Chapter XVIII (Bagian 3) : Hari yang Kacau

21 3 0
                                    

Entah sudah berapa lama Sofia terdiam di hutan yang gelap itu. Sekarang dia sedang berjalan kembali ke tempatnya untuk bertemu Dita dan yang lainnya, mereka pasti sedang menunggu di sana.

Apa dia membenciku?

Sofia terus memikirkan hal itu saat tengah berjalan kembali menuju markas. Jalan yang buntu itu kembali menghampiri dirinya. Karena dirinya yang masih begitu muda dan tidak tau apa-apa ia mulai kembali bingung apa yang harus dilakukannya.

“Menghancurkan dunia sudah menjadi takdirku lalu apa gunanya aku berbuat baik?”

Sofia menghentikan langkahnya dia mulai sedikit melemaskan bahunya da berkata, “Ah, aku bahkan tidak tahu kebaikan itu seperti apa.”

Sofia melihat ke arah langit yang dipenuhi bintang-bintang. Matanya yang mulai terlihat mati itu menatap serius langit malam itu.

“Lily itu orang yang baik, tapi ternyata dia pun menjadi seseorang yang ingin menangkapkh. Pak Guru pun orang yang baik, tapi karena saking baiknya dia hanya memikirkan orang lain hingga akhirnya terbunuh.”

Sofia menghela napasnya lalu beberapa saat kemudian ia kembali membuka mulutnya, “... Apa berbuat baik itu seperti ini?”

Sofia menutup matanya lalu ia mencoba mengembalikan dirinya seperti keadaan semula.

Aku bukan orang yang sama seperti dulu lagi. Iya, aku bukan anak yang cengeng dan memerlukan seseorang lagi seperti dulu. Ini kehidupan baruku dan aku tidak boleh menyamakannya dengan masa lalu. Semua hal yang bersangkutan dengan masa lalu harus aku buang sepenuhnya.

Ya... Teman atau keluarga pun, aku tidak akan mempedulikannya lagi. Itu semua sudah berakhir.

Sofia membuka mulutnya lalu bergumam, "Apa aku benar-benar telah menjadi monster?"

Sofia kembali menatap lurus ke depan dan mulai berjalan seperti biasanya. Baginya, ini sudah bukan waktunya dia bersedih dan menyesal. Dia sudah memulai hal ini sejak awal maka dia tidak boleh menghentikannya. Dia sudah memutuskan untuk tetap berada di jalannya saat ini.

Robert yang tengah berdiri di dekat gerbang markas merasakan seseorang sedang mendekati tempat itu. Tapi ia tidak mewaspadainya karena dia yakin dengan pasti siapa yang datang itu.

“Ah, Sofia! Darimana saja kau?! Ini sudah hampir pagi kita harus segera perg—”

Ucapan Robert terhenti ketika melihat Sofia lebih jelas. Dia tahu wajah Sofia selalu tidak menunjukkan ekspresi  apapun, namun kali ini dari tatapannya Robert bisa merasakan aura yang berbeda dari Sofia.

“Maaf karena aku terlalu lama. Apa terjadi sesuatu?” Tanya Sofia.

“A-Ah, tidak ada.” Jawab Robert gugup. “Kau sendiri? Apa terjadi sesuatu?”

Sofia terdiam beberapa saat sebelum menjawab, “Tidak. Tidak terjadi apapun.”

Lalu tanpa berbicara apapun lagi, Sofia berjalan melewati Robert tanpa masalah.

Robert melirik Sofia, dia tahu sesuatu terjadi padanya saat ia pergi.

“Wah, dia memang manis tapi... aku cukup tidak suka dengan aura yang dimilikinya. Terkadang, dia menakutkan.”

_________________________

Maaf, kemarin diliburin dulu 3 hari wkwkwk :v

Terimakasih sudah membaca cerita saya. See you~~ ^^

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Up : Selasa, 21 April 2020

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang