Halooo? Apa kabar?
Ini aku update buat kalian yang nunggu diriku:( meski aku hanya update story ini aja malam ini:( aku lupa ngga lanjut MHMI sama TSM, stuck banget otak aku malam ini karena lg nyusun banyak rencana buat kalian:)
Soo aku harap kalian enjoy dengan Chapter ini 👌 mungkin ini ngga sepanjang jalan hidupku tapi kuharap kalian terhibur dengan karanganku yang satu ini 😀
Happy reading!!!!
Malam ini, Raisya meminta Jimin supaya pria itu terus memeluknya dari belakang. Menggerakkan tubuh keduanya ke kiri dan ke kanan dengan Jimin yang terus menyenandungkan lagu cinta.
Raisya suka ketika Jimin bernyanyi, suaranya lembut juga terdengar—sexy? Sama seperti Taehyung, namun pria itu suaranya lebih berat daripada Jimin.
Pernah satu waktu, Raisya meminta Taehyung bernyanyi. Dan kalian tahu apa yang terjadi? Raisya tertidur begitu saja. Suara Taehyung itu merdu juga sangat cocok dijadikan suara pengantar tidur.
"Oppa? Kapan kita memberitahu orang tua? Karyawan kantor sudah tahu, hanya tinggal mereka. Kandunganku juga sudah menginjak dua bulan dua Minggu," tanya Raisya.
Tiga minggu kebelakang, Jimin memberitahu pada semua karyawan kantor juga teman-temannya. Hanya saja, Jimin meminta agar mereka merahasiakan kabar ini dari orang tua Jimin dan Raisya. Jimin ingin melihat reaksi mereka jika mengetahui benihnya sekarang tumbuh di dalam perut istrinya.
"Bagaimana dengan dua minggu lagi? Supaya genap tiga bulan?" tanya Jimin memberikan opsi. Kandungan Raisya juga baru seumur daging dan perutnya belum terlalu terlihat kentara.
"Baiklah, aku akan menelepon mama dan papa agar meluangkan waktu mereka. Bagaimana jika minta mereka kemari saja?"
"Ide bagus sayang, kita bisa mengadakan acara keluarga sekaligus!" ucap Jimin semangat. Raisya mengelus tangan Jimin yang melingkar erat di perutnya. Mengelus rahang tegas suaminya yang kini tengah bersandar pada pundaknya.
Raisya sadar, ini kebahagiaan sesungguhnya. Ia sadar jika sebenarnya kebahagiaan itu datang ketika dirimu mau menerima keadaan dengan lapang dada. Menerimanya dengan hati ikhlas dan tidak berusaha menentang takdir yang sesungguhnya.
Jimin adalah kebahagiaannya, dan sebentar lagi ada malaikat kecil yang akan membuat kebahagiaan Raisya dan Jimin berkali lipat. Jimin suka saat ia dipanggil calon papa oleh Raisya dan beberapa orang ketika menyapanya, begitu juga Raisya. Ia suka ketika dipanggil calon mama. Setidaknya, ia harus bersyukur saat ini. Banyak di luar sana yang ingin memiliki momongan dan harus bekerja keras. Berbeda dengan dirinya yang dengan mudah juga waktu yang tergolong singkat bisa kembali merasakan sesuatu yang hidup dalam rahimnya.
"Sayang? Dokter Shin bilang, kau harus sering berenang. Besok hari minggu, pagi nanti ayo berenang!" ajak Jimin.
Dua hari lalu, Jimin dan Raisya pergi mengecek kandungan, dan dokter Shin bilang jika Raisya harus sering berolahraga. Bisa berenang atau lari kecil supaya kakinya tidak bengkak nanti.
"Iya, tapi gendong aku ya. Oppa tahu aku tidak bisa berenang jika airnya terlalu dalam," ucap Raisya sambil terkekeh menertawakan kebodohannya sendiri. Apakah itu dapat dikatakan bisa berenang? Kerap kali Raisya memikirkan hal itu.
"Baiklah, artinya besok aku akan menjadi bebek pink lagi?" canda Jimin seraya mengecup pipi kiri Raisya gemas bersamaan dengan Raisya yang terkekeh karena mendengar Jimin akan menjadi bebek pink nya. Kalian ingat bukan insiden Areum? Jangan pura-pura lupa!
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...