16.

2.9K 386 14
                                    

Happy reading, good reader

.

.

.

.

Jangan salahkan Taehyung yang menjadi sekarang ini. Dia hanya ingin melindungi apa yang menurutnya benar dan patut ia lindungi.

Memangnya apa yang salah dari membaca buku? Tidak ada kan?

Taehyung hanya suka akan hal itu. Tidak lebih dan tidak kurang. Lalu mengapa karena hal itu seolah ia telah melakukan suatu kesalahan yang besar?

Dimana letak salahnya? Dia sudah menjadi anak yang baik. Anak yang penurut. Anak yang sopan dan juga manis.

Dia sudah menjadi apa yang ayahnya inginkan. Tapi seolah perjuangannya tak pernah dilirik sang ayah sedikitpun. Dan justru hyungnya yang berada di mata sang ayah.

Memang Taehyung tak bisa menjadi seperti apa yang ayah Kim benar-benar inginkan. Karena Taehyung tahu dan sadar jika ia jauh berbeda dari hyungnya. Sangat-sangat jauh berbeda.

Lalu apa lantas sang ayah melakukan itu padanya? Taehyung hanya memiliki dunia yang berbeda dari sang hyung.

Tapi seolah-olah dunianya yang paling salah dimana Ayah Kim.

Ayah Kim tak pernah bisa menerima dunianya. Dunia tulis dan bukunya.

.

.

.

Hari ini Taehyung bergegas ke sekolah lagi. Wajahnya terlihat pucat dan sedikit sembab. Karena efek semalam yang membuatnya tersiksa hingga kesulitan untuknya beristirahat.

"Pagi bu" sapa Taehyung pada ibu Kim yang sibuk menyiapkan sarapan.

"Seperti biasa bu, tolong siapkan Taehyung bekal lagi ya"

Ucapan Taehyung membuat pergerakan sang ibu berhenti sejenak.  Yang lalu menatap sang suami singkat.

"Tentu sayang. Akan ibu buatkan yang enak untuk Taetae ibu. " cubitnya sang ibu gemas pada pipi Taehyung

" Terimakasih bu"

Taehyung lalu duduk dikursinya dan memakan sarapannya tanpa minat.

"Jangan dimakan jika hanya kau diamkan. " ucapan tegas sang ayah membuyarkan lamunannya.

" Maaf. "

" Ibu apa sudah siap? "

" Sudah sayang. Ini dia bekalmu" ibu pun menyodorkan kotak bekal Taehyung.

"Makan yang banyak ya nak. Kau tampak lebih kurus akhir-akhir ini. Apa kau baik-baik saja? "

Taehyung tersenyum tipis pada sang ibu. Bersyukur karena wajah pucatnya tak terlihat kentara di mata sang ibu.

" Tentu bu, Taehyung akan habiskan bekal yang ibu buatkan. Emm..  Taetae berangkat dulu. Sampai nanti "

" Tae. " panggilan sang ayah membuatnya terhenti sejenak. Diliriknya sang ayah sekilas. Dilihatnya sang ayah menyodorkan sebuah kartu kredit.

" Pakai itu. " ucap ayah Kim.

Taehyung terkekeh pelan melihat tingkah ayahnya.

" Tidak perlu yah. Hukuman Taehyung kan belum selesai. Aku masih bisa makan bekal ini. Terimakasih yah. Aku pergi dulu" setelah Taehyung membungkuk hormat, dia pun pergi.

Sang ibu Kim yang melihat kepergiannya hanya menghela nafas.

"Kau lihat anakmu itu? Dia begitu keras kepala. Sama seperti ibunya"

"Kau harusnya sadar jika yang paling keras kepala disini adalah dirimu" Ibu Kim pun pergi berlalu setelah jengah menghadapi sang suami.

.

.

.

"Tak ada yang ketinggalan kan? " gumamnya Taehyung pada dirinya sendiri.

" Tidak Tae. Obat sudah kau bawa. Buku juga sudah. Lalu... Kurasa sudah semuanya"

Taehyung pun berjalan ke kelasnya.

"Yoongi hyung. Nanti ke toko buku lagi ya! " teriak Taehyung di balik pintu kelas Yoongi.

Seketika seluruh antensi kelas tertuju pada Taehyung. Orang-orang dikelas itu sibuk menyapa Taehyung. Maklum, Taehyung memang cukup terkenal di sekolah.

" Iyaa..  Cepat kembali ke kelas. Bel sudah bunyi" perintah Yoongi.

"Sampai nanti hyung.. " Taehyung pun berlalu

.

.

.

Sepulangnya dari sekolah,  Yoongi menepati ajakan Taehyung. Yoongi tampak heran melihat Taehyung yang entah mengapa begitu ceria.

" Ingin membeli buku Tae? " Taehyung menggeleng

" Lalu.. "

" Ingin melihat-lihat saja hyung. Taetae kan gak ada uang" ucap Taehyung dengan polosnya.

Yoongi seketika menyesal sudah bertanya dengan Taehyung.

"Belum selesai? "

" Apanya hyung? "

" Hukumanmu"

"Tak apa hyung. Aku baik-baik saja. Lihat. " Yoongi mengangguk paham.

" Jika kau ingin. Hyung bisa membelikannya nanti.  Tak perlu sungkan. Aku juga hyungmu"

Taehyung terdiam mendengar ucapan Yoongi yang sudah berjalan didepan nya itu.

"Terimakasih hyung. " ucapnya dengan senyum merekah.

" Hmm."

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang