21

3.2K 378 26
                                    


lagi???

.

.

.

.

.

"Eunghh.."

Leguhan pemuda yang sudah seminggu ini tertidur akhirnya terbangun. Dengan segera Hoseok menekan tombol merah disamping ranjang untuk memanggil sang dokter. Tuan dan Ibu Jung yang kebetulan juga menjaga anggota keluarga barunya ini harap-harap cemas.

Sang dokter yang diikuti beberapa suster dibelakangnya langsung memeriksa keadaan sang pemuda itu. Terlihat sang pemuda itu mencoba membuka matanya perlahan. Matanya berkali-kali memicing mencoba menyesuaikan cahaya lampu yang tepat di langit-langit ruangan itu.

"Akh.." terdengar rintihan kecil sang pemuda itu sembari memegang telinga kanannya.

Hoseok dan keluarganya kembali khawatir melihat raut kesakitan sang pemuda itu. Setelah kembali tenang, pemuda itu kembali tidur.

"Bagaimana keadaanya dok? Apa telinganya baik-baik saja?" Tanya Hoseok

"Kedua telinganya mengalami kerusakan , gendang telinganya sobek sehingga ia hanya akan mendengar suara samar-samar jika tanpa alat bantu pendengaran." Jelas sang dokter.

"Tapi dia tetap akan bisa mendengarkan meskipun dengan alat bantu dengar kan dok?" sang dokter mengangguk mengiyakan. Mereka tampak lega mendengarnya.

"Tapi, seperti yang sudah saya sampaikan saat di ruang operasi seminggu kemarin Tuan Jung. Otak kecilnya mengalami pembengkakan sehingga kemungkinan terbesar ia tidak akan mengingat siapa dirinya" Hoseok sudah siap mendengar ucapan itu dari dokter. Hoseok pun mengangguk mantap dan Tuan Jung beserta istrinya pun sudah mengerti akan keputusan itu.

"Dokter, untuk dokumen yang anda proses kemarin bisakah kau tambahkan nama pemuda itu dengan nama 'Jung Victor'? Dan bisakah masalah ini anda rahasiakan dari publik? Urus pemuda ini sebagai anak yang sudah diadopsi oleh keluarga Jung dari sebuah panti asuhan yang biasa saya sumbangi"

Sang dokter yang mendengar tuturan serius dari si donatur terbesar itu tertegun. Wajah Hoseok terlihat begitu serius dan juga tegas. Sang dokter pun mengangguk menyetujui hal itu.

"Baik tuan. Akan saya urus dengan segera dan juga akan saya siapkan alat bantu dengar untuk tuan Victor. Saya permisi tuan." Sang dokter pun keluar dari ruang rawat tersebut.

"Apa kau sudah berpikir dengan matang Hoseok-ah?"

.

.

.

"Tentu bu. Kita akan menjadi keluarga baru untuk pemuda tampan nan malang ini. Victor akan segera menjadi adik kecilku"

.

.

karena otak author lagi encer makanya author jadi ngamuk...

.

.

sampai jumpa lagi..

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang