Sofia terlihat semakin bingung. Keadaannya saat ini membuatnya tak bisa mengambil keputusan. Dia tidak bisa berpikir jernih.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Seluruh dunia mencariku. Jika aku datang menemuinya, yang ada aku mungkin akan ditangkap. Dan jika aku meminta bantuan kelompokku, aku takut mereka akan membunuhnya jika dia ternyata malah menghalangi tujuan mereka."
"Ah, iya, aku mengerti." Jawab Nenek Tua itu. "Tapi jika kau memanfaatkan para penjahat itu untuk tujuanmu yang ingin menghancurkan dunia, kau juga manfaatkan saja Pangeran Arthur agar nama baikmu bisa dirubah."
Sofia menatap Nenek Tua itu bingung, "Pangeran Arthur?"
"Ya. Kau tahu kan dia itu terkenal licik dan kuat. Kau akan berhenti dikejar jika kau sudah ditangkap dan dimiliki oleh seorang petinggi di dunia ini. Dengan segala akal yang dimilikinya, jika kau bermanfaat olehnya kau mungkin akan terbebas dari ancaman dunia."
"Tapi dia hanya seorang Pangeran."
"Ya, dia Pangeran yang berambisi untuk menjadi Raja."
Sofia tercengang. Sekarang dia mengerti apa yang dimaksud Nenek Tua itu. Jika Sofia berada di pihak Pangeran Arthur yang berambisi untuk menjadi Raja, Sofia bisa mendapatkan perlindungan darinya.
"Apa sekarang kau mengerti?"
"Ya, sekarang aku mengerti."
Wajah Sofia berubah serius, dia mulai terpikirkan cara untuk melakukan tujuannya. Meski sepertinya dia akan mengkhianati kelompoknya, tapi dia sudah merasa melakukan yang terbaik.
Menghentikan kejahatan bukan hal yang salah, kan?
"Sekarang aku mengerti. Jika aku berhasil bergabung dengan Pangeran Arthur, hanya perlu waktu sampai aku benar-benar terlepas dari pergerakan dunia yang mencariku, kan? Setelah itu aku tinggal pergi ke Kerajaan Belirya dan menanyai pelayan itu, kan?"
Nenek Tua itu mengangguk, "Iya. Kau benar."
Sofia menatap ke arah lain dan melihat ke arah luar dimana masih terlihat pemandangan kota dari sana. Dia mencoba menebak dimana Pangeran Arthur berada. Dan satu-satunya yang dipikirkannya adalah di kastil kecil yang satu-satunya ada di tempat itu.
Tapi kemudian, Sofia terpikirkan hal lain. Dia merasa sudah melewatkan sesuatu.
"Tunggu dulu!" Kata Sofia. "Lalu siapa yang membawaku dan Kakak? Apa mereka juga pelayan yang mengetahui tentang keberadaan adikku?"
"Ya, tentu saja mereka tahu. Tapi pelayan yang membawa kakakmu meninggal saat kejadian itu, dan kakakmu memang sudah dibawa langsung oleh pamanmu. Saat tragedi itu, dengan kebetulan pamanmu datang."
Sofia mengedipkan matanya beberapa kali menunggu penjelasan Nenek Tua itu tentang satu hal lagi. Tapi Nenek Tua itu tidak mengatakan apapun lagi hingga akhirnya Sofia kembali bertanya, "... Lalu pelayan yang membawaku? Bagaimana dengan dia?"
Nenek Tua itu hanya tersenyum. Senyum yang sama sekali tidak Sofia mengerti maksudnya.
Lalu tak lama kemudian Nenek Tua itu menjawab, "Aku bisa mengenalmu bukan hanya karena bisa merasakan sihir dari kalungmu."
Sofia terdiam. Dia semakin tidak mengerti apa yang dimaksud Nenek Tua itu.
"A-Apa maksudmu? Apa kau tahu tentangnya?"
"Ya, aku tahu. Tapi jika kau bertemu dengannya sekarang dia tidak akan memberitahu apa-apa padamu. Dia jadi tidak tahu apapun."
"Ha? Apa maksudmu?"
Lingkaran sihir tiba-tiba terbentuk di bawah kaki Sofia. Sofia mulai terlihat bingung dan kikuk.
"Aku akan mengirimmu ke tempat Pangeran Arthur."
"Tu-Tunggu! Jelaskan apa maksudmu?"
Nenek Tua itu tersenyum dan berkata, "Jika kau ingin mencari tahu soal adikmu datang saja ke Kerajaan Belirya. Hanya di tempat itu kau bisa tahu dimana adikmu."
"Iya, tapi... aku... biarkan aku tahu apa mak-"
"Sampai jumpa!"
Nenek Tua itu mengirim Sofia pergi langsung ke dalam kastil yang Sofia lihat beberapa waktu lalu.
Sofia langsung berada di dalam ruangan koridor yang panjang dan mewah. Dia melihat ke arah kanan dan kirinya, tak ada siapapun di sekitarnya.
Sofia mengernyitkan dahinya lalu bergumam, "Dia mengirimku ke tempat ini tapi tidak memberitahuku dimana Pangeran Arthur berada."
Tiba-tiba Sofia mendengar suara seseorang sedang berjalan dan berbicara cukup keras. Dia bersembunyi di dekat vas bunga besar yang ada di dekatnya.
Seseorang keluar dari koridor di arah lain, mereka berjalan lurus ke depan dengan gagahnya. Satu orang berjalan di paling depan, seorang laki-laki berambut pirang dengan tatapan tajam berjalan seperti seorang pemimpin. Seorang Kesatria berambut hitam kebiruan berada di belakangnya diikuti dua orang pelayan wanita di belakang mereka.
Mereka belok ke arah lain tanpa mengetahui keberadaan Sofia. Sofia yang melihat mereka pergi ke arah itu langsung mengikutinya diam-diam. Dari aura yang dipancarkan laki-laki berambut pirang itu Sofia bisa tahu kalau itu adalah Pangeran Arthur.
Sofia terus mengikutinya diam-diam sampai Pangeran Arthur tiba-tiba terdiam di depan pintu yang besar. Dua orang penjaga yang berdiri di depan pintu itu memberi hormat kepadanya.
"Ada seseorang yang mengikutiku, jangan biarkan dia sampai masuk ke dalam." Kata Pangeran Arthur memerintah kedua prajurit itu.
"Baik."
Kedua prajurit itu menurut, lalu mereka membukakan pintu itu untuk Arthur dan membiarkannya masuk ke dalam.
Sofia sadar jika tingkahnya sudah diketahui Pangeran itu. Sofia bisa menebak apa yang dibicarakan Arthur saat bertemu kedua penjaga itu.
Sofia menghela napasnya, ia harus mengubah rencananya. Daripada menemuinya diam-diam lebih baik dia bertemu dengannya secara sukarela.
Sofia yang bersembunyi di tihang tembok tempat itu mulai berjalan keluar dari sana. Dengan tatapan yang terlihat datar Sofia dengan tenang berjalan ke pintu itu.
Kedua prajurit itu sudah melihat Sofia yang berjalan mendekat. Mereka menodongkan tombak yang mereka bawa lalu menatap Sofia dengan tatapan tajam.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku tidak bisa merasakan mana-nya. Mungkin dia penyihir yang kuat, berhati-hatilah."
Sofia langsung menghentikan langkahnya ketika sudah berdiri beberapa langkah di depan para prajurit itu. Dia kemudian mengangkat kedua tangannya dan itu membuat kedua penjaga itu tecengang.
"Aku ingin bertemu Pangeran Arthur untuk menyerahkan diriku."
_________________________
Karena telat update jadi saya updatenya 2 chapter sekaligus.
Btw selamat berpuasa, bagi semua orang yang menjalankannya. Semoga puasanya lancar ya, aamiin...
Kalau begitu, terimakasih dan sampai besok ^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Up : Sabtu, 25 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1)Invisible Sin : The Girl Who Was Cursed (END)
FantasyCerita tidak akan dilanjutkan Peringkat #3 cursed tgl 28/11/19 ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbiasa sendiri. Terbiasa mengalah. Terbiasa tersenyum. Hariku selalu kulalui dengan penuh kerelaan. Hingga suatu hari, seseorang datang kepadaku dan mengakui bahw...