Oke, happy reading!
Acara telah selesai setengah jam yang lalu. Kini Raisya dan Jimin tengah berada dalam mobil yang di bagian luarnya telah dihias dengan beberapa karangan bunga warna-warni juga beberapa pita yang melekat.
Mereka akan pergi ke hotel yang memang sudah diboking Jimin selama dirinya dan keluarga besarnya berada di Indonesia.
Raisya sangat lelah, bahkan punggungnya sangat sakit karena terlalu banyak berdiri dan duduk. Dirinya memilih untuk menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil.
"Jika lelah tidurlah, butuh waktu satu jam hingga kita bisa sampai di hotel, " ucap Jimin yang tak melepaskan tangannya dari roda kemudi.
"Tidak usah, aku akan menemani oppa," ucap Raisya singkat dengan kedua hazelnya yang terus menatap ke arah kaca besar di depannya. Menatap jalanan yang masih sangat ramai.
Tidak ada percakapan yang terlontar dari kedua birai pasangan baru ini. Jika pasangan baru pada umumnya akan bercerita panjang lebar dan saling menatap mesra dalam mobil saat perjalan pulang, berbeda dengan Raisya dan Jimin.
Keduanya mendadak diam sejak obrolan terakhir mereka beberapa menit yang lalu, hingga akhirnya besi hidup itu menapakkan rodanya pada parkiran hotel.
Raisya membuka seatbelt-nya dan membuka pintu mobil, berencana akan langsung mengambil kopernya yang berada dibagasi mobil.
"Kopermu biar pegawai yang mengantarkannya," ucap Jimin yang baru saja keluar dari pintu mobil. Raisya mengangguk dan mendadak diam karena tidak tau apa yang akan dilakukan.
Jimin melangkahkan tungkai kakinya mendekat kearah Raisya, "Ayo kita masuk, diluar sangat dingin," ucap Jimin sambil mengusapkan telapak tangannya pada kedua sisi lengannya.
Raisya mengangguk. Seharusnya Raisya sudah mulai melangkahkan kakinya jika saja tidak ada acara sepatunya yang menginjak gaun bagian bawahnya dan harus berakhir dramatis.
Punggung Jimin yang sukses mencium trotoar dengan tubuh Raisya di atasnya. Tangan Jimin yang melingkar di pinggang Raisya hanyalah sebuah respons refleks yang dilakukan Jimin karena kejadian dimana tubuh Raisya oleng kearahnya.
Raisya mendudukkan tubuhnya sambil membantu Jimin untuk bangkit. "Maafkan aku, aku tidak sengaja, sungguh! " ucap Raisya merasa sangat bersalah. Pasti sakit bukan ketika punggungmu harus berciuman dengan toroar dingin tak memiliki selimut?
Jimin menaruh kedua tangannya di bahu Raisya agar gadisnya itu berhenti meminta maaf dan terus menunduk "Heyy, aku tidak apa-apa. Mari aku bantu, " ucap Jimin lalu bangkit berdiri terlebih dahulu mengulurkan tangannya pada Raisya yang masih bersimpuh di tanah.
Raisya menaikkan maniknya menatap Jimin yang tengah mengulurkan tangannya dengan tubuh depannya yang sedikit condong kedepan.
Jimin menggoyangkan tangan yang terulur di depan gadisnya itu karena sedari tadi Raisya hanya menatapnya datar mengabaikan uluran tangannya.
Dengan ragu, Raisya meraih tangan kanan Jimin kemudian pria itu meraih tangan kiri Raisya agar seimbang. Raisya bangkit dengan Jimin yang menariknya berdiri. Tangan mereka masih saling menggenggam erat seakan tidak ingin melepas satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...