4..

3.8K 436 9
                                    

‌Malam setelah kejadian itu, Taehyung tertidur dengan mata yang sembab. Buku yang tadinya di peluk terlepas dari rengkuhannya. Tergeletak di samping dirinya yang sudah tertidur lelap itu.

*Cklek

Tap

Tap

Tap

Suara tarikan ganggang pintu dan langkah kaki itu terdengar pelan di tengah malam yang sunyi itu. Entah siapa orang yang memasuki kamar Taehyung itu. Diambilnya kedua buku itu dan dibawanya keluar entah kemana.

Taehyung yang tak terusik dalam tidurnya masih terlelap. Mungkin sedang bermimpi indah.

...

Pagi terlalu cepat mengganggu orang-orang yang tengah tertidur lelap. Taehyung salah satu orang itu. Tidurnya sedikit terusik, tirai dikamar benar-benar biadab memang.

Taehyung mengerjapkan matanya. Mencoba membuka matanya yang cukup berat karena sedikit bengkak. Bekas air mata disisi matanya sudah mengering.

Tangannya meraba sisi ranjang yang ia tiduri. Berharap menemukan barang yang ia cari. Matanya membelalak, panik karena buku yang dia peluk semalaman tak ada di tempatnya.

Dia teringat kata-kata sang ayah semalam. Ucapannya benar terjadi. Bukunya tak ada dan mungkin memang sudah tak ada lagi di dunia ini. Berakhir dipembakaran dan menjadi abu.

Taehyung tersenyum miris. Tak paham dengan jalan pikiran sang ayah yang benar-benar keras itu. Bagaimana bisa perlakuan sang ayah yang begitu berbanding terbalik padanya dan sang hyung.

Itu terasa tak adil baginya namun tak bisa berbuat apa-apa. Hah.. Kehidupannya benar-benar kejam, itu pikirnya.

Dia pun beranjak dari tidurnya  menuju kamar mandi. Membersihkan diri dan bersiap-siap untuk bersekolah. Hari pertama untuk tak mendapat jatah uang saku. Ia harus ingat itu.

Tapi syukurlah, uang sisa membeli buku masih ada meskipun hanya sedikit. Setidaknya itu cukup untuk beberapa hari untuk membeli sepotong roti di kantin.

Keluar dari kamar menuju ruang makan. Ruangan itu sepi, hanya ada bibi Jung dan juga hyungnya. Bisa ditebak jika sang ayah dan ibunya sudah pergi bekerja lagi. Duduk dengan lesu sembari menatap makanan dimeja tanpa nafsu.

"Sarapan dulu Tae setelah itu hyung antar ke sekolah" ucap Namjoon tanpa melirik adiknya itu.

Taehyung terdiam, tak ada niat untuk menjawab. Mengambil beberapa potong roti, bacon, lalu telur dan sayuran. Memakan dalam diam tanpa niat.

"Bibi Jung.. "

" Iya Tuan? " bibi Jung menghampiri Taehyung yang menatapnya kesal karena panggilan Tuan.

" Bi,  tolong masukan beberapa sarapan itu di kotak bekal. Mau Taetae bawa ke sekolah" ucapnya dan jawab anggukan sang Bibi.

Sang bibi kembali ke dapur untuk membawa kotak bekal kosong untuk diisi sarapan di meja. Namjoon melirik Bibi Jung yang tengah sibuk memasukkan roti dan yang lainnya.

"Tidak biasanya kau membawa bekal Tae? Ada jadwal tambahan di sekolah? " Taehyung menggeleng.

" Lalu? " ahh..  Namjoon benar-benar banyak tanya. Itu membuat Taehyung kesal. Dengan membuang nafas kesal dia menjawab.

" Aku tak akan mendapat uang saku bulan ini. Dan uang yang kutabung untuk membeli buku sudah hangus tinggal abu sekarang. Itulah kenapa aku membawa bekal. Kau sudah puas dengan jawaban ku, Namjoon hyung? "

Taehyung terengah setelah menjawab pertanyaan hyungnya. Ada rasa kesal dan marah karena hyungnya benar-benar bodoh dalam situasi seperti ini, itu yang ia pikirkan.

Namjoon yang terkejut mencoba menetralkan kembali keterkejutannya. Berdehem kecil untuk menghilangkan grogi karena tatapan adiknya yang penuh akan sarat kesal itu.

"Pakai kartu hyung dulu untuk uang sakumu Tae"

"Tidak perlu. " jawab Taehyung dengan datar.

" Aku masih bisa hidup tanpa kartu hyung itu. Bi,  mana kotak bekalku! " teriak Taehyung tak sabaran.

" Ini Tae. Bibi memasukkan susu kesukaan mu juga. Makan yang banyak ya" Taehyung tersenyum kecil mendengar betapa hangatnya ucapan bibinya itu.

"Taehyung pergi sekolah dulu ya bi" sang bibi mengangguk pelan.

"Belajar yang giat ya Tae. Semangat" ujar sang bibi yang mencoba menyemangati anak majikannya itu.

Namjoon tersenyum miris melihat adegan hangat itu dan tersadar jika adiknya sudah pergi ke sekolah padahal dia yang mengantarnya.

Berlari kecil mengejar adiknya yang sudah lebih dulu keluar dari rumah.

"Taehyung!.... "

.

.

.

.

I want (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang