Aroma teh melati tercium sangat menyengat di hidung Sofia. Aroma yang dihasilkannya membuatnya sedikit mengingat masa lalu.
Sofia membuka matanya perlahan, kali ini yang dilihatnya adalah langit-langit rumah yang berwarna putih.
Sofia melihat ke arah kirinya, ia melihat jendela yang masih disinari matahari yang begitu cerah di luar sana.
"Oh? Kau sudah bangun?"
Seseorang yang sedang terduduk dari arah kanan Sofia menatap Sofia dengan menunjukkan senyum yang penuh kelembutan.
Ia sedang terduduk di meja kerjanya lalu ia berjalan mendekati Sofia yang sudah siuman.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya lembut.
Sofia menatapnya bingung, ia mengubah posisinya menjadi duduk.
"Anda... Siapa?" tanya kembali Sofia.
Ia menjulurkan tangannya, "Namaku Alcott. Alcott Jeremi. Nona sendiri, siapa namamu?"
Sofia mengalihkan pandangannya, ia bahkan tak menerima uluran tangan laki-laki yang sudah menolongnya itu.
"Namaku Sofia. Hanya Sofia."
Alcott menarik kembali uluran tangannya dan merasa setengah gugup. "Be-Begitu ya? Kalau begitu... Kau berasal dari mana?"
Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Sofia menjawab. "Tidak dari manapun."
"Be-Begitu ya."
Alcott sedikit kebingungan. Ia mulai sedikir canggung karena melihat wajah Sofia yang terus menunjukkan ekspresi datar.
Alcott berdeham pelan lalu berkata, "Ngomong-ngomong umurku 19 tahun. Berapa umurmu?"
Dengan santainya Sofia menjawab, "Mungkin sekitar 12 tahun lebih."
Alcott tiba-tiba tercengang. "Be-Benarkah? Kau tidak memanipulasi umurmu, kan?"
Sofia menatap Alcott. "Tidak sama sekali. Itu umurku yang sesungguhnya."
Alcott tidak mempercayainya. Memang benar wajah milik Sofia terlihat seperti anak-anak, tapi dilihat dari tinggi tubuhnya ia mengira umurnya sekitar 15 tahun.
Alcott mendekatkan wajahnya ke hadapan Sofia sehingga membuat Sofia sedikit terganggu.
"Apa?"
"Jadi kau hanya anak-anak?"
"Tidak sopan! Meskipun umurku 12 tahun aku masih bisa bersikap seperti orang dewasa."
Alcott kembali memundurkan wajahnya, ia menyentuh dagunya dan menatap Sofia begitu lama.
"Aku benar-benar tidak percaya kau berumur 12 tahun."
Sofia masih menunjukkan wajah datar. Lalu tak lama kemudian ia turun dari kasur.
Sofia sedikit membungkuk, "Aku berterimakasih karena sudah mengizinkanku istirahat di sini. Kalau begitu, aku akan pergi sekarang."
"Kau akan pergi kemana?" tanya Alcott penasaran.
Sofia terdiam. Ia sendiri tidak tahu harus pergi kemana. Bahkan ia tidak tahu ia berada dimana saat ini.
"Aku tidak tahu." jawab Sofia setelah beberapa saat terdiam.
Alcott awalnya terdiam kebingungan. Namun kemudian, ia tersenyum. "Kalau begitu, bagaimana jika kau tinggal di sini untuk beberapa saat?" tawar Alcott.
"Tinggal di sini? Bolehkah? Padahal aku bukan orang yang kau kenal."
"Memangnya kenapa?" Alcott mengusap kepala Sofia, "Lagipula kau hanya anak kecil, kan? Nahh bagaimana kalau kita makan sesuatu? Kau lapar, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasyCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...