Ps. Chapter ini tidak terlalu panjang.
Tandai typo jika ada
Baca note aku di akhir chapter.
Btw Happy 1k Followers. Buat merayakannya, aku mau up lg pas sahur nanti, tapi ngga tau nih yang mana. Jd, tunggu aja ya pas sahur nanti.
Raisya dan Jimin sudah kembali bekerja. Keduanya kembali ke ruangan dan mengerjakan tugas masing-masing. Rapat dengan beberapa koleganya sudah dirampungkan oleh Namjoon juga sang ayah, membuat Jimin tinggal memeriksa dokumennya kembali untuk mengetahui apa yang perusahaannya sepakati.
Raisya juga sama dengan Jimin, wanita itu tengah memeriksa data klien yang akan bergabung diperusahaan, karena PC (Park Corp) akan membuka lowongan pekerjaan dibagian divisi keuangan.
"Kapan interviunya dilakukan, Namjoon oppa?" tanya Raisya pada Namjoon. Kini, Raisya akan ikut andil dalam pelaksanaan interviu ini. Selain ada Namjoon dan Raisya, dalam ruangan juga sudah ada tiga orang lainnya yang akan ikut melakukan interviu.
"Lima menit lagi. Kau tidak masalah dengan ini? Ini akan memakan waktu lama, bagaimana jika Jimin memanggilmu?" tanya Namjoon. Pasalnya, Jimin itu terlalu posesive pada istrinya ini, hingga tidak mau Raisya meninggalkan ruangan.
"Tenang saja, aku sudah bilang padanya. Hanya saja, saat setelah makan siang, aku tidak bisa ikut kembali karena harus menemaninya meeting dengan klien," ucap Raisya. Namjoon mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Semenjak ada Raisya, Jimin akan rapat ditemani oleh Raisya dan Namjoon yang mengerjakan berkas-berkas di kantor juga bagian divisi keuangan ada dibawah kukungannya.
Mereka melakukan interviu dengan santai meski mungkin untuk para pelamar pekerjaan akan terasa menegangkan. Raisya tidak banyak bicara, ia hanya akan bertanya sesekali. Ia lebih banyak mengamati berkas lamaran para interviu yang ada, hingga pelaksanaan ini harus berhenti kala jam istirahat. Masih banyak pelamar yang sedang menunggu di lobi.
Raisya masuk ke ruangan dan langsung melihat Jimin yang tengah memijat keningnya. Apakah sesulit itu hingga Jimin dibuat kelimpungan?
Raisya berjalan mendekat. Jimin yang mendengar suara ketukan heels Raisya pun menoleh. Raisya dengan senyuman juga rambut yang ia kucir kuda.
"Interviunya sudah selesai?" tanya Jimin.
Raisya berdiri di belakang bangku Jimin dan meraih kepala suaminya guna memijatnya perlahan. Jimin bilang, jika ia sedang pusing dengan tugasnya, ia hanya perlu Raisya memijatnya saja. Dan sekarang ia melakukannya.
"Baru setengah, dan masih banyak yang belum di interviu, sepertinya kita membutuhkan dua hari untuk interviu," ucap Raisya. Jimin menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kerjanya, sementara Raisya memijat kening juga pelipisnya pelan.
"Tidak masalah, hanya saja kau tidak boleh ikut lagi. Jam dua siang nanti akan ada meeting di perusahaan, jadi kau harus menemaniku," ucap Jimin.
"Iya, sekarang mau pergi keluar cari makan atau memesan makanan saja?" tanya Raisya memberikan opsi.
"Cari makan saja yu, aku pusing jika harus bergulat dengan berkas-berkas ini!"
Raisya menganggukkan kepalanya lantas memakaikan jas kerja pada tubuh Jimin kembali. Mengancingkannya perlahan lalu menepuk-nepuk pundak Jimin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...