33

2.2K 288 7
                                    


Thor balik lagi...

.

.

Apa Good Reader dah kangen sama ni cerita?

/

/

tanpa perlu basa basi lagi..

.

.

Happy readeing Good Reader^^

.

.

Hari ini banyak hal yang dilakukan Victor dan Jimin. Dari mulai menganggu bibi Park yang sedang mengemas biscuit, membantu keluarga Jung di toko bunga dan belajar bersama. Jujur saja Victor sangat menyukainya.

Dari semua kegiatan yang ia lakukan bersama Jimin, membaca buku adalah kegiatan yang sangat ia sukai akhir-akhir ini. Victor bahkan membawa kemana-mana buku yang ia baca itu, sampai-sampai Jimin seringkali diabaikan.

"Vi, dari hari-hari kemarin kau terus membaca buku itu. Apa tidak bosan? Kau kan baru saja menyelesaikan bagian terakhirnya kemarin."

Tanya Jimin yang sibuk memilih bunga di kebun keluarga Jung sedangkan Victor duduk tenang digazebo sembari membaca buku. Melihat Victor yang tak menjawab pertanyaannya, Jimin akhirnya mendekati Victor dan melihat alat dengarnya yang dilepas dan diletakkan di samping gunting potong.

Disenggolnya bahu Victor yang membuatnya memutus atensi pada bukunya. Terlihat jelas Victor merasa kesal dengan Jimin yang menganggu acara membacanya. Pipinya mengembung lucu sembari menggerutu tak jelas pada Jimin.

"Ada apa Jim?" tanyanya. Jimin meletakkan jarinya pada lubang telinga kanannya, untuk memberitahukan kalau Victor belum memasang alat dengarnya.

"Ah.. Ada apa Jim? Kau menganggu acara membacaku. Kau sudah selesai memotong bunga mataharinya?" omel Victor yang sudah memasang alat bantu dengarnya.

"Sudah selesai dari tadi. Ayo kembali."

Mereka berdua kembali masuk ke toko dan mendapati sang ibu tengah sibuk menelpon. Hari ini pesanan buket bunga memang sedang banyak. Katanya ada beberapa pernikahan dan peresmian perusahaan yang membutuhkan buket bunga keluarga Jung.

"Ibu?" Panggilan Victor membuat sang ibu tersenyum lembut pada dirinya.

"Hari ini sangat sibuk ya Vi" ucapan Jimin dibalas anggukan ringan olehnya. Mereka berdua langsung menuju sisi toko untuk meletakkan bunga-bunga yang baru saja mereka potong.

"Victor sayang, bisa kau bantu ibu sebentar?" pinta ibu pada Victor.

"Ada apa bu? Victor dan Jimin akan siap membantu. Hehehe.." cengiran polos Victor membuat sang ibu mengelus surainya pelan.

"Bisa kau belikan beberapa kertas untuk bahan buket? Ibu tak bisa meninggalkan toko karena ada beberapa pesanan yang harus ibu selesaikan. Emm... Jimin bisa menyetir mobil kan?" Jimin tampak mengangguk pelan.

"Iya bu, Victor bisa membelikannya. Ibu butuh berapa?" Ibu Jung menyerahkan dompet kecil yang berisi kartu dan catatan kecil.

"Semua ada di dompet kecil itu, sayang. Kau tahu toko tempat membeli bahannya kan? Toko yang biasa kita kunjungi. Ibu sudah menelpon bibi Jeon disana. Oh iya, untuk Jimin, mobilnya Ibu parkir di samping toko. Hati-hati saat mengemudinya ya. Terimakasih banyak sayang." Dikecupnya dahi Victor dan Jimin bergantian.

Selama perjalanan menuju toko bahan yang tak jauh dari pusat kota, Victor terus saja menggenggam sabuk pengamannya sembari merapalkan doa-doa. Jimin yang meelihatnya hanya terheran-heran.

"Jangan tegang seperti itu Vi. Aku sudah mendapat ijin untuk mengendarai mobil 1 tahun yang lalu. Jangan takut. Aku tak akan menurunkanmu dijalan, apalagi menggiringmu ke jurang." Canda Jimin yang membuat Victor kesal.

Sesampai di toko itu, terlihat Bibi Jeon sedang menerima pelanggan. Bibi Jeon yang melihat Jimin dan Victor mengangguk pelan dan meminta mereka untuk menunggu sebentar.

"Ibu, pesanan ini untuk toko mana?" tanya seorang pemuda dengan tinggi yang proporsional.

"Itu untuk pesanan teman ibu. Letakkan disudut toko saja." Seorang pemuda itu mengangguk pelan dan meletakkan gulungan kertas itu ke sudut toko.

"Victor.. Jimin, kemarilah" panggilan bibi Jeon membuat pemuda itu mendongakkan kepalanya cepat dan melihat dua pemuda yang tentu ia kenal baik.

"Vi hyung, Jimin hyung.. wahhh, kalian tumben sekali datang." Ucap pemuda itu dengan antusias.

"Hai Jungkookie, membantu ibu lagi hmm?" goda Jimin.

"Hari ini weekend hyung. Makanya aku ke toko. Vi hyung, kali ini hyung ingin membeli apa?" tanya pemuda yang bernama Jungkook itu.

"Beli kertas, Kook. Toko sedang banyak pesanan dan ibu tidak bisa kemari, jadi Victor mengambilnya bersama Jimin."

"Kau kemari naik bis hyung?" tanya Jungkook yang dibalas dengan gelengan. "Lalu?"

"Mobil, Jimin yang menyetir." Jungkook tampak terkejut mendengar tuturan hyungnya itu.

"Aku sudah mendapat ijin mengemudi, jangan menatapku seperti itu." Jungkook memutar matanya malas.

Setelah semua bahan yang ibu Jung perlukan terbeli, Victor dan Jimin berpamitan dengan Bibi Jeon dan Jungkook. Diperjalanan Jimin tiba-tiba mendapat panggilan dari sang ibu, yang menyuruhnya untuk membeli beberapa coklat batangan di mall pusat. Jimin sempat menggerutu karena dia harus putar balik.

Sesampai di mall, Jimin tak lupa menggandeng Victor takut saudaranya itu tersesat. Sesampai di toko yang dituju, Jimin masuk sendiri karena Victor tak ingin menunggu diluar sembari melihat-lihat.

Terlihat Victor duduk tenang sembari melihat-lihat ruko dan keadaan mall yang cukup ramai orang berlalu-lalang. Sedari tadi tangannya pun sempat terus menyentuh alat pendengarnya yang entah mengapa tak terlalu nyaman ia gunakan.

"Aku ingin ke toilet." Gumamnya Victor yang lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan singkat untuk Jimin agar ia tak kesusahan mencarinya.

"Telingaku terasa aneh. Apa alatnya perlu diganti lagi?" gumamnya lagi

.

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang