53. Papiable

3.1K 322 42
                                    

Jimin sudah membawa semua yang diperlukan untuk membuat infused water. Ia membeli kiwi, lemon, strawberry dan juga daun mint.

Jimin langsung menuju dapur kantor dan bertemu dengan beberapa karyawan yang tengah mengambil minum atau membuat kopi. Mereka menyapa Jimin lantas bertanya "Sajang-nim? Apa yang sedang anda cari?" tanya salah satu karyawan wanita yang sudah memiliki dua anak.

"Ah, aku mau membuat infused water untuk Raisya. Ia kurang enak badan," ucap Jimin berbohong. Ia memang berniat ingin menyembunyikan perihal kehamilan Raisya dari publik. Ia tidak mau sesuatu yang buruk kembali terjadi.

"Ahh, itu mudah hanya tinggal dipotong-potong saja dan tambah air juga batu es," ucapnya. Jimin menganggukkan kepalanya dan langsung menyambil pisau juga talenan yang tersedia setelah karyawan itu pergi.

Jimin mengupas buah kiwi dan mencucinya. Mengirisnya dan diletakkan dalam satu wadah yang Jimin beli juga tadi di supermarket.

Ia juga mengiris lemon dan strawberry, mengampurkan semuanya dalam satu wadah. Jimin mengambil balokan es kecil yang ada di kulkas. Memasukkan beberapa dan ditambah air juga beberapa helai daun mint. Setelah semuanya selesai, Jimin membereskan kekacauan dan berjalan ke ruangannya kembali.

Terhitung sudah satu jam berlalu ia meninggalkan Raisya dan Namjoon. Jimin bergegas kembali keruangan dan menemukan Namjoon yang tengah menyelesaikan pekerjaannya diatas meja dekat sofa dengan Raisya yang tertidur pulas.

Buru-buru Jimin melepas jasnya dan meletakkannya diatas paha Raisya. "Kau sudah pulang? Kenapa lama sekali? Istrimu sampai ketiduran gara-gara menunggumu!" kesal Namjoon karena Jimin lama sekali.

"Ah maafkan aku hyung, aku langsung pergi ke dapur untuk membuat ini, tapi Raisya malah sudah tidur, " ucap Jimin seraya meletakkan infused water yang wadahnya sudah mengembun.

"Kenapa kau tidak memesannya atau membelinya di toko yang menjual infused water?" Tanya Namjoon.

Jimin mengerjap. Dirinya bahkan tidak terpikir hal itu karena cepat-cepat.

"Kalau begitu, jaga istrimu. Aku harus kembali keruangan. Biar nanti aku yang menghadiri meeting, " ucap Namjoon akhirnya. Jimin mengangguk setuju. Lagipula kliennya yang ini tidak begitu berpengaruh juga sebenarnya.

Setelah Namjoon keluar dari ruangan dengan berkasnya, Jimin menghampiri meja kerjanya dan mengambil berkas yang sedang dikerjakan. Membawanya kearah meja yang tadi Namjoon tempati dan duduk di karpet yang ada. Tidak buruk juga, ia bisa memandangi wajah pulas Raisya dari sini.

.

.

.

Jimin memberikan infused water yang ia buat pada Raisya. Tidak lama setelah Jimin sampai, Raisya kembali terjaga. Mengeluh mual dan pusing. Jimin dengan sigap menyodorkan infused water dan dengan siagar mengurut perlahan tengkuk Raisya.

Apakah semua ibu hamil akan mengalami hal ini? Jimin tidak tega. Jika bisa dia saja yang mengalaminya, Raisya yang hamil dan Jimin yang menanggung rasa sakitnya. Bisa tidak?

"Apa mualnya sudah reda?" tanya Jimin. Raisya mengangguk lantas menyandarkan kepalanya pada dada Jimin dan pria itu merengkuh bahu Raisya. Mengelusnya perlahan guna memberikan ketenangan.

"Oppa tadi lama sekali, aku jadi ketiduran," keluh Raisya yang membuat Jimin terkekeh. "Maafkan aku karena lama. Lagipula, kau harus banyak istirahat sayang. Mau makan tidak? Ini sudah siang," tawar Jimin. Sudah pukul 11 siang yang artinya sudah mau masuk jam makan siang.

"Order saja bagaimana? Aku malas keluar, panas," ucap Raisya seraya menunjuk jendela yang menampilkan jalanan dengan terik matahari yang mendera. Jimin menganggukkan kepalanya setuju. Di luar memang sedang panas.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang