Sofia membeku sepenuhnya setelah mendengar ucapan Nenek Tua itu.
Apa maksudnya?
"Kalau kau membicarakan kakakmu si Safira itu, dia itu mirip keduanya. Wajah maupun sifatnya berada dalan kedua tubuh itu. Sedangkan kau, dari tatapanmu saja sudah terlihat kau mirip ayahmu. Kalia berdua itu sejak lahir sudah menun—"
"Tidak! tunggu!" Kata Sofia menyela. Dia benar-benar menunjukkan wajah kagetnya sepenuhnya. "Apa maksudmu... Sudariku... Yang lain?"
"Eh? Kau bahkan tidak tahu tentang itu?"
Sofia mendekati Nenek Tua itu lalu memegang bahunya. "Katakan padaku apa yang kau ketahui? Adik? Apa aku punya adik?"
Senyum milik Nenek Tua itu semakin merekah, "Tentu saja kau punya!"
Ekspresi Sofia tidak berubah, dia terlalu kaget dengan apa yang dikatakan Nenek Tua itu. Sesuatu yang lebih mengejutkan baru saja sampai kepadanya.
"Di-Dimana dia? Apa dia masih hidup?"
"Ya, kurasa dia masih hidup."
"Apa maksudmu 'kurasa'?"
Nenek Tua itu terkejut karena Sofia menggoyang goyangkan bahunya.
"Ya, karena aku hanya memastikan keadaan kalian saat kalian berpisah saja."
"Apa maksudmu? Jadi kami berpisah memang disengaja?"
"Apa kau tidak mendengar ceritaku dari tadi?"
"Aku mendengar tapi aku tidak mendengar kau menceritakan kenapa kami harus berpisah."
"Ah, iya, iya, aku mengerti. Aku akan mengatakannya."
Sofia berhenti menggoyang goyangkan bahu Nenek Tua itu. Ia menatap serius Nenek Tua itu.
"Untuk menyelamatkanmu dan saudarimu, kalian sengaja dipisah untuk mengelabui musuh. Sisanya aku tidak tahu, semua orang yang dipercayai orang tuamu membawa kalian. Aku tadinya berpikir kalian akan dibawa oleh Rei, tapi ternyata sampai sekarang kalian berpisah."
"Lalu, adikku? Dibawa kemana dia?"
"Sayang sekali, tapi aku juga tidak tahu."
"Kenapa kau tidak tahu? Bukankah kau bisa meramal? Gunakan kekuatanmu itu untuk mencari tahu lokasi adikku dan cari tahu apa dia baik-baik saja?!"
Nenek Tua itu mulai terlihat kesal, dia mulai marah pada Sofia. "Kau pikir kekuatan meramal itu bisa digunakan seenaknya?! Meramal itu berkah dari Tuhan. Aku bisa meramal ketika Tuhan memberiku berkah!"
Sofia mulai terlihat kecewa, "Kalau begitu bagaimana? Bagaimana aku bisa menemukan adikku?"
Nenek Tua itu mengernyitkan dahinya, "Apa kau ingin menemui adikmu dengan keadaanmu yang seperti ini?"
Sofia menegakkan kepalanya dia kembali menunjukkan wajahnya yang kaget.
"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya. Tapi jika dia sama sepertimu, merasa sendirian sepertimu, jika kau bertemu dengannya dia akan sangat kecewa padamu."
Sofia menggigit bibir bawahnya lalu berkata, "Aku mungkin tidak perlu mengatakan siapa diriku yang sebenarnya kepadanya."
"Jika kau melakukan itu, dia akan sangat marah padamu."
"Selama dia tidak mengetahuinya, pasti semuanya tidak akan apa—"
"Tidak Sofia!" Ucap Nenek Tua itu dengan tegas. "Dia pasti akan mengetahuinya. Bahkan meski dia tidak mengetahui kau saudaranya, dia tetap akan marah padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasyCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...