Raisya tengah mendudukkan bokongnya pada kursi di perpustakaan. Beberapa buku novel sudah bertengger di atas meja tepat di hadapannya. Earpod yang sudah tersumpal manis di telinganya, juga kacamata yang menghias wajah Raisya dan angin berhembus karena Raisya membuka jendela perpustakaan membuat angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya.
Ketenangannya lenyap tak kala Jungkook duduk di sebelah Raisya dan membuka earpod sebelah telinganya lantas memakainya di telinga pria itu. Pria menyebalkan ini tidak pernah bisa diam.
Raisya hanya menghembuskan napasnya dan kembali fokus pada buku novel di depannya—mencoba menghiraukan Jungkook pastinya.
"Raisya? Kita tidak mau menampilkan sesuatu untuk pentas seni tiga minggu lagi?" tanya Jungkook menyudahi keheningan yang tercipta selama beberapa menit.
"Memang mau apa? Aku tidak bisa apapun." Raisya masih enggan menatap Jungkook dan masih setia pada bukunya. Jungkook yang tidak suka diabaikan memilih untuk menutup buku tebal di depan Raisya yang tentu saja mengundang decakan kesal dari si gadis.
"Apa sih mau mu Koo?" tanya Raisya yang berusaha sabar dan tidak ingin emosi. "Aku tidak suka diabaikan, jika aku bicara maka tatap aku."
Jungkook ini benar-benar menyebalkan. Tidak bisakah dirinya bicara saja? Toh Raisya juga akan mendengarkannya. "Baiklah, maafkan aku. Apa yang ingin kau katakan?" tanyanya sambil melipat kedua tangan di atas meja dengan wajah yang menoleh pada presensi Jungkook.
"Aku ingin kita bernyanyi, bagaimana?" Tanya Jungkook. Raisya pasrah, gadis itu membiarkan kepalanya jatuh pada meja. Pusing dengan permintaan Jungkook. Raisya hanya menghindari terjadi Pembulyan lagi saja, karena dirinya masih trauma karena kejadian lima hari yang lalu.
"Aku tidak bisa bernyanyi." Raisya berbohong. Sebenarnya suaranya tidak buruk, dia juga bisa menari hanya saja sudah ia katakan jika Raisya hanya menghindari pembulyan itu karena sampai sekarang lebam di pelipisnya belum hilang.
"Ayolah Raisya-yya, aku yakin kau bisa. Kemarin aku mendengarmu bernyanyi dan suaramu bagus!" Sialan, Raisya sampai lupa kemarin Han-ssaem mengadakan tes bernyanyi untuk senibudaya. Raisya benar-benar lupa.
"Aku tidak mau Koo," kukuhnya dengan wajah yang masih tenggelam pada meja. Jungkook berdecak ikut sebal,"Lalu dengan siapa aku harus bernyanyi?! Min-ssaem menyuruhku untuk menampilkan sesuatu untuk pentas seni nanti!" kesalnya.
"Kau bisa bernyanyi denganku, Jungkook."
Tidak-tidak, itu jelas bukan Raisya yang menjawab. Raisya mengangkat kepalanya dan terkejut ketika mendapati Kang Hyuna berdiri di depan meja mereka.
"Maaf sunbaenim, maksudmu?" tanya Jungkook retorik. Hyuna adalah kakak tingkat Jungkook dan Raisya, yang juga ikut dalam organisasi sekolah. Jika kalian ingat bisa dibaca di-part start.
Hyuna mendudukkan bokongnya pada kursi dengan gerakan yang di buat anggun. Raisya saja tertegun ketika melihat cara duduknya yang kelewat manis. Rambutnya yang ia selipkan kebelakang juga pandangan yang menunduk kebawah agar tidak salah posisi dan setelah itu menaruh kedua tangannya di atas meja, benar-benar seolah tanpa celah.
"Maaf sebelumnya, aku mendengar pembicaraan kalian di luar. Kudengar Min-ssaem ingin agar dirimu menampilkan sesuatu untuk acara pentas seni nanti?" lagi-lagi pertanyaannya retorik, namun Jungkook tetap mengangguk.
"Dan kudengar juga Raisya tidak mau. Jadi kenapa tidak denganku saja? Aku bisa jika hanya bernyanyi denganmu. Hitung-hitung perwakilan saja dari organisasi kita," jelasnya. Raisya hanya terdiam mengamati dua presensi yang tengah saling menatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...