Arthur berjalan dengan tenang menuju ruang depan. Dia baru saja akan pergi menuju gereja dimana Buku Sihir Terlarang itu disimpan.
Seseorang yang cukup gendut mengikutinya dari belakang. "Yang Mulia, tapi mencegahnya bukankah hal yang bagus? Saya hanya ingin melindungi kota saya." Ucapnya mencoba menawar.
"Aku sudah bilang, kan? Kau tidak perlu ikut campur. Aku sudah menyusun rencanaku. Aku yakin cara ini akan berhasil."
"Tapi Yang Mulia... "
"Diam dan turuti saja perintahku."
Pria gendut itu berdiam diri. Dia mulai menggeram dan mengepalkam tangannya. "Apa-apaan dia? Padahal dia hanya Pangeran yang ditelantarkan."
***
Sofia berhasil masuk dengan mudah ke pintu masuk gerbang gereja di kota itu. Sofia melihat ke arah kanan dan kirinya, benar-benar tidak ada siapapun. Bahkan penjaga pun tidak ada.
"Kemana mereka pergi? Padahal aku menyuruh mereka untuk membuat keributan di kota dulu. Tapi mereka tidak ada di sana."
Sofia kembali berjalan. Ia melihat gereja yang ada di depannya lalu menghentikan langkahnya. Ia menatap tempat itu dengan seksama.
"Aku ingin tahu, apa monster sepertiku diizinkan masuk ke tempat suci ini?"
Suara sesuatu yang meledak terdengar dari arah lain gereja itu. Sofia langsung berlari ke arah sana dan melihat ke tempat itu.
Sebuah asap mengebul di sekitar itu tapi saat asap itu menghilang tak ada siapapun atau apapun di sana.
"Ha? Apa tadi?"
Sofia tiba-tiba merasakan kehadiran seseorang dari belakangnya dia berbalik dan melihat seseorang akan menebasnya dengan pedang. Dengan sigap Sofia menghindar lalu mencoba berlari keluar tempat itu. Tapi niat Sofia gagal karena ternyata dia sudah dikepung di tempat itu.
Sofia mengernyitkan dahinya, "Kenapa ini jadi seperti ini?!"
Air mancur yang berada di tempat itu tiba-tiba bergerak. Air dari sana mengembang keluar dan membasahi beberapa tubuh prajurit itu. Lalu setelah itu mereka tidak bisa bergerak karena air yang membasahi mereka membeku.
Dita dan Riu tiba-tiba melompat dari atas dan langsung terjatuh di dekat Sofia.
"Lihat, ini sebabnya kita tidak boleh terpisah sendirian." Ucap Dita menggurui Sofia.
"Ya. Maafkan aku. Sepertinya strategiku digagalkan mereka."
"Tidak ada waktu untuk meminta maaf, cepat pergi ke dalam gereja itu! Aku yang akan mengurus di tempat ini." Ucap Rei.
Dita dan Sofia mengangguk. Dita menghancurkan pintu gereja itu dan beberapa prajurit yang berhasil menghindari serangan Rei mengikuti mereka masuk.
Dita dan Sofia masuk lebih dalam ke dalam gereja itu. Dita menggunakan kekuatannya untuk menelusuri denah gereja itu.
Setelah berlari lebih dalam ke tempat itu, Dita dan Sofia menemukan pintu menuju ke ruang bawah. Mereka masuk ke sana setelah berhasil sembunyi dari para prajurit itu.
"Aku tak menemukan Irene dan yang lainnya." Ucap Sofia.
"Tidak apa-apa. Kita cari mereka setlah menyelesaikan tugas ini." Balas Dita.
Saat mereka sampai ke ujung tangga yang mereka turuni setelah memasuki pintu itu, mereka melihat buku-buku berjajar tiga lantai di ruangan yang luas itu.
Satu buku terkunci rapat di sebuah kaca kotak yang berada di sudut ruangan itu. Dan hanya dengan melihat sampul bukunya yang hitam dan mana yang dirasakan Dita dari kaca yang terkunci rapat itu bisa langsung mereka ketahui bahwa itu adalah benda yang sedang mereka cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasyCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...