah. Tatapan Victor masih terpaku pada sosok wajah Namjoon. Ia merasa seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya. Entah mengapa terasa sangat familiar di pikirannya, tapi sayang ia tak bisa menggali ingatan di kepalanya.

Hoseok dan kedua Kim itu akhirnya mengobrol di taman, suasana hari ini cukup baik. Tak terlalu panas dan cukup nyaman. Seokjin dan Namjoon sibuk melihat-lihat taman bunga milik keluarga Jung yang sangat rapi dan indah itu. Hoseok mendehem pelan hingga kedua Kim itu tersadar jika tengah bersama sang pemilik taman.

"Jadi, apa yang bisa saya bantu untuk tuan-tuan sekalian ini?" tanya Hoseok. Seokjin dan Namjoon saling melempar tatapan.

"Langsung pada intinya saja Tuan Jung. Kami kemari hanya ingin memastikan sesuatu. Kim Namjoon, saudara saya ini sudah hampir satu tahun kehilangan adiknya yang bernama Kim Taehyung. Kami sudah berusaha keras mencarinya kemana-mana namun sampai sekarang kami masih belum bisa menemukannya. Bahkan petunjuk untuk menemukannya sama sekali tidak ada."

Jelasnya Seokjin sembari menyodorkan foto Taehyung pada Hoseok. Hoseok memandang foto itu dalam diam sembari menahan senyum tipisnya.

'Adikku tampan sekali.' Batinnya.

"Lalu mengapa anda sekalian kemari? Apa karena adik saya mirip dengan pemuda yang ada di foto ini?" ucap Hoseok. Seokjin terdiam karena pernyataan Hosoek yang sebenarnya memang benar.

"Maaf karena lancing bertanya Tuan Jung. Siapa nama adik anda tadi?" kali ini Namjoon yang berbicara, Hoseok tersenyum tipis.

"Jung Victor. Dia baru kelas 2 SMA tahun ini." Jawabnya singkat.

"Maaf bertanya lagi Tuan Jung. Apa Victor adalah adik kandung anda?"

"Namjoon!" Seokjin mencoba memperingati Namjoon yang sudah sangat lancang bertanya tentang hal pribadi. Hoseok hanya bisa tersenyum tipis.

"Dia adik yang sangat saya sayangi tuan. Salah satu telinganya bermasalah dan yang lainnya cukup baik, sehingga perlu menggunakan alat pendengar. Adiknya sempat bercerita tentang anda, apa anda masih menyimpan alat pendengar adik saya?"

Namjoon yang ditanya Hosoek itu hanya mengangguk pelan. Karena memang nyatanya alat pendengar itu masih ia simpan sampai sekarang.

"Dia sedikit berbeda dari anak seumurannya tapi sangat berbakat merangkai bunga. Taman ini adik sayalah yang merawatnya." Seokjin dan Namjoon tertegun dengan tuturan Hoseok yang terdengar sangat tulus dalam setiap kata yang ia ucapkan.

"Anda sangat menyayangi adik anda ternyata." Hoseok mengangguk mendengar kesimpulan yang ditangkap oleh Namjoon.

"Mungkin adik anda ada disuatu tempat yang membuat ia merasa senang dan dihargai sekarang. Jika adik anda masih sangat sayang dengan anda. Suatu saat nanti ia akan kembali pada keluarga anda nak Namjoon."

Hoseok mengucapkan kata-kata itu sembari menatap taman milik keluarga yang cantik dan rapi hasil rawatan sang adik. Hoseok menyesap teh camomilenya pelan lalu menatap wajah Seokjin dan Namjoon bergantian.

"Kami rasa urusan kami disini sudah selesai Tuan Jung. Terimakasih sudah meluangkan waktu anda. Kami permisi." Ucap Seokjin lalu mengajak Namjoon pergi. Hoseok mengangguk dan melambaikan tangannya pelan sebagai tanpa perpisahan.

.

.

.


I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang