Doubel upp.
..
.
.
Happy Reading Good Reader^^
.
.
.
Seokjin segera menemui Namjoon yang tengah duduk di ruang tamu sembari memainkan ponselnya. Langkah kaki Seokjin terdengar cepat dan memenuhi ruangan. Namjoon menoleh pada sumber suara itu.
"Seokjin hyung?"
"Aku menemukannya. Jung Victor. Orang yang kita cari."
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Seokjin, Namjoon tampak senang namun juga sedih.
"Kita harus segera memastikannya Joon. Lebih cepat, lebih baik." Ucap Seokjin dengan antusias dan dibalas anggukan pelan oleh Namjoon yang terlihat tengah memikirkan sesuatu.
.......
Ditempat lain, dapat dilihat Jimin dan Victor tengah mengobrol bersama sembari merangkai beberapa bunga untuk acara pernikahan. Bunga baby breath itu diikat kecil-kecil karena akan diletakkan di gelas kecil di meja.
"Hari ini Hoseok hyung tak bekera, Vi?" Victor mengangguk pelan sembari tanggan terus sibuk dengan bunga-bunga itu.
"'Sedang tidak enak badan. Kata Hoseok hyung, kepalanya sedang sakit. Victor ingin membawanya ke rumah sakit bersama dengan ayah, tapi hyung menolak. Sekarang sedang tidur setelah Victor buatkan teh camomile." Jimin tiba-tiba mengelus surai coklat Victor.
"Adik baik. Lain kali buatkan Jimin teh juga Vi."
"Emn." Jimin terkekeh pelan melihat tanggapan polos dari saudaranya itu.
"Nanti Jimin bawakan roti hangat dari toko untuk Hoseok hyung." Victor mengangguk antusias.
"Ayo segera selesaikan ini agar kita dapat segera membantu ibu membuat roti untuk Hoseok hyung."
"Mnn."
Ketika mereka tengah asik merangkai bunga, Ibu Jung tiba-tiba datang. Meminta ijin untuk pergi sebentar membeli beberapa obat dan madu untuk Hoseok hyungnya. Jimin dan Victor dengan senang hati menunggu toko jika ada pelanggan.
Karena sang ayah sedang ada di Seoul untuk mengecek persediaan bibit bunga yang akan mereka tanam beberapa hari kedepan.
Setelah mereka menyelesaikan pekerjaan mereka, Victor pamit untuk ke kamar sang hyung sebentar mengecek keadaan sang hyung kesayangannya. Dilihat Hoseok masih tertidur pulas. Victor mengerutu pelan pada sang hyung.
"Ini semua karena hyung memaksakan diri untuk melembur pekerjaan semalam. Kalau saja hyung beristirahat cukup, hyung tidak akan sakit. Dasar hyung keras kepala."
Setidaknya dia bersyukur karena demam hyungnya sudah reda. Victor lalu keluar dari kamar itu dan menghampiri Jimin yang tengah Menyusun buket kecil itu di dalam kardus karena akan segera dikirimkan.
"Sudah selesai Jim?" Jimin mengangguk mantap.
"Aku sudah meminta para pegawai menjaga toko saat kita tak ada. Ayo segera ke toko." Jimin mengikuti Victor di belakangnya.
Hari ini berencana membuat roti kroisan dengan isi sayuran dan daging cincang. Bibi Park dengan senang hati membuatkan beberapa roti itu untuk sang keponakan.
Jimin terlihat sedang sibuk memotong-motong sayuran dan daging, sedangkan Victor sibuk memakan tomat ceri yang sudah Jimin siapkan untuk dirinya. Itu karena Jimin meminta Victor untuk diam menonton saja daripada membantunya memotong sayuran.
Karena bukan hanya sayur yang akan terpotong, tapi juga jari Victor. Itulah mengapa Victor hanya melihat-lihat saja.
"Vi, bawakan wortel itu dan cuci bersih." Pinta Jimin pada Victor.
Setelah semua bahan terpotong semua, bibi Park langsung saja memasaknya sebagai bahan isian kroisan. Jimin dan Victor tampak tergoda dengan masakan buatan bibi Park.
"Sekarang masukkan pada adonan setelah itu letakkan di Loyang dan siap dipanggang." Victor dan Jimin tmpak antusias dengan pekerjaan membuat roti itu. Dalam diam mereka berdua membuat roti , dari mulai bentuk bulat hingga lonjong mereka bentuk. Bibi Park yang melihatnya hanya bisa terkekh pelan.
"Dasar anak-anak. Apa kalian sudah selesai?" Dengan kompak mereka berdua menjawab 'iya'. Dipanggangnya roti itu selama 20 menit. Sembari menunggu rotinya matang, Jimin dan Victor asik makan kue di kursi pelanggan dan mengobrol sejenak.
"Anak-anak, roti sudah matang." Mereka berdua bergegas menuju dapur. Jimin dan Victor tampak sangat sedang karena roti buatan mereka akhirnya jadi.
"Bi, boleh Victor coba?" bibi Park mengangguk mengijinkan. Dibelahnya roti itu menjadi dua oleh bibi Park dan langsung saja di comot oleh Jimin da Victor.
"Hati-hati masih panas." Mereka berdua mengangguk dan menium potongan roti itu perlahan. Victor mencoba satu gigitan besar. Jimin menunggu reaksi Victor.
"Waahhh.. enak. Ini sangat enak Jim." Jimin yang mendengar itu langsung saja menggigit roti miliknya.
"Wahh.. sangat enak. Ibu, rotinya sanat enakkk.." Bibi Park terkekeh mendengarnya.
"Makan pelan-pelan. Setelah itu, taroh roti-roti itu ke keranjang dan berikan pada Hoseok hyung mumpung masih hangat." Mereka berdua mengangguk pelan.
Roti-roti itu dimasukkan dalam keranjang dan dibawanya kembali ke toko. Dilihatnya ada mobil hitam terparkir di depan toko. Jimin dan Victor berpikiran mungkin itu pelanggan baru.
"Rotinya aku antarkan pada Hoseok hyung dulu ya Jim. Tolong layani pelanggannya, barangkali butuh sesuatu." Jimin mengangguk pelan.
Diantarkannya roti itu pada Hoseok yang ternyata sudah terbangun entah sejak kapan. Dihampirinya Hoseok yang sedang sibuk dengan ponselnya itu.
"Hoseok hyung, Victor membawakan roti hangat. Ini buatan Victor dan Jimin." Hoseok segera mematikan ponselnya dan memandang sang adik.
"Terimakasih Vi. Roti apa ini?"
"Roti kroisan isi. Cobalah hyung. Ini sangat enak." Hoseok terkekeh dengan antusias sang adik. Diambilnya roti itu satu dan digigit pelan.
"Waahh, kau benar Vi. Ini sangat enak, hyung merasa langsung baikan. Kepala hyung jadi tak sakit lagi." Victor terkekeh dengan reaksi hyungnya yang berlebihan itu.
"Jangan berlebihan seperti itu hyung. Victor jadi malu.." Hoseok tersenyum lebar di sela-sela mengunyahnya.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka paksa, dan orang yang melakukannya adalah Jimin. Dengan raut wajah yang sulit ditebak.
"Vi, orang itu kemari. Mencarimu."
.
..
.
.
Sampai jumpa lagi Good Reader^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I want (Complete)
Short Story"Pulanglah bersamaku, Tae." Kim Namjoon. "Aku menemukan diriku disini, hyung." Taehyung. "Terimakasih untuk tetap tinggal, Vi " Hoseok Namjoon itu kakak yang baik, hanya saja dia tak tahu bagaimana memberikan rasa perhatiannya pada sang adik. ...