8..

3.9K 475 15
                                    

Selama dua hari ini Taehyung terkulai di ranjang kamarnya. Demamnya cukup tinggi dan setiap kali makan masuk ke mulutnya pada akhirnya dimuntahkan lagi.

Ibu Kim bingung harus bagaimana lagi. Cemas karena tidak biasanya si anak bungsu seperti itu.

Tuan Kim yang melihat istrinya cemas pun juga bingung. Dia sudah menghubungi Seokjin dan sampai detik ini dia belum juga sampai.

Taehyung sudah terkulai lemas di ranjangnya. Bahkan untuk bergerak sedikit pun badannya terasa remuk. Dia hanya bisa melihat langit-langit kamarnya.

Tak menghiraukan ayah ibu nya yang duduk di samping ranjangnya. Perut dan badannya sudah cukup menyiksanya. Dia tak ingin memikirkan hal lain.

Derap kaki terdengar jelas menuju kamar Taehyung. Dibukanya pintu itu asal. Pasangan Kim yang melihatnya terheran.

"Bagaimana keadaan Taehyung? "

" Namjoon? Bukankah kau sedang dikampus? "

" Maaf Yah. Aku mengkhawatirkan Taehyung, urusan kampus sudah selesai "

Namjoon mengampiri sang adik yang masih setiap melihat langit-langit atapnya.

" Tae? Bagaimana keadaanmu? " tanya Namjoon selembut mungkin. Taehyung yang merasa di panggil pun melirik sang kakak sejenak.

Tersenyum tipis sebagai tanda jika dia baik-baik saja.

" Demam mu belum turun Tae" ucap Namjoon sembari menyentuh dahi sang adik dengan telapak tangannya

"Ayah sudah menghubungi Seokjin lagi tapi sampai detik ini dia belum juga datang"

*Cklek

"Maaf saya terlambat tuan Kim"

Ucap seseorang yang mereka kenal dengan baik. Itulah Seokjin.  Dengan segera dia menuju ranjang Taehyung dan mulai mengecek setiap tubuh Taehyung yang sudah dianggapmya adik sendiri.

"Apa ini sakit Tae? "

" Akhh.. " ringisnya saat Seokjin menekan bagian perutnya.

" S-sakit hyung. H-hentikan...  Akhh.. " ringisnya lagi meminta Seokjin berhenti menekan area perutnya.

Seokjin pun tak lagi menekan perut Tae.

" Bagaimana Jin? " tanya Ibu Kim. Seokjin menarik napas dan membuangnya sejenak.

" Tidak baik Nyonya. Saya rasa perut Taehyung mengalami infeksi di dalam. Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk penanganan segera"

"Jangan.... Jangan rumah sakit" ucap Taehyung lirih yang mampu didengar semua orang diruangan itu.

"Jangan membantah Tae. " ucap tegas sang ayah.

Taehyung yang mendengar suara tegas sang ayah terdiam dengan mata yang mulai berkaca.

Namjoon dengan segera menenangkan sang adik diikuti dengan sang ibu disampingnya.

" Kita harus ke rumah sakit Tae. Ini akan parah jika tak mendapat penanganan " ucap Namjoon

" Iya sayang..  Taetae bisa menahan sebentar kan. Setelah selesai kita akan langsung pulang" sang ibu ikut merayunya.

"T-tidak..  Taehyung tak ingin ke rumah sakit. Taetae ingin dirumah saja..  Hiks... Hiks.. " Taehyung mulai menangis.

Sang ibu gelagapan melihat sang anak menangis dengan segera memeluknya pelan.

"Tidak ada penolakan. Daftarkan Taehyung untuk segera dirawat, aku tak ingin dia bertambah parah" ucap ayah Kim kembali.

"Hiks.. Ibu... Tae tidak mau ke rumah sakit..  Hiks..  Hiks.."

Taehyung meronta dipelukan sang ibu. Sang ibu yang kesulitan pun dibantu Namjoon.

" Bagaimana ini? Taehyung tak ingin ke rumah sakit, sayang " ucap Ibu Kim pada suaminya.

Tuan Kim yang melihat Namjoon kesulitan menangani adiknya yang tengah meronta kuat itu membuat pilihan.

" Berikan suntikan penenang dan segera bawa ke rumah sakit. "

.

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang