27

2.9K 353 33
                                    


Author balik lagi untuk menemani good reader di sabtu malam ini..

.

.

Syukurnya jari author dah membaik sampai nulis sebanyak ini..

.

Ini semua berkat doa dan perhatian good reader.. terimakasih good reader^^

.

.

Langsung aja ya, tanpa perlu basa-basi lagi.. maafkeun jika banyak typo yang beterbaran

.

.

Happy reading, Good reader

.

.

Hari itu setelah selesai makan malam dengan keluarga Jimin. Jimin dan Victor, maksudku lebih tepatnya Jimin mendapatkan hukuman dari Hoseok. Dia dihukum untuk mengantarkan pesanan bunga selama tiga hari tanpa digaji. Jimin jelas protes. Alasannya karena dia banyak tugas ditambah lagi uang Jimin sudah ludes demi Victor.

Tapi Hoseok tak mau ambil pusing masalah itu. Hoseok lebih kesal karena Jimin mengajarkan Victornya yang polo situ hal-hal yang berbau 'dewasa' itu. Itu benar-beanr membuatnya kesal.

"Hyung, kenapa hanya aku saja yang dihukum? Victor seharusnya jug dihukum. Dia sudah menghabiskan uangku lebih dari yang kau pikirkan hyung. Ini tidak adil" Jimin terus memohon pada Hoseok yang mereka berdua menjadi tontonan kedua keluarga mereka.

Ibu Jimin yang mengetahui hal itu hanya bisa menggeleng heran dengan tingkah sang anak. Sang ibu paham bagaimana jahilnya Jimin jika sudah berhubungan dengan Victor.

" Untuk masalah uang. Aku bisa menggantinya lebih dari uang yang dihabiskan Victor itu Jim. Tapi untuk kejahilanmu ini, hyung sudah kesal" jelas Hoseok yang hanya dibalas dengusan oleh Jimin.

"Jimin, besok Victor bantu mengantarkan bunga. Jadi tenang saja. Emm, Victor juga akan membantu mengemas dan menghiasnya. Jimin mau?"

Victor mencoba membujuk Jimin yang mengambek itu. Dengan sikap polos andalannya Jimin tentu saja kalah. Bukan hanya Jimin bahkan Ibu Park dan keluarga Jung yang berada disana menatap anak yang sudah lebih tinggi dari Jimin itu gemas.

"Kau lihat? Victor bahkan menawarkan jasa dan tenaganya. Jadi jangan menggerutu. Masih mending ku hukum tiga hari bukan seminggu atau sebulan." Ucap Hoseok lagi.

"Iya hyung iya" akhirnya Jimin pasrah dengan keputusan yang ia rasa masih tidak adil itu.

...........

"Jimin, hari ini ayo memetik bunga di kebun. Bunga poppy nya sudah mekar. Kata ibu ada pesanan dua buket" ajak Victor pada Jimin yang masih mengepak beberapa bunga segar di kardus. Jimin sempat mendengus lelah namun pada akhirnya dia mengikuti Victor di belakang.

Sudah dua hari Jimin membantu keluarga Jung untuk mengirim bunga dan hari ini adalah hari terakhir dia mendapatkan hukumannya. Jimin tertegun melihat banyak jenis bunga yang sudah bermekaran di kebun milik keluarga bibinya itu.

Sangat cantik. Kata itu yang patut untuk dikatakan. Entah mengapa Jimin merasa pekerjaan ini tak terlalu buruk juga untuk dilakukan. Dilihatnya Victor tengah memilih bunga-bunga yang sudah siap untuk di potong dan buket. Jimin tertegun melihat bagaimana saudaranya itu memilih dengan teliti bunga yang akan ia petik.

Jimin pun hanya terdiam di samping Victor, memilih memperhatikan dan menerima bunga yang Victor potong sembari melihat-lihat bunga disekitar. Dapat dilihat bunga mawar dengan banyak variasi warna dan jenis, ditambah lagi beberapa jenis krisan yang sudah siap petik.

"Apa setiap hari kau melakukan hal ini sendirian, Vi?" tanya Jimin

"Tidak, Victor dibantu ayah dan beberapa pegawai tapi kadang Victor sendirian jika ada pesanan yang harus Victor buat" jelasnya sembari memilah bunga. Jimin mengangguk.

"Kau juga mendapat pesanan bunga secara pribadi?" Victor mengangguk pelan.

"Iya, biasa untuk dipajang di kegiatan seni dan pameran. Kalau untuk kegiatan itu, pelanggan tetap biasanya tidak memilih jenis bunga jadi Victor yang memilihkannya" ucapnya lagi.

"Dan mereka menyukainya?" tanyanya Jimin lagi dan Victor mengangguk dengan semangat.

"Kau benar-benar sudah professional Vi." Puji Jimin.

"Victor ingin punya brand bunga sendiri di masa depan. Seperti Jimin yang ingin buat brand kue sendiri." Jelasnya Victor yang membuat Jimin tersenyum bangga pada saudaranya itu.

"Tentu, ayo mewujudkannya bersama." Ucap Jimin dengan penuh semangat.

........

Sore ini hukuman Jimin berakhir, dia menghadap pada Hoseok yang kebetulan sedang di tokonya untuk membeli kue strawberry untuk Victor.

"Hyung, aku sudah menyelesaikan hukumannya selama tiga hai ini." Jelasnya yang dibalas anggukan singkat dari Hoseok yang sibuk melihat-lihat kue yang didisplay di lemari kaca.

"Kerja bagus Jim. Untuk uangmu yang Victor habiskan akan hyung kirim ke rekeningmu"

"Tidak perlu hyung" Jimin menolak tawaran Hoseok yang cukup menjanjikan itu. Hoseok sempat tertegun dengan jawaban Jimin.

"Sebagai gantinya, bolehkan aku membantu Victor di toko bunga paman Jung kapanpun?" Hoseok mengernyit tak percaya mendengar tuturan Jimin yang ia pikir mungkin sedang kerasukan jin penunggu taman bunga di belakang rumahnya.

"Kau serius? Hyung tidak salah dengarkan? Kau tak ingin uangmu kembali dua kali lipat?" tanya Hoseok meyakinkan Jimin.

"Aku merasa bangga mengenal dan memiliki Victor yang notabenenya begitu polos dan menggemaskan meskipun sebenarnya dia lebih tinggi dan tampan dariku, tapi itu tak masalah. Saat kami ke kebun bunga tadi siang, Victor mengajarkanku banyak hal. Tentang bertahan dan berusaha menggapai impian. Aku merasa bangga dan sekaligus tersadar. Ternyata Victor yang sepolos itu impiannya terbilang tinggi, padahal terkadang tak sedikit orang yang mencibirnya karena dia setengah tuli. Tapi Victor sama sekali tak memikirkan omongan orang dan terus mengejar mimpinya. Aku ingin seperti dia. Jadi, bisakah hyung ijinkan aku membantu di toko?"

Hoseok tersenyum mendengar penjelasan panjang dari Jimin dan mengangguk setuju pada Jimin.

"Terimakasih Hyung.." ucap Jimin sembari tersenyum cerah pada Hoseok.

"Hoseok-ah, ini kue mu" ucap bibi Park pada Hoseok. "Terimakasih bi. Aku pulang dulu" pamitnya Hoseok pada Jimin dan Bibi Park.

"Eh.. hyung" panggilnya Jimin saat Hoseok hendak keluar dari toko itu.

"Tapi sebelum itu, kirimkan uangnya ke rekeningku dulu ya hyung" Hoseok terkejut bukan main sedang Jimin hanya nyengir tanpa dosa.

"Uangmu kan banyak hyung. Hitung-hitung beramal hyung" goda Jimin yang membuat ibu Park terkekeh. Hoseok menggeleng tak habis pikir.

"Iya, besok hyung kirim. Hyung pulang dulu" pamit Hoseok tanpa protes pada Jimin.

"Hati-hati hyung, sampaikan salamku pada Victor. Aku menyayanginya" ucap Jimin sembari melambaikan tangan dengan semangat.

.

.


Sebelum berpisah, author mau nanya..

Adakah yang kangen dengan Namjoon hyungg???

/

/

Sampai jumpa lagi good reader^^

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang