Chapter III (Bagian 1) : Gadis Terkutuk

81 10 0
                                    

"Akhirnya kau terbangun."

Seorang laki-laki dengan wajah yang berbentuk lancip disertai mata tajam yang berwarna hijau menatap Sofia saat ia terbangun. Umurnya sekitar 20 tahunan. Ia masih terlihat sangat muda.

Di sekeliling Sofia, banyak jeruji yang menghalanginya untuk keluar. Sebuah jeruji yang ditutupi kain hitam menenutupi cahaya dari luar, hanya ada sedikit cahaya dan itu hanya bisa membuat Sofia melihat sosok laki-laki yang berbicara kepadanya tadi. Tangan dan kakinya diborgol, ia tidak bisa bergerak dengan leluasa.

"Ini dimana?" Tanya Sofia dengan suara yang terdengar pelan.

"Di pasar gelap." Laki-laki itu menatap Sofia, "Dimana para manusia dan semua hal yang ilegal dijual bebas di sini."

Sofia mengerjap ketakutan, membayangkan dirinya dijual dan dijadikan alat oleh seseorang yang membelinya membuatnya ingin lari.

"Tenang saja, kau tidak akan dijual. Kau mungkin akan dijadikan alat untuk kami. Ah, dan juga apa kalungmu tidak bisa dicopot? Saat kami ingin mengambilnya darimu seperti ada semacam sihir yang melindunginya."

Sofia menatap ke arah dadanya, ternyata kalungnya masih ada di sana dan sepertinya kalung itu melindungunya. Mungkin lebih tepatnya, kalung itu tidak akan bisa lepas dari diri Sofia hingga bisa mengeluarkan medan sihir untuk perlindungan.

Tak lama, seorang pria mendekati laki-laki yang mengajak Sofia bicara tadi. Sepertinya pria itu ingin melihat benda yang ditutupi kain hitam yang ada di dekatnya—jeruji yang mengurung Sofia.

Pria itu berambut pirang, berwajah tampan dan berpenampilan layaknya seorang bangsawan. Dilihat dari parasnya, sepertinya dia terlihat seumuran dengan laki-laki yang berbicara dengan Sofia tadi. Bedanya hanya dari aura kewibaannya.

Laki-laki yang sejak tadi bermata tajam itu tiba-tiba tersenyum ramah, terlihat juga keringat yang perlahan bercucuran di dahinya. Ia terlihat ketakutan.

"Sepertinya sesuatu yang ada di balik kain ini menarik." katanya.

"Maafkan saya, tapi untuk barang dagangan ini tidak kami jual." ucap laki-laki bermata hijau itu.

"Saya berjanji akan membayar barang ini tiga kali lipat dari harga aslinya." balas pria pirang itu dengan senyum yang terlihat sangat ramah.

"Saya berterimakasih atas tawaran Anda, tapi saya sungguh minta maaf barang ini benar-benar tidak dijual. Tuan saya tidak mengizinkannya pada siapapun."

Sesaat, pria berambut pirang itu nampak mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan. Raut wajahnya berubah sedikit cemberut, "Bolehkah aku berbicara dengan pemimpinmu itu?"

"Maafkan saya, tapi Tuan saya juga sedang tidak ada di sini. Jika Anda ingin menemui Tuan saya, saya mohon untuk tunggu sebentar."

Pria berambut pirang itu tidak berkutik, ia menghela napasnya sebelum ia berkata, "Kalau begitu, boleh aku melihat isi yang ada di balik kain hitam ini?"

Pria dengan mata hijau itu tidak menjawab untuk beberapa saat, keringat di dahinya terlihat semakin banyak, ia pun terlihat semakin menunduk. "Maafkan saya tapi–"

Dengan cepat, tangan pria berambut pirang itu mencengkeram wajah pria bermata hijau itu. Matanya berubah menjadi dingin, sorot matanya menandakan kemarahan yang besar.

"Daritadi kau terus melarangku. Memangnya apa isi di balik kain hitam ini? Sesuatu yang berharga seperti hewan langka?" katanya dengan nada suara yang datar.

"Maafkan saya tapi hal itu juga tidak bisa saya beri–"

"Arcum!"

Pria bermata hijau itu tiba-tiba tak berkutik, ia langsung terduduk lemas dengan mata yang terbuka lebar-lebar. Pria dengan rambut pirang itu langsung mengambil kesempatan di saat itu. Ia membuka kain hitam itu dan langsung melihat sosok Sofia yang sedang memojok ketakutan di sana.

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang