Hari ini Raisya dan Jimin akan memilih baju disalah satu butik kepercayaan ibu Raisya. Mereka berjalan mengitari beberapa mannequin yang memakai beberapa gaun cantik.
Raisya tidak sempat untuk mengcustom gaun yang ia inginkan karena waktunya tidak akan cukup.
Raisya memijat pelipisnya, ia pusing dengan pilihan gaun yang begitu banyak diruangan ini. "Baiklah, ambil yang mana saja. Kepalaku pusing. "
Sontak perkataan Raisya membuat Jimin sedikit khawatir. Pasalnya Raisya terus memijat pelipisnya membuat Jimin khawatir.
"Kau duduk saja, butuh minum?"
Raisya menggeleng, dia tidak sakit. Satu kebiasaan Raisya yang tidak bisa diberi pilihan lebih dari lima macam dan dia akan merasakan pening dikepalanya.
"Tidak, aku tidak apa-apa," ucap Raisya. Gadis itu mendudukkan dirinya disebuah sofa berwarna maroon yang berada diruangan tersebut.
Jimin ikut mendudukkan dirinya disebelah Raisya meski masih menyisakan jarak di antara mereka. Jimin tidak bisa mendekati Raisya dengan begitu tiba-tiba.
"Aku akan memilihkan gaun untukmu. Kau tunggu disini dan jangan kemana-mana!" titah Jimin yang dibalas anggukan oleh Raisya.
Jimin berjalan mengitari beberapa mannequin untuk memilih gaun yang cocok untuk Raisya. Dan dia tertarik pada sebuah gaun putih yang terdapat beberapa hiasan bunga berwarna merah jambu dan biru muda dibeberapa bagian.
"Raisya? Kau mau mencoba gaunnya terlebih dahulu?" tanya Jimin yang sedikit menaikkan suaranya.
Raisya menatap kearah Jimin dan menggeleng. "Setidaknya kau lihat dulu gaunnya, aku takut kau tidak menyukainya." Jimin kembali fokus meniti setiap inci dari gaun tersebut. Memastikan semuanya sempurna tanpa cacat. Dan tanpa disadari, Raisya sudah berdiri di sebelahnya.
"Bagus, kurasa yang ini saja," Raisya memegang bagian pinggang yang terdapat banyak hiasan bunga yang tertempel.
Raisya juga menyukai gaun itu karena modelnya yang tidak terlalu dewasa dan akan pas pada tubuhnya jika memakai heels.
Setelah beres dengan gaun Raisya, mereka berpindah haluan mengarah pada ruangan pria. Banyak sekali blazer dan tuxedo yang menggantung ataupun terlipat disini. Lagi-lagi Raisya memijat pelipisnya pening. Selalu saja pusing ketika tidak bisa memilih. Entahlah dia sakit apa, rasanya terlalu aneh untuk disebut sebagai sebuah penyakit atau kelainan.
Dia tengah melihat Jimin yang sibuk mencari setelan untuk dirinya seorang diri. Raisya juga berfikir, harusnya fitting baju untuk hari pernikahan itu menyenangkan. Ini hanya akan terjadi sekali dalam hidupnya. Dan hanya dengan dibekali pemikiran kecilnya Raisya memutuskan untuk membantu Jimin.
Raisya mengatur napasnya agar relax dan menetralisir pening dikepalanya. Perlahan ia berjalan kearah Jimin yang sibuk mencari pakaian untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fiksi Penggemar[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...