Disinilah mereka. Di meja makan dengan makanan dan minuman yang Raisya dan Jimin beli tadi di pasar malam. Dengan kehadiran alie-maksudnya, Kim Taehyung kesini. Jimin menelepon sahabatnya itu karena memang Taehyung sudah dianggap keluarga oleh keluarga Jimin.
"Kalian membeli makanan sebanyak ini? " tanya Taehyung dengan mulut yang penuh dengan martabak. Belum lagi tangan kanannya yang memegang donat berukuran cukup besar. "Pertanyaanmu retorik oppa," ucap Raisya datar.
Raisya tertegun lupa. Harusnya dia tidak boleh bersikap seperti ini terlebih lagi didepan ibu dan ayah Jimin "Kau bertanya dengan jawaban yang sudah jelas ada di depanmu," ucap Raisya menjelaskan.
"Ini enak, tidak ada makanan seperti ini di Korea," komentar ibu Jimin. "Eum, aku juga baru menemukan makanan seperti ini," ucap Taehyung menimpali dengan mulut penuh.
Raisya hanya menggeleng lalu memakan sepotong donat yang berada di tangannya.
"Raisya? Kau akan melanjutkan sekolah bukan? " tanya Juhyun-ayah Jimin. Raisya terdiam dan menatap Jimin yang duduk di depannya memberikan kode apa yang harus ia katakan.
"Tentu saja appa, Raisya akan Jimin daftarkan di sekolah kesehatan yang berada di dekat kantorku," papar Jimin menjelaskan. "Wah, ide bagus. Appa sudah sering sakit-sakitan jadi menantu appa yang akan mengobatinya nanti," ucap Juhyun sambil tersenyum.
Sementara Raisya hanya mengangguk-angguk saja meng-iyakan. "Jimin? Rumah yang akan kau tempati bersama Raisya sudah selesai? " tanya Minji-ibu Jimin.
Jimin mengangguk "Sudah, hanya saja barang-baranya belum dibeli. Aku ingin Raisya ikut andil dalam dekorasi rumah," jawab Jimin lalu menatap Raisya sambil memasukkan martabak matcha ke dalam mulutnya. Mengunyahnya hingga gumpalan mochi itu menggembung.
"bagaimanapun Raisya pasti punya selera yang mungkin bisa berbeda denganku," lanjut Jimin. Raisya tersenyum. Jimin memang pria pengertian.
"Baguslah, nanti kalian tinggal dirumah eomma dan appa dulu sebelum rumah kalian terisi dengan perabotan " ucap Minji yang diangguki oleh Raisya dan Jimin.
Taehyung merenggut kesal. Pria itu juga ingin menikah. Hanya saja gadis-gadis di luaran sana hanya menginginkan hartanya saja. Padahal wajahnya tampan kok, tidak kalah dengan Jimin.
"Kapan ya aku akan menikah?" monolog Taehyung membuat semua atensi yang berada diruangan itu terarah padanya. Taehyung merasa malu sendiri ditatap semua orang seperti itu "Kenapa? Apakah salah? " tanya Taehyung dengan mengerucutkan bibirnya seperti bebek.
"Ada apa dengan Yeri? Apa dia tidak mau padamu? " tanya Juhyun pada sahabat anaknya sekaligus seseorang yang sudah dianggap anak olehnya.
"Ah, jung Yeri hanya ingin hartaku appa-nim. Kemarin dia meminta dibelikan lamborghini. Setelah aku belikan dia malah berkencan dengan lelaki lain" curhatnya. Raisya ingin sekali menertawakan kisah cinta Taehyung yang tragis, tapi gadis itu menampiknya.
"Lupakanlah, kau pasti akan menemukan gadis yang cocok untukmu" ucap Minji sambil mengelus punggung Taehyung lembut. Pria itu mengangguk. Memang dia tidak sedih sih apalagi hanya karena ditinggal perempuan tidak setia seperti Yeri.
"Aku ingin menikahi gadis SMA saja seperti Raisya saja, " ucap Taehyung yang membuat manik Raisya membola terkejut dengan penuturannya.
Jimin memukul bahu Taehyung yang dibalas ringisan oleh alie-oke maaf dibalas ringisan oleh Taehyung. "Kau ini! Tidak ada anak SMA yang mau dengan dirimu! " ucap Jimin.
"Yaa! Kau lebih tua 3 bulan dari diriku! " belanya tidak terima. "Sudahlah kalian ini kenapa hobi sekali bertengkar? Taehyung, kau harus mencari gadis yang benar dan jangan sampai salah pilih, ibu sudah seringkali berkata jika mejikah itu sekali untuk seumur hidup. Maka tidak ada salahnya untuk pilih-pilih dalam mencari pasangan hidup," ucap Minji menasehati yang dibalas anggukan oleh Taehyung. Lagipula tidak ada gunanya berdebat dengan sibantet-Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...