52

1.7K 226 0
                                    

Thor balikk

.

.

.

Happy reading, Good Reader^^

.

.

.

.

(Another place)

Victor terbaring di sebuah tempat yang sangat hampa. Sekelilingnya hanya ada warna putih dan putih. Tak ada siapapun disana. Hanya Victor seorang diri.

"Ugh.." leguhan pelan keluar dari bibir tipisnya.

Victor mencoba membuka matanya perlahan dan yang ia dapati adalah tembakan cahaya yang menyilaukan mata. Mungkin saking putih dan cerahnya tempat itu Victor jadi kesulitan untuk memandang sekitar.

Ia masih belum menyadari akan dirinya yang seorang diri terdampar di tempat asing dan aneh itu. Victor menyentuh telinganya pelan karena suara dengingan yang cukup menganggunya.

"I-ini dimana?" akhirnya ia tersadar saat ia benar-benar sudah terbiasa dengan cahaya tempat itu.

"Hoseok hyung!.. Jimin!..Hyung!... a-apa ini surga? Jadi aku sudah..." pikiran Victor terbang entah kemana.

"Hoseok hyung!..." teriaknya lagi namun hanya terdengar gema suaranya. Victor mengernyit heran dan menyentuh kedua telinganya lagi.

"A-aku bisa mendengarnya? Tanpa alat pendengarku?" ucapnya lagi yang masih tak percaya akan apa yang ia alami.

"Jadi ini benar surga.." simpulnya.

"Hoseok hyung... aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal."

Victor berjongkok menangkup dagunya. Ia menjadi sedih karena harus meninggalkan sang hyung sendirian.

"Hoseok hyung..hiks...hiks.. Hoseok hyung..." Victor mulai menangis karena rasa rindunya pada sang hyung.

"Taehyung!.."

Victor terdiam karena teriakan itu. Ia segera berdiri dan memandang jauh seluruh tempat itu. mencoba mencari asal suara yang baru saja ia dengar jelas.

"Halo, ada orang disana?!" teriak Victor.

'Tae, ayo pergi ke perpustakaan kota.' Ucap seseorang yang Victor cari tetap tidak ada.

"Halo?"

'Tae, ayo pergi ke toko buku. Aku akan mentraktirmu.' Ucap seseorang itu lagi.

*clang

Tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan datang tepat di depan Victor bak sebuah proyektor. Victor terdiam ketika melihat seseorang yang mirip dengannya tengah berjalan riang bersama seorang pria yang memiliki kulit seputih susu.

'Yoongi hyung, seperti biasa ya. Taehyung titip buku lagi. Hehehe.' Ucap lelaki yang mirip dirinya dengan senyum lebar.

"Taehyung? Yoongi hyung?" lirih Victor.

*Brak!

Tiba-tiba suara bantingan benda menggema di ruangan putih itu. Victor sontak mencari asal suara itu. Suara tamparan terdengar jelas di telinganya sekarang.

'Sudah berapa kali ayah bilang Tae, berhenti membaca buku-buku itu!' bentakan itu terdengar jelas ditelinga Victor yang sontak membuatnya ketakutan

Sebuah putaran peristiwa terputar tepat di depannya lagi. Dimana seorang yang mirip dirinya tengah tertunduk sedih di kelilingi oleh tiga orang yang Victor pikir mungkin itu keluarganya.

'Jadilah anak baik Tae. Setidaknya buatlah ayahmu ini bangga seperti yang Namjoon hyungmu lakukan pada keluarga kita.' Ucapan pria paruh baya itu sukses membuat Victor terdiam seolah ia pernah merasakan hal itu.

"Akhh..." rintihnya Victor yang merasakan kepalanya terpukul benda tumpul keras. Putaran kejadian itu hilang kembali.

*Tinnn... Brakk!

Kali ini Victor melihat seseorang yang tertabrak mobil di tengah jalan. Darahnya mengalir sangat banyak dan semua orang mengerumuninya.

'Hoseok apa yang harus kita lakukan?' seorang paruh baya yang sangat Victor kenal berujar cemas.

"H-Hoseok hyung...Ayah.." ucapnya yang berusaha menahan rasa sakit di kepalanya.

'Kita akan merawatnya, Yah. Pemuda itu akan menjadi keluarga kita. Victor akan menjadi adikku.' Ucap Hoseok.

Sungguh, Victor masih tak bisa mengerti dengan semua kejadian acak yang baru ia dengar dan lihat. Ia tak paham dengan semua itu. Siapa Yoongi itu? Siapa Taehyung? Dan Namjoon? Ia bahkan tak mengerti mengapa sang ayah dan Hoseok hyungnya ikut adil dalam kejadian itu.

"Arghh.." Victor benar-benar tersiksa dengan sakit kepalanya dan pada akhirnya Ia tak sadarkan diri.

.

.

(Di rumah sakit)

Hoseok dan Namjoon masih menunggu Victor aka Taehyung yang baru diperiksa oleh dokter Kang. Sudah hampir setengah jam tapi ruang IGD itu belum ada tanda-tanda seseorang membuka pintu.

Namjoon tertunduk dalam, pikirannya benar-benar kalut. Ia merasa bersalah karena tak bisa dengan cekatan menolong adiknya. Namjoon merututi sikapnya yang begitu pengecut.

"Hahhh..." entah sudah berapa kali helaan napas itu keluar dari bibir Hoseok.

Hoseok melirik Namjoon yang masih betah diam. Ingatkan Hoseok untuk bersyukur pada Tuhan, karena masih mengingat untuk menahan diri. Jika tidak, mungkin Namjoon sudah babak belur karena emosi yang Hoseok miliki.

"Jangan merasa bersalah. Kau hanya sedang panik tadi." Ucap Hoseok tiba-tiba pada Namjoon yang sebenarnya merasa cukup jengkel dengan keras kepalanya. Namjoon menatap Hoseok diam.

"Maafkan aku. Aku tak bisa membantu banyak." Ucapnya lirih.

"Jangan meminta maaf lagi. Aku merasa menjadi orang jahat disini, sekarang. Doa kan Victor agar segera sembuh, tapi setidaknya doakan agar pintu laknat itu terbuka sekarang." Ucap Hoseok yang melirik sinis pada pintu yang menelan adiknya itu.

*Cklek

"Panjang umur." Ucap Hoseok dan beranjak mendekati dokter Kang.

"Bagaimana dok?" Hoseok mulai kembali gusar.

"Setidaknya Victor baik-baik saja sekarang. Dia hanya terkena serangan panik yang cukup parah. Aku sudah memindahkannya ke ruang biasanya. Perkiraanku ia akan terbangun 1-2 hari ini."

Raut wajah Hoseok merileks perlahan. Dia lega, sangat lega karena adiknya baik-baik saja sekarang.

"Terimakasih dok." Dokter Kang menunduk pelan dan pamit pergi untuk membersihkan diri.

Namjoon menatap kepergian dokter paruh baya itu lalu menatap Hoseok yang balik menatapnya seolah memintanya untuk diikuti. Namjoon beranjak dari duduknya dan mengikuti kemana Hosoek membawanya pergi.

Sampai di sebuah ruang rawat yang cukup familiar baginya itu terlihat Taehyung tertidur dengan tenang. Namjoon melihat kearah Hoseok yang sudah entah sejak kapan duduk samping ranjang Taehyung. Untuk kesekian kalinya Namjoon merutuki dirinya sendiri yang selalu kalah telak dengan Hoseok.

Namjoon ikut mendekati Taehyung yang masih tertidur sangat pulas itu. Terlihat sangat tenang seolah ia tengah bermimpi indah.

"Kurasa ini bukan waktunya untuk kau membawa Victor kembali ke keluargamu, Namjoon-ah" ucap Hoseok tiba-tiba.

.

.

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang