Chapter XXI (Bagian 1) :Akhir dan Awal

28 6 0
                                    

Seorang gadis remaja yang terlihat dewasa itu berjalan di koridor istana kerajaan dengan gagah. Seragam prajurit yang dipakainya sangat cocok dengan dirinya yang terlihat kalem.

Semua orang yang melihatnya di sekitar sana saling berbisik.

"Bukankah dia keren sekali?"

"Ya, dia begitu gagah. Kecantikannya pun seperti berasal dari dunia lain."

"Pancaran aura yang dikeluarkannya sangat berbeda dari yang lain. Dia sangat pantas menjadi seorang Kesatria."

"Yah, tapi dia itu manusia terkutuk loh."

"Dasar bodoh! Apa kau tidak tahu seberapa lama dia berjuang membuktikan bahwa dirinya tidak berbahaya? Tidak sopan sekali! Dia itu seorang pahlawan, dia bahkan tidak layak dihina seperti itu."

"Ah, maaf. Aku tidak bermaksud menghinanya. Aku justru sangat mengaguminya karena dia berjuang keras sampai seperti ini."

"Yah, kau benar. Apalagi dia begitu cantik, tak ada seorang pria di dunia ini yang tidak akan terpesona dengan kecantikannya."

"Iya, benar. Itulah kenapa julukannya adalah Tuan Putri Kesatria."

Sofia menyelipkan anak rambutnya ke telinganya. Dia mendengarkan orang-orang yang berbicara tentangnya tapi dia tidak mempedulikannya. Dia berjalan dengan anggun melewati orang-orang itu. Dia sendiri sudah biasa mendengar kalimat itu.

Kalimat cemoohan dan kebencian yang dahulu selalu diucapkan orang-orang, kini telah berubah menjadi pujian yang sangat mewah.

"Hei! Sofia!"

Seorang pria tiba-tiba menepuk bahu Sofia. Dia pria dengan rambut berwarna perak dan senyum menggoda di wajahnya.

"Hari ini, apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya.

"Bukan urusanmu, kan?" Jawab Sofia cuek.

"Jangan seperti itu, kita sesama komandan bagaimana jika kita saling mendekatkan diri? Seperti makan malam misalnya."

"Kenapa aku harus repot-repot makan malam denganmu hanya untuk mendekatkan diri?"

"Tidak apa-apa, bukan? Mungkin saja bisa tumbuh cinta di antara kita."

"Aku tidak butuh hal seperti itu."

"Jangan bicara seperti itu, tidakkah kau kesepian karena belum menemukan cinta?"

Sofia menghentikan langkahnya lalu menatap pria itu dengan tatapan datar.

"Komandan Savien, bukankah kau sendiri yang bilang bahwa saya ini Rubah Penyendiri yang Kesepian?"

"I-Itu kan hanya julukan. Kau hanya mirip seperti itu. Tapi bukan berarti aku membencimu. Aku memberimu julukan itu karena aku menyukaimu."

"Kalau begitu, aku tidak keberatan jika aku kesepian." Sofia kembali berjalan tetapi Sovien tidak ikut berjalan. "Dengan begitu, julukanku akan tetap seperti itu, kan?"

"Wah... Sikap cueknya itu yang membuat para laki-laki tergoda padanya."

***

Arthur sedang memakai pakaiannya di ruangannya. Dia dibantu beberapa pelayan untuk memasang pakaiannya. Setelah ia selesai memakai pakiannya ia keluar dari ruangannya. Lalu James yang sudah menunggu Arthur di luar ruangan langsung mengikuti Arthur yang sudah keluar.

"Seperti biasanya, Anda begitu gagah dan mempesona." Ucap Ivan berbasa-basi.

"Diam Ivan! Jangan menggodaku!"

Ivan tersenyum, dia sudah terbiasa dengan ucapan Arthur yang memerintah seperti itu.

"Umur Anda sudah 20 tahun, kan? Bagaimana jika Anda segera mencari pasangan pendamping untuk—"

"Sudah kubilang diam! Kau tidak pernah mau mendengarku, ya? Lagipula, aku belum berminat untuk memiliki pasangan."

"Benarkah? Saya kita Anda sedikit tertarik pada Komandan Sofia."

"Bisa kau diam sebelum aku merobek mulutmu itu?"

"Ah, baik."

Arthur masuk ke ruangan luas yang tersedia meja bundar yang besar di sana. Semua orang yang duduk di sana berdiri dan menunduk pada Arthur.

Arthur berjalan ke kursi kosong yang ada di sana. Dia duduk dan yang lain pun mengikuti untuk duduk.

Arthur mulai memasang wajah serius dan berkata, "Nah, mari kita mulai rapat ini."

"Baik Yang Mulia Raja."

***

Sofia menatap cermin yang ada di hadapannya. Ia membuka ikat rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya menjulur ke bawah.

Saat ia melihat dirinya di dalam cermin dia tidak merespon apa-apa. Hanya terdiam memandangi dirinya dengan ekspresi datar.

Sofia pergi ke meja kerjanya yang ada di ruangannya. Cahaya dari jendela menyinari ruangan Sofia. Sofia yang mulai menikmati suasana itu menuliskan sesuatu di buku hariannya. Buku harian yang isinya seperti laporan sehari-hari untuk diberikan pada Arthur.

Satu tahun lalu, Arthur berhasil menaklukan kerajannya sendiri dengan berperang dengan keluarganya sendiri. Ayahnya meninggal di medan pertemupuran. Kakak pertamanya yang satu-satunya masih hidup terkurung di penjara bawah tanah kerajaan itu. Dia tak berdaya dan kesepian di tempat itu.

Sejak Arthur menjadi Raja, Kerajaan Caleria semakin makmur dan damai. Bahkan kerajaan itu sudah masuk ke dalam salah satu kerajaan terkuat di dunia.

Bahkan titah yang mengharuskan Sofia ditangkap pun sudah menghilang dari dunia karena kebijakan yang diberikan Arthur. Ditambah karena Sofia sudah berperan sangat baik dalam menghunuskan kedamaian di dunia. Dan sejak saat itu, kebanyakan orang sudah mulai tidak takut lagi padanya melainkan kagum kepadanya.

Sofia menghentikan tangannya yang menulis. Buku yang ia gunakan sudah mencapai batasnya. Ia sudah harus mengganti bukunya.

Sofia menyenderkan bahunya ke kursi yang didudukinya lalu menghela napas seperti sudah kelelahan karena berkerja terlalu keras.

Sofia melihat ke langit-langit ruangannya. Dia berpikir sudah cukup lama dia berdiam diri seperti saat ini. Sudah tiga tahun berlaku sejak pertama kali ia bertemu Arthur. Dia berpikir mungkin sudah saatnya ia pergi mencari adiknya yang entah berada dimana itu. Dia harus bertemu dengannya, lebih tepatnya dia ingin bertemu dengannya.

Sofia bangkit dari duduknya. Dia sudah memantapkan hatinya. Umurnya sudah 16 tahun, baginya itu sudah cukup dewasa untuk pergi cukup jauh. Dia bahkan sudah tumbuh semakin kuat, dia yakin bisa menjaga dirinya dengan baik meski harus sendirian.

Sofia mengambil buku yang tadi dipakai olehnya lalu ia keluar dari ruangan kamarnya menuju Arthur berada. Dia akan meminta Arthur untuk melepaskannya.

_________________________

Ini sudah masuk bagian chapter terakhir.

2 chapter lagi insyaallah tamat ya~~

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Up : Sabtu, 2 Mei 2020

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang