46

1.8K 253 0
                                    


Thor balik lagi..

.

.

udah lama banget ternyata Thor gak up..

karena ada banyak urusan yang harus diselesaikan makanya Thor baru bisa up sekarang..

.

.

.Langsung aja

.

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

Setelah kejadian itu, Hoseok dan keluarga Jung sebisa mungkin bergantian menjaga Victor. Bahkan tak jarang keluarga Park juga ikut membantu. Maklum saja, mereka sudah seperti keluarga. Hari ini Hoseok terpaksa harus meninggalkan adiknya untuk satu hari penuh karena rapat diluar kota.

Victor yang awalnya susah untuk ditinggal, dengan iming-iming Park Jimin untuk mengajaknya ke taman kota dan perpustakaan pusat membuat Victor akhirnya luluh.

Mereka semua bersyukur karena Victor memiliki ingatan yang buruk dengan begitu ia tak banyak megingat kejadian yang beberapa hari lalu sempat geger. Sudah hampir seminggu Victor di rumah sakit. Meskipun Victor merasa membaik dan ingin segera kembali ke rumah dan mengurus taman bunganya, Hoseok tetap tak memperbolehkannya.

Hoseok berpesan pada Jimin untuk menjaga adiknya kala ia tak bisa bersamanya. Hoseok yang sudah sejak pagi pergi dan menyisakan Jimin dan Victor berdua di ruang rawat itu mulai mati kebosanan.

"Chim, aku ingin keluar. Aku bosan." Jimin yang sedang sibuk dengan ponselnya menatap Victor dan melirik jam di dinding ruang rawat itu. Hari menunjukkan pukul 9.

"Baiklah, tapi hanya sebentar." Ijinnya.

"Aku ijin pada dokter Kang dulu. Tunggu disini." Victor mengangguk singkat.

Jimin segera menemui dokter Kang di ruangannya dan meninggalkkan Victor sendirian.

*Cklek

Seseorang membuka pintu kamar tersebut setelah Jimin keluar.

"Cepat sekali...Chim....?" Victor yang mengira pintu itu terbuka oleh Jimin ternyata salah. Kedua pemuda itu sama-sama terdiam.

"Emm...Tuan? a-apa ada salah kamar?" tanya Victor dengan ragu karena pemuda tersebut masih berdiri di posisinya sembari terus menatapnya dengan lekat.

"Tidak. Aku tidak salah kamar, Victor-sshi." Victor mengernyitkan dahinya heran dengan pemuda yang mulai berjalan kearahnya.

Victor buruk sekali dalam mengingat wajah seseorang. Ia pikir, pemuda ini mengenalnya tpi tidak dengannya.

"Maaf tuan, ada perlu apa anda kemari? Apa anda salah satu teman dari Hoseok hyung?" pikir Victor. Pemuda itu mendudukkan tubuhnya di kursi sisi ranjang Victor. Ia mengangguk pelan kemudian menatap tangan Victor yang sudah terlepas dari infus.

"Ya, hyung adalah teman Hoseok hyung. Nama hyung Kim Namjoon, Victor-sshi." Ucap pemuda yang ternyata adalah Namjoon.

"Tolong jangan terlalu formal pada saya Tuan, panggil saya Victor saja." Victor merasa tidak enak pada pemuda yang menurutnya lebih tua dari umurnya. Namjoon mengangguk singkat.

"Kalau begitu panggil hyung saja, jangan tuan. Aku masih muda." Pinta Namjoon sembari tersenyum lembut pada Victor.

Namjoon hampir lupa dengan buah tangan yang ia bawa dari rumah. Dia pergi ke Jeju tanpa sepengetahuan orangtuanya. Kantong kertas yang berisi buku dan beberapa cemilan ia letakkan di nakas samping ranjang.

"Hyung membawakan oleh-oleh dari Seoul. Semoga kau menyukainya."

"Ah, terimakasih banyak Namjoon hyung. Maaf jadi repot." Namjoon menggeleng, hatinya merasa sangat hangat mendengar Taehyungnya memanggil namanya. Sudah lama sekali ia tak mendengar panggilan itu. Rasanya ingin sekali menangis dan memeluknya sekarang juga.

"Apapun untukmu Tae.."lirihnya yang tak dapat Victor dengar.

"Apa hyung disini untuk bertemu dengan Hoseok hyung? Hoseok hyung sedang pergi ke luar kota." Jelasnya.

"Tidak, hyung kemari ingin bertemu denganmu. Tak apa kan?" Victor mengangguk pelan.

*Cklek

"Vi, dokter Kang mengijinkan kita pergi ke ta..man. Tuan Kim?" Jimin cukup terkejut dengan pemandangan di depannya. Kim Namjoon benar-benar menepati janjinya untuk kembali ke sini dan menjenguk yang katanya Victor adalah adiknya. Namjoon menyapa Jimin singkat dan di balas singkay oleh Jimin.

"Kau kenal dengan Namjoon hyung, Chim?"

"Namjoon hyung? Ah, iya. Bertemu beberapa hari yang lalu." Liriknya pada Namjoon, sengaja menyindirnya. Namjoon sendiri hanya bisa tersenyum mendengar tuturan Jimin.

"Karena kau sedang ada tamu, kita tunda ke tamannya ya Vi." Victor dengan cepat menolak.

"Tidak, tetap ke taman Chim. Namjoon hyung juga bisa ikut kita ke sana. Dia membawakan kita banyak cemilan." Tunjuknya pada kantong di nakasnya. Jimin hanya bisa menghela napas.

"Baiklah."

.

.

.

.

.


I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang