28

2.4K 309 5
                                    

Author balik lagi....

.

.

.

Syukurlah good reader masih merindukan Namjoon. Author kira sudah pada lupa..

.langsung saja tanpa perlu panjang lebar..

.

Happy reading, Good reader..

.

Hari ini Victor demam, sudah dua hari ia tak masuk sekolah. Hoseok sengaja mengambil cuti tiga hari untuk merawat adiknya. Victor bisa menjadi sangat manja jika ia tengah sakit. Itulah mengapa Hoseok mengambil cuti beberapa hari demi adiknya.

"Hyung, kepala Victor sakit" adunya sembari memegang kepalanya yang pening itu. Victor selama dua hari tak beranjak dari ranjangnya. Dia mendengus setiap kali Hoseok tak memperbolehkannya turun dari ranjang.

"Kau sudah makan kan? Sekarang ayo minum obatmu atau hyung antar kau ke rumah sakit" Victor bergidik ngeri mendengar ancaman Hoseok hyungnya.

"Tapi obatnya terlalu banyak dan pahit hyung. Victor tak bisa menelannya." Dengan mata berkacanya yang hampir menangis itu dia menolak. Hoseok menghela napas lelah.

"Obat memang pahit, Vi. Setelah kau meminum obatmu, akan hyung bawakan kue lemon dari rumah Jimin. Tapi kau harus meminum obatmu terlebih dahulu" Hoseok mencoba membujuk adiknya yang rewel itu.

"Benar ya. Hoseok hyung tak boleh berbohong." Victor termakan rayuan Hoseok dan hyungnya itu hanya mengangguk singkat dan memberikan beberapa butir obat dan air madu untuknya. Ditelannya obat itu paksa hingga Victor memejamkan matanya saat merasakan rasa pahit dari obat itu.

"Anak pintar. Beristirahatlah " ucap Hoseok sembari mengulas senyum lembut padanya.

"Kue nya?" tagih Victor. " Nanti siang. Ini masih pagi, Vi" Victor mengangguk pasrah dan menidurkan tubuhnya lagi ke ranjang.

.

.

Sudah terhitung setengah tahun setelah kepergian Taehyung dari keluarga Kim. Tuan Kim masih mengusahakan pencarian anak yang ia acuhkan meskipun berakhir nihil. Tak ada jejak, Tuan Kim benar-benar bingung harus bagaimana lagi.

Ditambah Ibu Kim harus masuk rumah sakit karena tekanan darahnya menurun setiap harinya. Namjoon sendiri juga masih berusaha mencari keberadaan adiknya. Dia benar-benar sudah buntu. Harus mencari dimana lagi.

Namjoon sudah berada di semester akhir kuliahnya. Dia mau tak mau harus fokus pada tugas akhirnya juga. Agar ia bisa dengan segera lulus dan mencari adiknya dengan leluasa. Siang ini setelah selesai bertemu dengan dosen pembimbingnya, Namjoon bergegas menuju rumah sakit untuk menjaga sang ibu.

Sudah dua hari ini sang ibu berada di rumah sakit karena faktor kelelahan. Dibukanya ruang rawat itu, Namjoon melihat dengan jelas sang ibu yang masih tertidur diranjangnya dan sang ayah yang masih sibuk di depan laptopnya.

"Namjoon, syukurlah kau datang. Ayah harus segera ke kantor untuk rapat." ucap tuan Kim sembari menutup laptopnya dan beranjang dari sofa.

"Ayah akan pulang sore karena ada pertemuan dengan tuan Jung pemegang saham baru." Jelas tuan Kim pada Namjoon yang hanya mengangguk seadanya.

"Ayah, Taehyung.." ucapan Namjoon membuat tuan Kim menghela napas kembali.

"Ayah masih mengusahakannya Joon. Tapi jika Taehyung tidak bisa ditemu..."

"Taehyung pasti ketemu, Yah." Potongnya. "Ayah harap nak. Tolong jaga ibu selama ayah pergi" pamit tuan Kim pada Namjoon. Ditingalkannya Namjoon sendiri bersama sang ibu yang masih tertidur membuat Namjoon mendesah lelah.

Sudah setengah tahun ini rumah serasa tak memiliki kehidupan. Sunyi dan hampa. Tanpa kehadiran Taehyung, keluarga Kim benar-benar terasa kurang. Namjoon baru menyadari hal itu dan sungguh ia menyesal. Bukan hanya Namjoon saja yang merasakan rasa bersalahnya, namun tuan Kim juga. Dia yang selalu mengabaikan dan melontarkan kata kasar pada anaknya sendiri bahkan tak segan main tangan itu adalah orang yang merasa paling bersalah disini.


.

.

bersambungggg...

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang