20. Kesengajaan

3.4K 325 1
                                    

"Oppa? Pulang jam berapa?" Jimin menoleh pada gadisnya lantas tersenyum "Siang. Hari ini pekerjaanku tidak menumpuk berkat dirimu, aku akan menjemputmu," jelas Jimin.

Yeah, Raisya seringkali membantu Jimin untuk menyelesaikan pekerjaannya yang berhubungan dengan keuangan atau menyumbangkan beberapa ide untuk bisnis Jimin.

Tidak hebat, hanya ide kecil yang terkadang bersarang pada kepalanya. Ia mengutarakan idenya jika memang pas dengan situasi yang Jimin alami saja. Tidak begitu banyak berpengaruh, namun terkadang bisa sedikit membantu karena pikiran Raisya masihlah sangat sederhana.

"Arraseo, tapi tunggu aku mengabarimu dulu. Aku akan berlatih bernyanyi bersama Jungkook dan Min-ssaem." seketika wajah Jimin langsung berubah. Teman sialannya itu malah terus mendekatkan istrinya dengan bocah ingusan itu.

"Huft, arraseo. Tapi ingat, jangan dekat-dekat dengan Jungkook itu. Kalau tidak aku marah!" rajuk Jimin diiringi bibirnya yang terpaut dan melipat tangan diatas dadanya.

Raisya terkekeh "Iya. Oppa posesive sekali sih," ujarnya lalu meraih tas di belakang kemudi dan memakainya. Jimin tersenyum ketika melihat Raisya yang tengah merapikan poninya yang sudah panjang dan hampir saja menusuk matanya sendiri.

Setelah selesai dengan penampilannya, Raisya segera pamit pada Jimin karena bel akan berbunyi tidak lebih dari limabelas menit lagi, "Oppa, aku masuk dulu. Semangat bekerjaa!" ucapnya sambil mengepal kedua tangannya yang ditunjukkan pada Jimin.

Jimin menarik kepala Raisya hingga gadis itu memekik terkejut, menempelkan bibirnya pada pipi Raisya membuat gadis itu membisu dengan mata membulat.

"Aku ingin mencium bibirmu, tapi kurasa belum waktunya. Sudah sana sekolah!" titah Jimin setelah puas membuat gadisnya terdiam membeku. Raisya mendelik pada Jimin, suaminya itu mendadak sering mesum meski wajar saja sih.

"Ck, arraseo. Aku pergi oppa! Chaja!" Raisya membuka pintu mobil lalu keluar dan lekas menutupnya kembali. Menunggu Jimin hingga mobil itu melaju melewatinya.

Tungkai Raisya menata anak tangga tepat ke yang 10 dan dirinya harus merelakan jika bokongnya mencium lantai. Gadis itu terpeleset karena ada minyak yang membanjiri anak tangga.

Raisya meringis sebelum akhirnya kembali bangkit lalu menepuk-nepuk bokongnya dan telapak tangannya yang kotor meski tidak terlalu kotor. Iseng sekali orang-orang menumpahkan minyak di anak tangga. Bagaimana jika ada orang lagi yang jatuh?

Raisya memutuskan untuk mengambil kain pel yang berada di pojokan tangga. Tidak terlalu basah, sepertinya ahjussi yang sering membersihkan sekolah baru saja selesai membersihkannya tapi ada tumpahan minyak yang entah bermula dari mana.

Menggerakkan pel-an ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang hingga seseorang menepuk bahunya. Gadis itu lantas menghentikan kegiatannya dan menoleh ke belakang. Didapatinya Jung-ssaem dengan wajah datar menatap heran dirinya.

"Kenapa kau mengepel lantai? Bukankah masih ada waktu tujuh menit lagi sebelum bel masuk?" tanyanya penuh selidik dengan alis yang menukik ditengah.

"Ini ada tumpahan minyak Ssaem, jadi aku membersihkannya," jelas Raisya. Guru pria itu sepertinya tidak mudah percaya, kentara sekali karena guru di depannya itu malah menunjukkan eskpresi meragukan pada Raisya.

"Yang benar?" tanyanya. Ingin sekali Raisya merotasikan bola matanya jika yang berada di depannya ini Jungkook atau Jimin. Raisya memilih mengangguk kemudian pria Jung itu meninggalkan gadis yang tengah memegang gagang kain pel dan kini tengah menatap kepergiannya.

Raisya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan gurunya yang satu itu. Setelah membuat dirinya takut, lalu pergi begitu saja. Menghembuskan napasnya lalu kembali mengepel dan memastikan agar tidak licin.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang