Chapter III (Bagian 5) : Gadis Terkutuk

70 8 2
                                    

"Lalu, apa maksudnya tentang ramalan dunia yang akan hancur itu?" tanya Leonardo semakin penasaran.

Si Pria Besar itu menatap tajam Leonardo. "Karena ramalan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, banyak orang yang mulai tidak percaya dengan ramalan ini, karena itu perlahan ramalan ini tenggelam seolah itu hanyalah kebohongan belaka."

"Lalu, apa Kakek masih mempercayainya?"

"Tentu saja. Ramalan ini diramalkan oleh peramal terkenal yang tidak pernah meleset ramalannya. Dan ramalannya ini ia ucapkan di saat-saat terakhirnya."

"Apa yang dikatannya tentang dunia yang akan berakhir ini?"

Pria Besar itu menarik napasnya sebelum mulai berbicara, "Peramal itu berkata sambil ketakutan, 'Akan ada seseorang yang lahir dengan keadaan terkutuk. Kelahirannya tak diinginkan dunia, juga tak diinginkan manusia. Ia tidak bisa mati ataupun terluka. Kutukannya yang mengerikan itu akan menghancurkan dunia yang kacau ini. Akan ada kekacauan yang besar, saat itu umat manusia benar-benar akan hancur.'  begitulah katanya."

"Ohh begitu?"

Si Pria Besar itu terdiam, ia menatap Leonardo yang terlihat tidak mempercayai ucapannya. Dan Leonardo mengerti maksud tatapannya. Ia pun berdecak.

"Ayolah Kakek, zaman sudah berubah. Itu ratusan tahun yang lalu. Lalu apa hubungannya dengan gadis kecil yang kita bicarakan? Jangan-jangan Kakek mengira dia adalah seseorang yang dikutuk itu?"

Pria Besar itu menjawab setelah beberapa saat terdiam, "Menurutku, itu adalah dia."

"Kenapa? Bagaimana dia bisa menjadi penghancur dunia sedangkan sihir pun dia tidak punya."

"Justru karena dia tidak memiliki sihir."

Lenardo memiringkan kepalanya, "Ha?"

"Coba pikir kembali, bagaimana jika sesungguhnya dia memiliki mana namun mana nya itu diserap oleh kekuatan kutukan yang dimilikinya. Atau mungkin dia memang ditakdirkan untuk tidak memiliki mana karena takdir kutukan yang dia miliki? Bukankah itu bisa saja terjadi."

Leonardo berpikir sejenak, apa yang dikatakan Kakeknya memang masuk akal.

"Tapi, bagaimana bisa dia memiliki kekuatan tanpa sebuah mana?"

"Seperti hal-nya sebuah mana, akan ada kekuatan yang asalnya tidak diketahui dari mana."

Pembicaraan pun mulai semakin serius.

"Jadi, apa selama ini kita telah bertemu dengan seorang 'Penghancur' ?"

Si Pria Besar itu kembali meneguk gelas bir nya lalu kembali menatap Leonardo. "Dia bukan sekedar seorang 'Penghancur', dia itu Monster. Dia manusia mengerikan. Dia abadi. Tak akan ada yang bisa mengalahkannya."

"Haha... Jadi maksudnya ini sudah akhir dari umat manusia?"

"Yah mungkin begitu."

Leonardo menyenderkan dirinya di kursi yang ia duduki, kepalanya ia arahkan ke atas. Ia berpikir sejenak.

"Sungguh tak bisa kupercayai." katanya dengan lirih.

"Daripada kau berpikir terus seperti itu, minum saja bir pesanananmu itu. Kau belum meminumnya seteguk pun, bisa jadi ini akan jadi bir terakhir yang akan kau minum."

Si Pria Besar itu kembali meminum bir-nya dan langsung menghabiskan seisi di gelasnya.

Leonardo masih sedikit berpikir lebih lama, ia masih menggumamkan rasa ketidakpercayaannya.

"Percaya atau tidak percaya, begitulah faktanya."

Leonardo bangkit dari senderannya, "Karena mana mungkin gadis sepertinya bisa melakukan hal itu!" Kata Leonardo berteriak hingga membuat banyak orang melihat ke arahnya.

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang