Semuanya berlanjut seperti biasa. Sofia sudah bosan dengan rasa sakit yang dia rasakan setiap harinya. Ia tidak peduli apa yang akan terjadi padanya. Dia sudah benar-benar seperti boneka.
Tubuh yang paling berbeda dari manusia lainnya. Itulah yang tersimpulkan dari pikiran para ilmuan itu. Tubuh Sofia benar-benar sempurna, bentuk tubuh dan keindahan yang diinginkan semua manusia, dia menjadi perempuan berfisik sempurna di dunia ini.
Kutukan yang dimilikinya entah bagus untuknya atau buruk untuknya.
Satu tahun lebih berlalu begitu saja, umur Sofia sudah mencapai 12 tahun. Terjadi pertumbuhan drastis dengan tingginya, ia sudah mencapai tinggi 155 cm. Para ilmuan itu mulai sedikit ketakutan, mereka takut jika tubuhnya berpotensi menjadi lebih besar dan membuatnya menjadi raksasa.
Tapi mereka mencoba menghiraukannya untuk sementara, dan kembali melanjutkan eksperimen-nya.
Mereka beberapa kali memaksa Sofia mengeluarkan kekuatan kutukan yang dimiliki Sofia. Menakuti Sofia dengan cara mengurungnya di tempat luas dan sihir sebagai pembatas di sekelilingnya lalu menyimpan serigala di dalamnya untuk menyerang Sofia. Rencana mereka berhasil dan akhirnya bisa membuat Sofia mulai perlahan menguasai kekuatannya.
Tak berekspresi, tak berperasaan, tak peduli dengan rasa sakit. Itulah yang sedang terjadi pada Sofia saat ini. Ia benar-benar lelah dengan apa yang terjadi.
Tak ada kebahagiaan di dalam hidupku. Itulah yang terus terbenak di dalam hati Sofia.
Lalu suatu hari, orang dengan berpakaian putih itu kembali mendatangi Sofia, di malam hari dengan wajah yang tampak menyesali segalanya.
Ia melihat Sofia yang sedang tertidur lemas. Wajah kasihan timbul di wajahnya. Ia pun langsung membuka pintu jeruji dan masuk ke dalamnya.
"Maafkan aku." katanya dengan suara yang lirih.
Laki-laki itu duduk di hadapan Sofia, dan Sofia yang masih terbangun itu melihat wajah laki-laki itu, ia melihat wajahnya penuh dengan kesedihan.
Sofia mencoba duduk dan menatap laki-laki itu dengan wajah tak berekspresinya, "Ada apa?"
Untuk sesaat laki-laki itu tidak menjawab.
"Sepertinya, aku melakukan kesalahan yang sangat fatal."
Sofia memiringkan kepalanya, ia tak mengerti apa yang dimaksud laki-laki itu.
"Aku mendengar percakapan para pimpinan eksperimen ini. Bahkan, guruku dan para pendeta lain yang aku hormati, mereka merencanakan sesuatu. Mereka punya niat lain selain menyelamatkan orang-orang."
Laki-laki itu mengepalkan tangannya, "Mereka menginginkan keabadian."
Sofia sedikit menegakkan kepalanya, ia pun tidak menduga hal ini akan terjadi.
"Kekuatan yang kau miliki itu menakutkan, tapi regenerasimu benar-benar menakjubkan. Kau tidak bisa sakit maupun terluka. Mereka benar-benar menginginkan hal ini."
Laki-laki itu membuka borgol dan rantai yang menjerat dirinya sembari berbicara kepadanya, "Awalnya aku menangkapmu karena ingin mengubah masa depan, aku tidak ingin kau menghancurkan dunia ini. Aku ingin kekuatan yang kau miliki bisa menolong banyak orang."
Laki-laki itu semakin memperlihatkan wajah sedihnya.
"Tapi jika akhirnya malah seperti ini. Jika akhirnya para manusia menginginkanmu karena ketamakannya aku tidak bisa melanjutkannya. Jadi kupikir, akan aku akhiri semua ini."
Rantai sudah dilepas dari tubuh Sofia, laki-laki itu pun menyuruh Sofia pergi dari sana. Tapi Sofia tidak tahu kemana dia harus pergi.
"Tuhanku adalah Dewi Bulan, Dewi Selene. Dia adalah Dewi yang dermawan, baik hati, penyayang, pemaaf. Tapi aku malah membuatmu menderita seperti ini, diperlakukan tidak layak seperti ini, Dia pasti marah kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasyCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...