31. Insiden2

3.6K 342 17
                                    

"Kau tau Raisya adalah orang kaya?"

"Eum, sebaiknya kita jangan menindas dia lagi. Lebih baik dekati dia dan manfaatkan hartanya saja."

"Ya, kurasa itu lebih baik. Bulan depan adalah ulangtahunku, dan aku sedang menginginkan tas Dior keluaran terbaru itu."

"Baiklah ayo coba kita dekati gadis itu."

Bisikan itu terdengar jelas oleh kedua rungu Raisya. Manusia itu benar-benar gila harta. Mendekati orang lain hanya karena hartanya. Tidak lama setelah bisikan tadi, dua orang wanita itu menghampiri meja Raisya sementara gadis itu tengah mengetik beberapa laporan labolatorium kemarin.

"Anyeong, Raisya-ssi. Bisa kita berbincang?" tanya salah satu dari mereka. Raisya terdiam sebelum akhirnya mengangguk dan mengembangkan senyumnya-berpura-pura tidak tahu.

Namjoon tengah mengamatinya di dekat lapangan sana-ia tahu itu.

"Apa yang sedang kau kerjakan?" tanya salah satu dari mereka yang bernama Lee Mireu, kalian ingat segerombolan gadis yang menyerang Raisya tempo waktu? Gadis yang selalu memakai jepit rambut mutiara. Perawakannya semampai dengan kulit pualam. Sayang sekali sikapnya tidak sepualam kulitnya.

"Laporan labolatorium kemarin." jawabnya singkat lantas kembali menatap layar laptopnya. "Ah? Kau belum selesai? Mau lihat punyaku?" tanya gadis yang bernama Kang Hyuna si kakak kelas. Gadis yang juga tinggi semampai dengan kulit pualam.

"Tidak perlu, Oppa sudah menyelesaikan sebagian dan hanya tinggal bagian lampiran saja."

Kedua gadis di depannya lantas saling berpandangan. "Oh, yang kemarin kakakmu?" tanya Hyuna.

"Eum, aku punya dua kakak." Raisya hanya ingin memanas-manasi mereka berdua saja sebenarnya. Sekaligus pamer pada orang tidak tahu diri sepertinya bukan masalah besar untuknya.

"Wah? Yang kemarin Namjoon oppa kan? Dia sekretaris Jimin oppa, kan? Yang memiliki perusahaan besar di Korea? Gedungnya saja tidak jauh dari sini." Itu Lee Mireu yang berbicara. Raisya menutup laptopnya lantas menatap kedua presensi wanita di depannya.

"Yap, Jimin oppa juga kakakku," ucap Raisya. Kedua manusia di depannya mendadak terkejut bukan main. Yang benar saja. Bagaimana bisa?

"Jika kalian bertanya bagaimana bisa? Atau yang benar? Aku tidak akan menjawabnya. Lagipula kalian bukan siapa-siapa. Lebih baik kubur niat busuk kalian yang ingin meminta hadiah tas Dior keluaran baru itu! Hyuna sunbaenim!" tekan Raisya lantas gadis itu keluar dari kelas.

Hyuna yang kesal dengan ucapan Raisya membanting laptop gadis itu hingga pecah belah tak menentu dan membuat semua atensi dalam kelas dan beberapa anak kelas yang sedang melewat menatap kearahnya.

"Raisya-ssi! Jangan mentang-mentang kau terlahir dari keluarga kaya dan kau bisa seenaknya berperilaku seperti itu!" teriak Hyuna. Raisya masih berdiri di ambang pintu dan menatap kearah Namjoon yang tengah memperhatikannya.

Gadis itu berbalik dan menatap kedua wanita dan menatap laptopnya yang sudah tak berbentuk itu bergantian. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mengeluarkan sikap angkuh yang dimiliki. Dia benar-benar harus mengeluarkan eskpresi seperti ini.

"Oh ada apa? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Raisya dengan nada yang dibuat seperti anak kecil yang membuat Hyuna dan Mireu naik pitam. Dirinya merasa seperti di rendahkan di sini.

"Tentu saja! Kau menolak dengan tidak terhormat seseorang yang menawarkan dirinya untuk berteman denganmu sedangkan yang lainnya malah berusaha menjauhimu!" teriak Mireu yang sudah sangat emosi. Ia benar-benar kesal dengan sikap sebenarnya yang Raisya miliki.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang