Chapter VI (Bagian 2) : Sejarah Sungai Merah

45 7 0
                                    

"Siapa yang mau menjelaskan sejarah Sungai Merah pada Rubi?" tanya Alcott saat di tengah pelajaran Rubi—gadis kecil berumur 9 tahun menanyakan sejarah Sungai Merah pada Alcott.

Sejarah Sungai Merah pernah dijelaskan beberapa waktu lalu oleh Sofia. Namun karena saat itu sedang membahas materi lain, penjelasan tentang sejarah Sungai Merah hanya menceritakan kisah singkatnya saja.

"Aku!" Elizabeth mengacungkan tangannya.

Ia ingin membalas dendam dengan dirinya di masa lalu yang tidak tepat menjelaskan tentang sejarah tentang Sungai Merah itu.

"Baiklah Eliza, kau yang menjelaskan."

Elizabeth berdeham, ia berdiri tegak layaknya seorang wanita yang menawan. Ia siap bercerita.

"300 tahun lalu, tepatnya saat tanggal 7 bulan ke-12 tahun 1375. Saat kerajaan Roseria dilanda kehancuran karena konflik persaudaraan di keluarga kerajaan, Sang Pangeran Mahkota Romio D. Roseria dan adiknya Rogerto D. Roseria saling berperang untuk merebutkan tahta. Karena mereka terlalu peduli dengan urusan mereka masing-masing mereka tidak tahu bahwa di sana musuh sedang menyerang dengan diam-diam. Mereka mencari kesempatan di pertikaian kedua saudara itu."

Semua orang menyimak cerita Elizabeth dengan seksama. Caranya bercerita membuat semua orang tertarik melihat ke arahnya.

"Tapi, di sisi lain, adik bungsunya Lillian D. Roseria mengetahui musuh yang akan menyerang kerajaannya. Di tengah-tengah pertikaian kedua saudaranya yang berebut mendapatkan tahta tak ada cara lain baginya selain maju menghadapi mereka.

Kerajaan Wingers adalah musuh sekaligus partner terdekat kerajaannya. Namun karena perselisihan di dalam kerajaan Roseria mereka mencari kesempatan untuk mendapatkan kekuasaan.

Sang Putri yang tidak ingin kerajaannya hancur maju ke depan dengan gagah beraninya dan menyerang kerajaan Wingers dengan kekuatan sihirnya hingga kerajaan Wingers pun kalah telak. Sang Raja Wingers William D. Wingers kabur bersama beberapa prajuritnya, namun nasib mereka nihil, mereka malah sampai di tempat terjadinya perang antar saudara itu. Raja William mati ditusuk oleh salah satu prajurit Roseria, dan kedua adik kakak itu sekaligus Sang Raja—ayah mereka berdua mati dalam perang antar saudara itu.

Sang Putri yang ingin meleraikan pertikaian persaudaraan itu terlambat datang. Semuanya berakhir. Perang yang terjadi di sungai yang dilegendakan tentang keajaibannya, mereka semua mati dengan sia-sia di tempat itu.

Dan saat itu, yang menjadi penerus tahta kerajaan Roseria adalah Lillian D. Roseria. Dan karena kejadian itu pula, sungai itu diberinama Sungai Merah karena kejadian perang antar saudara itu. Selesai."

Semua orang di kelas bertepuk tangan, semua anak kecuali Sofia dan Albert terkagum-kagum dengan cerita Elizabeth. Elizabeth dengan sombongnya terduduk seperti orang yang sudah melakukan suatu hal yang luar biasa hingga berani menyombongkan dirinya.

"Tapi, rasanya itu seperti dongeng. Kejadiannya terlalu tragis." Ucap Ernest, berkomentar.

"Itu karena cara Elizabeth yang bercerita seperti sedang mendongengkan." kata Albert membalas komentar Ernest.

"Tapi, karena aku bercerita seperti itu, kalian menyukainya, bukan?"

Semua mengangguk, menyetujui perkataan Elizabeth.

"Kerajaan Roseria itu berada dimana?" tanya seorang anak laki-laki berkulit coklat yang duduk di depan Ernest.

"Kerajaan Roseria itu bertetangga dengan kita, sekarang kerajaan itu bernama Kerajaan Grasia."

Semua tersontak, mereka bahkan tidak menyangka sejarah yang berakhir tragis itu berada di dekat kerajaannya.

"Sejak pemerintahan Ratu Lillian banyak kerajaan lain yang ingin menyerang kerajaan Roseria, tapi Ratu Lillian terlalu kuat untuk dikalahkan hingga akhirnya dia bisa menaklukan 6 kerajaan. Hingga saat ini, semua kekuasaan itu masih dikuasai oleh Raja Grasia saat ini. Dam saat ini, kerajaan Grasia dijuluki Kerajaan paling sulit ditaklukkan." lanjut Alcott.

(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang