Pria berotot itu menatap Sofia bingung. Dia tidak mengerti apa yang akan dilakukannya.
"Ada apa? Apa kau ingin menantangku?"
Sofia terdiam beberapa saat sebelum berkata, "Ya, aku menginginkan pedang itu."
Pria itu untuk sesaat terdiam heram lalu tiba-tiba tertawa keras, yang lain pun tiba-tiba ikut tertawa.
Leonardo kebingungan di tempatnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pria itu memukul mejanya sedikit keras dan berkata, "Hei Nona, kau tahu kan sedang berhadapan dengan siapa?"
"Aku tahu, aku sedang berhadapan dengan pria berotot yang sangat percaya diri dengan kemampuan adu tangannya."
"Evano Redire, itu namaku. Jangan sebut aku lagi dengan julukan pria berorot!"
"... Aku mengerti." Ucap Sofia lalu meletakkan tangannya di atas meja. "Kalau begitu, bagaimana jika kita mulai saja sekarang?"
"Hahahaha." Evano kembali tertawa. "Nyalimu cukup bagus juga Nona kecil. Apa kau tidak takut jika lenganmu patah?"
"Maafkan aku, tapi aku tidak yakin itu akan terjadi."
"Menarik! Menarik!"
Evano masih tertawa, dia merasa telah menemukan gadis unik saat ini.
"Ngomong-ngomong, aku tidak merasakan manamu."
"Percaya tidak percaya, aku ini seorang penyihir handal. Aku selalu menyembunyikan manaku untuk menyembunyikan kehadiranku."
"Benarkah? Tapi kau benar-benar masih terlihat muda."
"Jangan percaya dengan umur wajahku, sebenarnya aku sudah cukup tua."
Evano menyeringai, dia pun langsung ikut meletakkan tangannya di atas meja. Dia memegang tangan Sofia dan bersiap untuk kompetensi dengannya.
Sofia berhasil membohonginya.
"Jika kau kalah, kau harus jadi milikku. Sepertinya aku mulai menyukaimu."
"Boleh saja."
Seorang wasit memegang tangan mereka. Dia memberi aba-aba untuk memulai pertandingannya. Dan saat ia melepas tangan mereka, pertandingan mereka dimulai.
Kedua tangan itu tak terlihat sedang menyerang, Evano seperti sedang menunggu Sofia untuk menyerang duluan.
"Ada apa? Kenapa kau tidak langsung menyerangku?" Tanya Sofia.
"Kenapa? Aku ingin sedikit lebih lama merasakan lembutnya tanganmu."
"... Begitu?"
"Ya."
"Apa kau tidak keberatan jika aku menang?"
"Tentu saja! Ya, itu pun jika kau bisa menang dariku."
"..."
Sofia menatap tangannya dan mulai merasa tidak nyaman. Dia kembali menatap datar Evano. "Bukankah jika aku kalah aku akan jadi milikmu? Bagaimana jika kau kalahkan aku saja dan setelah itu kau bisa bebas menyentuhku."
Evano menyeringai, "Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan, tapi idemu memang benar."
Lalu tanpa segan Evano mencoba mendorong tangan Sofia. Tangan Sofia sedikit tergerak ke belakang tapi langsung berhenti dan kembali ke tempat awal.
Evano terlihat sedang berusaha mendorong tangan Sofia, ia belum menggunakan kekuatan tangan sepenuhnya karena meremehkan Sofia. Tapi karena tangan Sofia tidak bergerak sama sekali dia menggunakan semua kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasiaCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...