44

2K 278 16
                                    


Okk.. bener-bener triple ini

.

.


.

.

.Happy Reading Good Reader^^

.

.

.


"Kami merawatnya dengan baik. Mohon anda jangan asal berbicara nyonya." Ucap Jimin menahan kekesalannya.

"Hoseok-ah.." panggil Ibu Jung pada putranya.

"Kita...bagaimana?" ibu Jung terlihat cemas namun juga sedih, begitu juga dengan ayah Jung.

Hoseok yang melihatnya begitu tak tega. Tanpa diucap pun Hoseok sadar bagaimana ketidakrelaan keluarganya itu melepas Victor.

"Kurasa mau tidak mau saya harus menceritakan hal sebenarnya." Akhirnya Hoseok membuat sebuah keputusan. Keluarga Jung tak bisa berbuat banyak pada akhirnya.

"Kuharap anda sekalian mendengarkan cerita saya."

"Bermula dari malam itu. Terjadi sebuah kecelakaan dan korbannya adalah pemuda yang sedang tertidur ini. Tanpa sengaja ayah saya menambraknya saat hendak pulang dari mengantar pesanan bunga. Victor dulu keadaannya sangat parah. Darah keluar sangat banyak dikepala, dan untunglah ayah saya cepat memanggil ambulan dan dengan cepat Victor kami di tangani."

"Saya kurang tahu pasti mengapa Victor tiba-tiba di tengah jalan pada saat malam hari. Dia berpenampilan sangat kacau dan tanpa alas kaki." Ayah Jung menambahkan.

"Ah, iya. Alas kaki. Kakinya lecet sana-sini dan begitu menyedihkan. Kami menanggung semuanya sebagai tanggungjawab kami untuk menebus kesalahan."

"Malam itu? Ayah, apa saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit?" tanya Namjoon tiba-tiba. Tuan dan Ibu Kim seketika teringat kejadian dimana mereka mengusir putra bungsu mereka. Mereka bahkan sama sekali tak menghiraukan keadaan Taehyung yang dulu dengan segera menuju rumah sakit dengan keadaan berantakan. Hoseok terdiam sejenak melihat raut wajah keluarga Kim yang membuatnya curiga.

"Victor terkena amnesia jangka pendek dan gangguan telinga di kedua telinganya akibat benturan keras saat kecelakaan." Ucap Hoseok tiba-tiba yang membuat keluarga Kim kembali terkejut.

"Bagaimana bisaa..." ucap Ibu Kim tak percaya.

"Seperti itulah kenyataannya." Timpal Hoseok

" Anda sekalian sampai disini paham, bukan? Kami bertanggungjawab penuh atas Victor kami. Bahkan dokumen-dokumennya Victor sudah sangat jelas dan terbukti."

"Tidak. Anda pasti mengada-ada." Ucap Tuan Kim masih kekeh.

"Ayah, sudah hentikan."

"Apa yang harus dihentika Namjoon-ah? Dia adikmu. Dia putraku. Keluarga kita, kita harus mengambilnya kembali." Wajah Tuan Kim sudah merah padam.

"Tuan Kim, jika boleh saya bertanya pada anda. Apakah tempramen anda seburuk ini? Maksud saya kepada anak anda. Saya khawatir, apakah jika Victor kami dikehidupannya dulu juga sering diberlakukan seperti 'ini'?" pertanyaan Hosoek membuat tuan Kim terdiam. Hoseok tersenyum tipis melihat reaksi tuan Kim.

"Mungkin, tuan Namjoon dapat menjelaskannya. Tak apa, tak perlu takut. Saya hanya ingin tahu kebenarannya. Karena saya tidak akan begitu saja menyerahkan Victor kami pada keluarga yang bertempramen buruk seperti ini." Ucapan Hoseok sungguh menusuk hati keluarga Kim. Namjoon hanya bisa terdiam karena nyatanya memang benar apa yang Hoseok ucapkan padanya.

"Tidak ingin ya. Baiklah. Tuan Kim dengan berat hati saya mempersilahkan anda dan keluarga anda untuk meninggalkan tempat ini." Ucap Hoseok dengan sopan.

"Saya sudah tahu segalanya, Tuan Kim. Karena seharusnya anda sadar siapa saya sebenarnya. Dengan berat hati, silahkan keluar dari tempat ini."

"Tidak. Saya harus membawa kembali putra saya." Tuan Kim menolak dengan tegas.

"Apa yang harus dibawa tuan? Victor adalah adik saya. Saya tak bisa melakukannya."

"Tapi, tuan Jung. Adik saya. Dia Kim Taehyung." Ucap Namjoon yang masih berusaha membujuk Hoseok.

"Maaf nak, seandainya tadi kau menceritakan yang sebenarnya."

"Akan saya ceritakan. Asal Taehyung kembali pada kami. Akan saya ceritakan." Hoseok menggeleng.

"Sudah terlambat. Maaf. Anda sekalian dapat pergi." Usir Hoseok dengan sopan.

"Tidak!" Namjoon tiba-tiba berteriak dan seketika ruangan itu hening.

"Taehyung adalah adikku dan dia harus pulang bersamaku. Aku sudah sangat putus asa saat mengetahui hilangnya dia. Karena aku, dia harus mengalami ini. Aku menyayangi tapi nyatanya aku sama sekali tak bisa melindunginya dari ayahku sendiri. Dia anak yang baik dan ceria. Dia bahkan sangat pintar tapi seolah usahanya tak dianggap oleh Ayah dan ibuku."

"Kim Namjoon! Apa yang kau katakan?!" teriak tuan Kim

"Apa yang aku katakan? Aku bicara tentang kebenaran yah. Tolong dengarkan aku, sebentar saja." Manik matanya sudah berkaca-kaca.

"Taehyung, Taehyung bahkan orang yang begitu bebas. Dia hidup dengan caranya sendiri, sampai-sampai tak segan ayah meletakkan tangannya pada tubuh Taehyung. Demi hyungnya yang pengecut, dia rela mendapat hukuman. Dia sangat suka membaca. Dia sangat gila dengan membaca, tapi ayah melarangnya membawa novel dan cerita yang menurutnya tak berguna dan selalu berakhir di perapian dan menjadi abu."

"Aku tak bisa mencegahkan. Aku hyung pengecut. Aku ingin menjadi kuat untuk Taehyung. Aku ingin Taehyung, adikku kembali. Aku ingin memulai hidup baru dengannya. Kumohon tuan Hoseok. Kumohon, ijinkan Taehyung pulang bersama saya." Entah sejak kapan air mata Namjoon membasahi pipinya. Ruangan itu masih hening setelah semua penjelasan panjang dari Namjoon.

"Maaf nak."

.

.


.

.

.

.

Sampai jumpa lagi Good reader^^


I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang