Chapter XIV (Bagian 1) : Pasar Gelap

32 2 0
                                    

Seorang pria keluar dari rumahnya yang cukup besar. Dia menutup pintu itu dan menguncinya lalu berbalik untuk pergi ke suatu tempat.

Tapi niatnya dibatalkan setelah dia melihat Lily dengan koper besar nya berdiri di hadapannya saat ini.

Pria itu menatap datar Lily namun Lily menundukkan kepalanya untuk memberi hormat sekaligus menyapanya.

"Apa Anda berniat untuk mencari gadis itu, Tuan Rei?" Tanya Lily.

"Apa maksudmu?" Balas Rei dengan dingin.

"Anda mengerti maksud saya, kan?"

Rei tidak menjawab, dia melangkah mendekati Lily lalu menatapnya dengan ekspresi serius.

"Bagaimana denganmu sendiri? Daripada menyelamatkannya apa kau akan mengurungnya?"

Lily mengernyitkan dahinya, "Saya tidak punya pilihan."

"Begitu? Kalau begitu tidak ada yang perlu kau urus lagi. Kau lakukan tugasmu dana aku pun akan melakukan tugasku."

Setelah berkata itu, Rei pergi melewati Lily dan membiarkannya berdiri di sana.

Lily berbalik dan berteriak, "Apa Anda tidak ingin menyelamatkannya?!"

Rei menghentikan langkahnya. "Kau pikir selama ini aku sedang melakukan apa?"

"Eh? Apa maksud Anda?"

Rei sedikit melihat ke belakang dan berkata, "Aku tidak hanya sedang menyelamatkannya. Aku juga sedang mencari cara agar sesuatu yang buruk tidak akan terjadi karenanya. Aku sudah melakukan ini sudah lama sekali."

"... Apa maksud Anda... Anda sudah tahu tentang ini sejak dulu?"

"Ya, aku sudah tahu tentangnya bahkan sebelum dia lahir."

Lily tercengang, dia kaget dengan jawaban Rei.

"Dan kuharap kau juga melakukan yang terbaik bagimu. Kau seorang Suster, kan? Maka yang perlu kau lakukan adalah melakukan semua hal sesuai kebaikan Tuhan. Karena itu kau harus yakin, apa menangkap gadis itu adalah hal yang baik atau bukan."

Lalu Rei kembali melangkahkan kakinya dan mengabaikan Lily yang terdiam di sana. Rei sudah berjalan semakin jauh dan Lily masih berdiri di tempatnya.

Lily mengepalkan tangannya, "Justru saat ini saya ragu. Dia ancaman dunia tetapi dia juga anak yang begitu baik. Aku tidak tahu harus berbuat apa."

***

Sofia kembali melangkah tak tentu arah. Dia melangkahkan kakinya dengan penuh kehampaan.

Kesedihan, kehancuran dan kemarahan sejak semalam terus menggeliat di dalam tubuhnya. Hingga akhirnya dia kelelahan dan hanya ada keputus asaan dalam hatinya.

Meskipun dia bertujuan ingin menghancurkan dunia, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia berniat menghancurkan dunia ini tanpa menggunakan kekuatan terkutuknya. Tetapi jangankan untuk memberontak, dia tidak memiliki sekutu maupun senjata yang bisa digunakannya.

Tak lama dari itu, Sofia akhirnya melihat kota kecil yang ramai berada di depan matanya. Dia berjalan ke arah sana dan masuk ke sana tanpa ada halangan apapun. Sepertinya itu adalah kota yang bebas dimasuki siapapun.

Saat Sofia masuk ke sana, di sekelilingnya banyak pedagang dan pembeli. Meski masih pagi, tempat itu sudah ramai dikunjungi banyak orang.

Sofia melihat sekeliling. Dia melihat berbagai pedagang dan berbagai toko dari arah kanan maupun kirinya. Toko sihir, toko obat, pedagang hewan maupun pedagang makanan. Semuanya berkumpul di sana.

Lalu Sofia berjalan beberapa langkah sembari melihat-lihat sekeliling. Dan tanpa sengaja dia melihat beberapa orang masuk ke belakang sebuah toko.

Sofia berjalan ke tempat itu, lalu mencoba mengikuti mereka.

Di belakang toko itu, terdapat sebuah gudang kecil. Mereka masuk ke sana dan menutup pintu gudang itu.

Sofia yang mengendap-endap ke sana, mendengar suara pintu lain di dalam sana. Dengan sedikit paksaan, Sofia membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya.

Tapi saat di dalam sana, dia tidak melihat apapun. Hanya sebuah ruangan yang kosong dengan beberapa kayu tergeletak di bawah.

Sofia mulai berjalan untuk mencari tahu kemana mereka pergi. Sofia melihat sekeliling tapi dia tidak menemukan petunjuk apapun dari daerah sana.

Sofia menghentikan langkahnya lalu bergumam, "Apa yang sedang aku lakukan?"

Lalu dia maju beberapa langkah sampai menuju tembok dap menyenderkan diri di sana. Namun saat dia menyenderkan dirinya, dia malah terdorong ke belakang dan tembok itu langsung berbalik ke belakang dan kembali tertutup seperti suara pintu yang ditutup.

Kini, Sofia berdiri di suatu tempat yang hanya disinari cahaya api dan lilin. Banyak orang yang berjalan-jalan di sana. Dan banyak pula pedagang yang menjual makhluk-makhluk aneh maupun hal-hal aneh lainnya. Tetapi Sofia pun melihat sesuatu yang indah dan berkilau. Seperti permata atau benda lainnya. Di sekeliling tempat itu hanya ada tembok tanah yang menutupi semuanya. Sofia tidak tahu sedang berada di mana, tapi dia merasa pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya.

Dengan ragu, Sofia melangkahkan kakinya. Dia melaju dengan sedikit ketakutan.

Tak terlalu jauh setelah Sofia berjalan, dia menemukan toko yang menjual pernak pernik yang indah. Sesaat Sofia terkagum-kagum dengan pernak-pernik itu, dia tidak bisa memalingkan wajahnya dari pernak-pernik yang cantik itu.

"Nona, apa kau ingin membeli sesuatu?" Tanya penjual toko itu.

Sofia kembali sadar, "T-Tidak. Saya hanya melihat-lihat."

"Hmm, Nona, sepertinya aku baru melihatmu. Apa ini pertama kalinya kau datang ke tempat ini?"

Sofia sedikit kaget. Rasanya akan berbahaya jika dia diketahui pengunjung baru di tempat ini.

"Tidak, bukan." Jawab Sofia setenang mungkin. Lalu dia kembali mencoba berbalik dan akan pergi ke tempat lain, tapi dia malah menabrak seseorang saat berbalik.

"Ah, maafkan saya." Ucap Sofia lalu menunduk.

"Ah, tidak, tidak apa-apa." Jawab seseorang yang tertubruk itu.

Sofia merasa pernah mendengar suara ini, dia mengangkat kepalanya dan melihat sosok manusia yang ditabraknya.

Ternyata dia seorang pria tua dengan rambut yang sudah memutih dan jenggok tipis di gadunya.

"Hm? Sepertinya aku mengenalmu?"

"Be-Benarkah?" Jawab Sofia gugup.

Pria itu menyentuh dagunya, ia terlihat sedang berpikir hingga akhirnya dia mengingat seseorang.

"Ah, kau gadis kecil yang membuat patung kecil itu, kan?"

"... Ya?"

_______________________

Author udah selesai sebenarnya, tapi ragu buat update 2x seminggu wkwkwk.

Gimana nanti aja :v

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Up : Selasa, 31 Maret 2020

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang