22

3K 386 13
                                    

Balik dengan si lion kita..

.

.

.

langsung saja 

.

.

happy reading, good reader

.

.

.

"Hyung, aku ingin itu. Berikan cepat hyung.." seorang pemuda tampan terlihat merengek pada hyungnya yang memegang boneka lion miliknya.

"Tidak sebelum kau makan sayuranmu. Habiskan sayuran dipiringmu dan hyung akan memberikan lion ini segera" terlihat pemuda itu merengut lucu sembari kembali ke meja makan dan memakan sayuran dipiringnya dengan terpaksa.

"Kenapa berisik sekali Hoseok-ah?" seorang wanita paruh baya mendekati Hoseok yang tengah terkekeh pelan melihat tingkah adiknya itu.

"Kau apakan lagi adikmu itu Seok?." "Hanya menyuruhnya menghabiskan sayuran saja bu. Tidak lebih"

"Hyung, Victor sudah makan semua sayurnya. Kemarikan lionku" ucap pemuda yang bernama Victor itu.

Hoseok mendekati Victor dan memberikan boneka lionmiliknya. Direbutnya paksa dan dipeluknya dengan erat boneka itu sampai membuat iri Hoseok sendiri.

"Apa kau sebegitu sukanya dengan lionmu sampai hyungmu yang tampan ini tak kau peluk juga? Ini tidak adil" Hoseok pura-pura merajuk.

"Hidup memang tidak adil hyung. Jadi biasakan dirimu. Ibu, Hoseok hyung sangat jahat. Masak ia mau memotong-motong lion jadi kecil-kecil. Hyungku benar-benar tak punya hati." Ucap Victor sembari bergelantungan pada lengan ibunya.

"Sudah. Hentikan kalian berdua. Victor mau ikut ibu ke toko bunga? Ayahmu sedang menata beberapa bunga yang kau sukai disana" wajah Victor sumringah seketika.

"Mau. Victor mau ikut." "Baiklah. Ayo pergi"

"Eiyy!.. terus aku bagaimana?" ucap Hoseok tiba-tiba, seolah tak dianggap di antara Victor dan Ibunya.

"Bukankah hyung mau pergi ke kantor? Kalau hyung ikut kita ke toko, terus kantor gimana?" Hoseok memutar bola mata jengah. Bagaimana bisa ia punya adik sepolos itu.

"Tidak jadi. Aku pergi sekarang." Hoseok pun meninggalkan ibu dan adiknya yang menatapnya bingung.

"Dasar hyung aneh. Ayo bu, kita pergi"

Terlihat sang ayah tengah sibuk menata beberapa buket bunga segar hasil petikannya di kebun. Hingga..

"Ayah!..." . "Victor, jangan berlari. Pelan-pelan" cegah sang ibu namun Victor tak mengindahkan ucapan sang ibu dan terus berlari menuju pelukan sang ayah.

*Ngiiingg...

"Akh...". " Victor, kau baik-baik saja" dengan segera sang ayah melepas alat pendengar sang anak. Victor pun terlihat mulai tenang. Dengan perlahan sang ayah memasangkan alat bantu pendengaran sang putra.

"Sudah ibu bilang untuk berhati-hati kan? Dasar bandel" ucap sang ibu yang gemas dengan sikap nakal sang anak.

"Maaf bu. Victor mengaku salah". " Sudah, syukur kau baik-baik saja. Sekarang ayo ke dalam dulu. Bungamu sudah ayah siapkan". Mereka pun masuk ke dalam toko, beberapa pegawai toko terlihat sedang membereskan beberapa buket pesanan.

"Ini bunga aster dan krisanmu. Kau ingin menambahkan beberapa jenis bunga lain untuk karangan bungamu nak?" ucap ayah menawarkan. Terlihat beberapa ikat bunga aster ungu dan krisan putih di atas meja. Victor melihatnya dengan seksama kemudian melirik kumpulan jenis bunga lain di samping meja.

"Boleh Victor minta beberapa potong bunga peony, yah?" tunjukkan pada peony merah segar di samping bunga mawar. Sang ayah mengangguk dan ambilnya beberapa peony itu oleh Victor.

Dengan telaten dan serius Victor merangkat buket tersebut dengan indah nan rapi. Tuan dan Nyonya Jung yang sedang menata beberapa pot bunga melirik putranya sejenak.

"Padahal dia baru satu bulan belajar merangkai bunga, tapi mengapa dia sekarang sudah sangat ahli? Aku yang sebagai ibunya saja kalah" bisik Nyonya Jung pada sang suami. Tuan Jung yang mendengarnya hanya bisa terkekeh.

"Kau benar. Bahkan sekarang dia sudah menerima banyak pesanan buket secara pribadi. Anak kita benar-benar hebat" ucap Tuan Jung.

"Ayah, aku sudah selesai merangkai semua bunganya. Apa sekarang aku boleh bermain?" ucap Victor.

"Tentu sayang, terimakasih sudah membantu. Bermainlah bersama Jimin sebentar, setelah itu jangan lupa untuk pergi tidur" ucap sang ibu.

"Emm.. Victor pergi dulu. Sampai nanti ayah, ibu."

"Hati-hati sayang.."

Victor pun pergi menuju toko kue milik keluarga Jimin diseberang jalan dengan tak lupa membawa si lion.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang