32

2.4K 314 14
                                    


Akhirnya Thoor bisa lanjut ni cerita setelah beberapa saat sempet blank..

.

.

tanpa perlu basa basi langsung saja

.

.

.

Happy reading Good Reader^^

.

.

.

Hari ini setelah Seokjin kembali ke Seoul, dia berniat bertemu dengan Namjoon. Dia terlalu penasaran sekaligus khawatir tentang Taehyung yang sampai sekarang ini belum juga diketemukan. Padahal ini sudah lebih dari setengah tahun sejak Taehyung menghilang tanpa jejak.

"Tumben ingin bertemu disini hyung. Ada apa?"

Namjoon yang baru saja kembali dari mengantar sang ibu pulang dari rumah sakit langsung duduk didepan dokter keluarganya itu.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu Joon. Mengenai Taehyung." Namjoon mengernyit heran.

"Apa kau sudah mendapat kabar dari pencarian Taehyung selama ini Joon?" Namjoon menggeleng dalam diamnya. Seokjin menghela napasnya.

"Beberapa minggu lalu kau tau kan, aku dialih tugaskan ke Jeju. Beberapa hari yang lalu entah benar atau hanya perasaanku saja aku melihat Taehyung di rumah sakit Jeju." Namjoon terkejut bukan main dengan ucapan Seokjin.

"Apa benar hyung? Kau tidak bercanda kan hyung? Mengapa tidak kau kejar dan membawanya pulang hyung?" Seokjin menggeleng pelan.

"Justru itu masalahnya Joon. Aku kehilangan jejaknya. Aku juga ragu apa itu Taehyung kita atau hanya orang yang mirip dengan Taehyung." Seketika Namjoon meluruh mendengar kenyataannya. Padahal jika benar itu Taehyung nya, dia akan sangat bersyukur akan hal itu.

"Tapi Joon, apa kau tak merasa aneh? Maksudku tentang pencarian Taehyung selama ini."

"Maksud hyung?" Namjoon masih tak mengerti.

"Maksudku, Taehyung sudah menghilang selama lebih dari setengah tahun. Tuan Kim sudah mengerahkan semuausahanya demi untuk menemukan Taehyung. Tapi sampai sekarang bahkan jejaknya tak pernah ada kelanjutannya selain berhenti di rumah sakit saat kau sakit dulu. Tidakkah ini aneh?" ucap Seokjin yang membuat Namjoon ikut berpikir akan keganjilan itu.

Memang benar yang dikatakan Seokjin, Namjoon juga menyetujuinya. Selama lebih dari setengah tahun pencarian Taehyung. Selama itu juga tak ada kelanjutan yang jelas. Namjoon juga penasaran. Padahal sang ayah sudah mengerahkan semua hal yang bisa membantu menemukan Taehyung. Tapi kenyataannya sampai sekarang Taehyung belum juga ditemukan.

"Hyung, apa kita coba mengecek kesana lagi? Maksudku pertama kali kau bertemu dengan Taehyung." Seokjin merasa ragu dengan saran Namjoon.

"Tapi jika itu bukan Taehyung bagaimana, Joon? Aku hanya tak ingin menghancurkan harapanmu Joon."

"Kita tak akan tahu jika tak mencari tahunya sendiri hyung. Lebih baik tahu kenyataannya daripada harus berharap tanpa arah yang past hyung." Seokjin menghela napas mendengar tuturan Namjoon yang terdengar sedikit keras kepala itu.

"Baiklah. Lusa kita berangkat."

.....

Pagi ini Victor dan Jimin sibuk membantu bibi Park membuat kue coklat. Mereka berdua sibuk bertengkar daripada membantu sang bibi. Bahkan tepung yang menjadi bahan membuat kue malah dijadikan mereka mainan oleh mereka dan alhasil dapur penuh dengan tepung dimana-mana.

"Jimin ajak Victor mandi. Kalian penuh tepung, sayang." Mereka berdua hanya nyengir kuda tanpa dosa lalu pergi dari dapur itu. Hebatnya bibi Park sama sekali tak mempermasalahkannya apalagi marah dengan kedua malaikat kecilnya itu.

"Jim, malam ini tidur dirumah Victor ya?" Jimin dengan cepat mengangguk dengan senang hati.

"Tapi besok harus bangun pagi y Vi. Besok kita ada sekolah" Victor mengangguk pelan.

Setelah mereka selesai dengan acara bersih-bersih badan. Mereka menengok apa yang sedang dilakukan sang ibu. Dilihatnya sang ibu tengah menghias kue yang ternyata sudah hampir jadi itu.

"Wah.. cantik, bibi Park pintar sekali membuatnya. Pasti kuenya sangat enak." puji Victor dengan polos. Bibi Park yang mendengarnya hanya terkekeh pelan.

"Jimin, teh melati kita habis. Bisa kau mintakan pada bibi Jung?"Jimin mengangguk dan pergi ke toko orangtua Victor. Victor sendiri memilih melihat sang bibi yang tengah menghias kue coklat mininya itu.

"Bibi, ini terlalu canti. Sayang jika dimakan. Hehehe.."

"Tapi kau suka kan Vi?" Victor dengan cepat mengangguk antusias.

"Suka, tapi Victor lebih suka kue strawberi buatan bibi yang sering dibawakan Hoseok hyung kerumah. Rasanya enak sekali. Buah strawberry nya juga banyak. Victor suka. Kata ibu, Victor harus banyak makan buah biar sehat." Jelasnya dengan polos.

"Tentu sayang. Victor harus banyak makan buah agar sehat. Lain kali kita buat salad strawberry ya." Ajakan bibi Park disambut antusias oleh Victor. Tak perlu menunggu lama Jimin akhirnya kembali dengan membawa kantung kain ukuran sedang berisikan teh melati.

"Ini bu." Ucap Jimin sembari menyerahkan kantung teh itu.

"Tolong kau seduhkan di teko biasanya ya Jim. Sebentar lagi ibu selesai dengan ini." Jimin tanpa banyak protes menyeduh teh itu.

Victor dalam diamnya memperhatikan gerak gerik Jimin membuat teh untuk mereka. Maklum, ini sudah sore. Waktunya minum teh dan makan kue buatan sendiri, maksudnya buatan bibi Parknya.

Setelah semua dirasa selesai, Jimin dan Victor membawa kue dan teh mereka ke taman samping toko keluarga Park. Dimakannya kue itu dengan antusias bersama dengan bibi Park. Tanpa henti Jimin dan Victor terus memuji rasa dan kehebatan ibu Park dalam membuat kue itu.

"Jangan makan terlalu banyak. Ingat kalian belum makan malam." Jimin dan Victor mengangguk kompak.

"Bibi, Jimin nanti tidur bersama Victor ya?" pinta Victor yang dibalas anggukan pelan oleh bibinya.

"Tapi ingat. Besok kalian harus sekolah. Jadi, jangan lupa bangun pagi."

"Siap kapten." Ucap mereka berdua yang membuat bibi Park dan mereka tertawa renyah di sore hari itu.

.

.

.

..

Sampai Jumpa Good Reader^^

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang