43. Berenang

4.1K 344 55
                                    

Ps. Tandai typo jika ada

Baca note aku di akhir chapter.





























Setelah menyelesaikan pergulatan, Jimin dan Raisya kini memilih untuk merebahkan diri di atas kasur kendati ini sudah pukul 5 sore.

Keringat yang masih bercucuran di tubuh keduanya juga napas yang masih terengah. Jangan lupakan air mata Raisya yang tak berhenti mengalir sejak Jimin mulai membenamkan miliknya pada Raisya. Memasuki rumahnya.

Jimin dan Raisya tengah saling memeluk dalam keadaan tidak memakai sehelai benangpun dan tubuh mereka yang tertutup oleh bedcover tebal yang membungkus tubuh keduanya.

Raisya nampak menyamankan diri di pelukan Jimin dan membenamkan wajahnya pada dada Jimin. Menghirup aroma citrus bercampur dengan musk yang selalu Raisya suka.

"Terima kasih Raisya," ungkap Jimin seraya mencium kening Raisya lama. Kini, tidak ada julukan gadis pada Raisya, melainkan seorang wanita seutuhnya.

"Tidak apa-apa, kenapa oppa malah berterima kasih?" tanya Raisya.

"Kau sudah menjaganya untukku."

Raisya tidak menjawab melainkan semakin mengeratkan pelukannya pada Jimin. Sebenarnya tidak perlu berkata demikian karena sudah seharusnya seorang wanita menjaga kehormatannya untuk suami. Bukan hal yang tabu lagi bukan?

"Kira-kira, apa baby Jim akan segera hadir atau tidak, ya?" tanya Jimin iseng.

Raisya tersenyum, memikirkan jika ada seonggok daging yang akan hidup di perutnya saja membuat Raisya senang. "Entahlah, semoga saja bisa cepat jika benih yang ada diperutku kuat."

"Hei? Benihku itu yang paling baik!" ungkap Jimin menggebu-gebu tak terima karena Raisya secara tidak sengaja meragukan benihnya.

"Iya-iya. Kita harus mengganti seprainya oppa, ini kotor."

"Biar aku yang ganti, kau mandi dulu saja," ucap Jimin. Raisya menganggukkan kepalanya lantas menjauh dari Jimin dan mencoba bangkit dengan bedcover yang masih melekat ditubuhnya.

Raisya melupakan sesuatu.

Vaginanya sakit!

Oh astaga, sekarang bagaimana?

Raisya menoleh kearah Jimin yang masih terbaring dengan tubuh terekspos sempurna karena badcovernya sudah luruh dan melekat ditubuh Raisya.

"Oppa?"

Jimin menoleh pada Raisya yang masih berdiri di tempatnya.

"Ada apa?" tanya Jimin bingung.

"Bisa gendong aku ke kamar mandi?" pinta Raisya malu-malu. Ia tidak bisa dengan gamblang bilang jika miliknya sakit.

Jimin terkekeh gemas sebelum akhirnya ia bangkit dan menggendong Raisya dengan balutan bedcover di tubuhnya masuk kedalam kamar mandi. Jimin memasukkan tubuh Raisya masuk kedalam bathub dengan bedcover yang sudah ia tanggalkan.

Jimin menyalakan keran air hangat untuk mengisi bathub. Membiar Raisya berendam untuk membersihkan diri sementara dirinya keluar untuk mengganti sprei juga membersihkan noda merah yang ada.

Hei, Bagaimanapun ia harus menghapus jejak terlebih dahulu sebelum menyuruh pelayan vila mencuci seprainya, di mana ada darah keperawanan yang berhasil Jimin bobol.

Mengingat pergulatannya tadi bersama Raisya membuat ribuan kupu-kupu seakan menggelitik perutnya. Rasa bahagia itu terus berputar dalam pikirannya.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang