Chapter I (Bagian 2) : Anak Yang Sendirian

110 15 0
                                    

Pagi yang cerah ditemani udara yang segar adalah perpaduan suasana sempurna bagi Sofia yang selalu menikmati udara pagi.

Hari ini semua anak sedang menanam sayuran di kebun. Sofia tidak diizinkan ikut karena semua orang takut dia akan membawa kesialan.

Lily pun tidak bisa berkata-kata jika Ibu Kepala sudah memutuskan hal seperti ini. Karena itu hari ini Sofia bermain sendirian di belakang panti asuhan. Dia sudah terbiasa ditinggalkan seperti ini, malahan hal seperti ini membuat Sofia sangat senang karena tidak akan ada yang mengganggunya.

Di kala Sofia sedang berlarian mengejar kupu-kupu yang terbang di atasnya, seekor kucing hitam menatap Sofia dari atas dinding sebagai pagar penghalang di belakang panti itu. Sofia yang melihat kucing itu langsung berhenti mengejar-ngejar kupu-kupu yang tak bisa ia tangkap itu.

Mata kucing itu berwarna hijau daun, itu membuat Sofia langsung terpikat dengan sesaat.

Kucing itu tiba-tiba melompat ke luar. Sofia yang sudah terpikat dengan keindahan mata yang dimiliki kucing itu, langsung pergi keluar untuk mengejar kucing itu.

Tanpa memikirkan apapun, Sofia terus mengejar kucing yang berlarian itu. Ia tidak peduli kemanapun arah kucing itu berlari, Sofia seperti sudah disihir oleh kucing itu. Pikirannya hanya satu tujuan, menangkap kucing yang memikatnya itu.

"Dapat!" teriak Sofia setelah berhasil mendapatkan kucing yang ingin ia pegang sejak dari tadi.

"Tuan Kucing izinkan aku memelukmu, ya?" ucap Sofia polos tanpa menyadari sekitarnya.

Sofia berjalan dengan senang, matanya hanya melihat ke arah kucing yang sudah ia pegang erat-erat.

Saat ia menyadari dirinya sedang berada di keramaian, ia kebingungan dan mulai ketakutan.

"Aku dimana?"

Kucing yang Sofia pegang melepaskan diri dan membuat Sofia sendirian di dalam kerumunan orang-orang itu.

Sofia tidak tahu harus melangkah ke arah mana. Bertanya pada orang lain sangat takut dia lakukan. Dia tidak pernah bertanya pada orang asing. Sebenarnya, dia tidak pernah pergi keluar dari panti. Dia selalu terkurung di sana dan tak pernah diizinkan keluar untuk melihat dunia luar.

Sofia mencoba melanjutkan langkahnya entah kemana, ia ingin mencoba keluar dari kerumunan ini. Tapi ia malah tersenggol oleh orang-orang dan bahkan beberapa orang malah kesal dengannya.

Sofia yang sudah tidak tahan dengan keadannya saat ini ingin menangis dan berteriak. Ia mengeluarkan liontin yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Sebuah liontin biru sederhana yang sudah sejak kecil Sofia simpan baik-baik. Ia menggenggamnya kuat-kuat, berharap semua ini hanyalah mimpi belaka dan ia sebenarnya sedang tertidur di dalam kamarnya.

 Ia menggenggamnya kuat-kuat, berharap semua ini hanyalah mimpi belaka dan ia sebenarnya sedang tertidur di dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*liontin yang dipakai Sofia*

Seseorang tiba-tiba memegang bahu Sofia. Sofia kaget dan langsung berbalik untuk melihat siapa yang memegang bahunya itu.

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang