37. Bunga api

3.2K 322 55
                                    

Ps. Baca author note di akhir Chapter nanti.

Update lebih cepat karena jam segini aku udah ngantuk.

Tandai typo jika ada

Happy reading.













Sudah dua minggu berlalu sejak dirinya dan Jimin yang merencanakan akan membangun keluarga kecil yang sesungguhnya dengan malaikat-malaikat kecil yang akan berlarian dengan Raisya yang akan mengejar malaikat kecil tersebut.

Hari ini sabtu dan itu artinya besok mereka akan libur kerja. Sebenarnya jika saja Jimin tidak bisa menahan, ia ingin menyerang Raisya setiap malam. Melihat gadis itu yang tidur dengan pakaian panjang namun tipis memhuat libido jimin tidak stabil.

Hanya saja ia berpikir, jika ia menyetubuhi gadisnya dan akhirnya berbuah, apakah itu tidak membahayakan? Yang Jimin tahu, hamil muda itu tidak mudah dan sangat rentan karena kondisi fisik yang belum sempurna. Makanya Jimin selalu menunda, bukan karena ia tidak ingin memiliki keturunan dari Raisya, pria itu hanya takut Raisya malah mengalami hal yang tidak ingin ia rasakan.

"Oppa tidak mau pulang? Ini sudah sore dan pekerjaan sudah aku selesaikan semuanya," tanya Raisya. Gadis ini sudah siap pulang dengan tas yang sudah ia bawa. Jimin tersenyum lantas memasukkan laptop dan beberapa berkas yang tidak boleh ia letakkan dimeja kantor kedalam tas kerjanya. Pria itu lantas melenggang bersama Raisya dengan lengannya yang diapit oleh Raisya.

"Raisya? Mau berkunjung ke namsan tower? Ada perayaan kembang api malam ini! " ajak Jimin. Sebenarnya Namsan tower berbeda arah dari sekarang.

"Tapi sekarang kita berlawanan arah! "

"Jika kau ingin pergi, kita bisa putar arah. Aku ingin makan eskrim juga disana. Mau tidak? " ajak Jimin. Dengan senyum mengembang. Raisya mengangguk seraya tersenyum. Sudah lumayan lama ia dan Jimin tidak pergi jalan-jalan.

Tidak memakan waktu lama, sedikitar 30 menit, mereka sampai. Setelah Jimin memarkirkan mobilnya mereka langsung berbaur dengan beberapa masyarakat yang juga tengah berkunjung kesini untuk melihat pesta bunga api.

Ada beberapa orang yang mengenali Jimin hingga akhirnya mereka harus tetap menjaga jarak demi keselamatan. Bisa dibilang Jimin ini menantu idaman. Pekerjaan mapan dan masa depan terjamin. Belum lagi wajahnya yang rupawan. Cocok sekali untuk dipamerkan pada ibu-ibu arisan. Bahkan ada beberapa anak muda yang mengatai jika Raisya adalah seorang jalang yang disewa Jimin untuk bermalam. Sialan sekali bukan mulutnya?! Minta disumbangkan pada orang yang lebih membutuhkan mulut.

Jimin terus menggandengan jemari Raisya erat. Gadis itu tengah memakai heels yang membuat ia tidak bisa berjalan terlalu cepat jika tidak mau tumitnya lecet. Jimin juga memahami itu, dia membawa Raisya lembut diseling beberapa candaan yang Jimin lemparkan.

Pernah berfikir hubungannya akan seperti ini dengan Jimin saja tidak pernah. Raisya kira ia tidak akan tahan dan malah akan berujung dengan perceraian. Tapi siapa sangka? Kini bahkan ia tidak mau meninggalkan Jimin barang sedetik saja.

"Mau beli eskrim dulu? " tawar Jimin. Raisya mengangguk. Pertunjukkan bunga api akan dimulai setengah jam lagi. Daripada ia dan Jimin hanya berdiri mematung, lebih baik pergi ke kedai eskrim saja. Tidak ada salahnya jika menunggu perayaan tiba dengan satu cup eskrim vanilla.

"Sayang? Beli sandal dulu saja! Aku tidak mau kakimu lecet! " ujar Jimin yang melihat Raisya berjalan tidak nyaman. Jimin bukan tipe pria tidak peka. Ia bahkan sedari tadi risau dengan gadisnya. Tanpa menolak, Raisya mengangguk saja dan membiarkan Jimin membawa dirinya pada sebuah toko sandal terdekat.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang