35

2.4K 327 11
                                    


Hushhhh... Thor up lagi.. 

.

.

.

Karena dirasa kurang, makanya Thor up.. hehehe..

..

.


Happy Reading Good Reader^^

.

.

Setelah kejadian Victor di mall kemarin siang, Jimin menjadi lebih protektif terhadap Victor. Dia akan terus mengawasi singa kecilnya dan akan mengikutinya kemana pun ia pergi. Victor bahkan merasa risih setiap kali Jimin terus cerewet menanyakan pertanyaan yang tak perlu ia jawab itu.

Memang kejadian itu belum ia ceritakan pada Hoseok hyungnya, mengingat beberapa hari ini Hoseok suka sekali pulang malam karena melembur di perusahaan. Itulah mengapa Victor belum menceritakannya.

Tapi beruntungnya alat pendengar yang baru sudah terpasang kembali di telinganya. Dan tentu saja itu berkat Victor yang terpaksa harus berbohong pada sang ibu kalau alat pendengarnya jatuh dan rusak karena terinjak seseorang.

Untung aja ibu Jung percaya-percaya saja dan memberikan stock alat pendengar Victor yang sengaja ia simpan untuk keadaan darurat seperti saat ini. Jimin yang tahu pun juga memilih bungkam karena Victor sendiri yang meminta dengan imbalan memperbolehkan Jimin untuk mengikutinya kemana-mana.

Hari ini Hoseok tidak biasanya pulang disaat makan malam. Victor tentu tak mempermasalahkannya. Setelah membersihkan diri Hoseok bergabung makan malam bersama dengan Victor dan orangtuanya. Hoseok yang duduk di samping Victor merasa aneh dengan alat pendengar milik adiknya itu.

"Bagaimana harimu akhir-akhir ini Vi?"

Pertanyaan Hoseok membuat Victor menghentikan acara mengunyahnya sejenak.

"Baik hyung. Victor banyak membantu ayah dan ibu di toko bersama Jimin. Akhir-akhir ini Jimin juga sering mengikuti seperti anak ayam." Ucap Victor dengan polos yang membuat Hoseok harus mengulas senyum manisnya.

"Lain kali berhati-hatilah saat bermain. Kau bahkan sampai harus mengganti alat pendengarmu. Apa telingamu baik-baik saja,hm?" untuk kesekian kalinya Victor bingung harus menjawab apa.

"Baik hyung. Hanya beberapa hari kemarin sedikit sakit. Mungkin karena alatnya terlalu kencang, tapi sekarang sudah tak apa." cengiran Victor membuat ayah dan Ibu Jung ikut tersenyum.

"Aku baru sadar, adik hyung ini sangat tampan. Bahkan hyung saja kalah. Hahaha" godaan Hoseok membuat telinga Victor memerah karena malu. Di ruang makan tersebut terlihat ramai dengan banyaknya canda tawa oleh anggota keluarga itu.

Setelah semua kegiatan keluarga dilakukan waktunya untuk beristirahat. Victor yang berniat tidur dengan Hoseok mengetuk pintu kamar sang hyung. Hoseok mempersilahkannya masuk dan menyuruhnya untuk tidur lebih dulu karena sang hyung masih harus menyelesaikan beberapa hal.

"Hyung, apa sudah selesai?" ia masih terjaga dan belum berniat untuk tidur.

"Sebentar lagi, sayang. Kau tidurlah dulu. Hyung akan menyusulmu nanti." Jawabnya tanpa menoleh pada adiknya karena fokus pada laptop.

"Tidak. Victor ingin mengobrol dengan hyung di kasur, sebelum tidur. Victor bisa menunggu kok. Jadi Hoseok hyung tak perlu terburu-buru."Ucapan Victor membuat Hoseok melihat jam pada layar ponselnya. Sudah pukul 11 malam dan adiknya belum tidur. Padahal besok Victor harus pergi ke sekolah.

Hoseok menghela napas pelan dan menutup laptopnya asal. Merapikan kertas-kertas dokumen yang berserakan di mejanya dan pergi ke kasurnya untuk menemani sang adik.

"Hyung sudah selesai?" Hoseok mengangguk pelan.

"Tidurlah, besok kau harus ke sekolah Vi." Ucap Hoseok sembari membenarkan selimut Victor yang tersibak dan berantakan itu.

"Hyung, Victor ingin cerita sesuatu." Hoseok memandang intens sang adik, seolah bersiap untuk mendengarrkan cerita panjang lebar dari sang adik.

"Soal alat pendengaran yang Victor ganti. Emm... Kemarin saat di mall, Victor dan Jimin bertemu dengan orang aneh hyung. Dia bertingkah aneh, tapi Victor tak dapat mendengar jelas ucapannya karena alat pendengar Victor masih dibawa orang itu. Victor berniat untuk mengambilnya tapi Jimin terlanjur menyeret Victor." Mendengar cerita sang adik, Hoseok menjadi penasaran sekaligus curiga.

"Memang apa yang orang itu lakukan padamu, sampai Jimin menyeretmu pulang Vi?" tanyanya

"Orang itu meremat kuat lengan Victor, rasanya sangat sakit hyung. Orang itu benar-benar terlihat seperti orang gila. Bahkan orang itu terus-terusan memanggil Victor dengan nama 'Tae...hyun?' 'Tae..hyung'. Ah, Taehyung. Orang itu terus memanggil nama itu hyung. Victor sudah memberitahunya kalau Victor bukan 'Taehyung' yang ia maksud tapi orang itu tak mau tahu dan terus memaksa Victor. Itu sebabnya Jimin menjadi marah dan menyeret Victor. Victor jadi tak sempat meminta kembali alat pendengarnya." Hoseok terdiam, tenggelam dalam pikirannya.

"Hyung? Hoseok hyung!" panggil Victor.

"Ah, iya. Ada apa? ah, maafkan hyung Vi." Ucap Hoseok sembari memijat pangkal hidungnya.

"Hyung kecapekan? Ayo tidur hyung. Victor tak ingin Hoseok hyung sakit." Victor lalu mengeratkan pelukannya pada sang hyung.

"Iya, selamat tidur hyung."

"Selamat tidur, Victor. Jung Victor, adikku."

.

.

.


.

Kalau ini beneran, Sampai Jumpa^^

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang