Chapter ini cukup panjang jd kuharap kalian bisa baca dengan enjoy
Tandai typo jika ada
Jangan lupa baca note aku di akhir chapter yaa.
Happy reading...
Hari ini Raisya sudah dibolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Senang? Tentu saja. Meskipun bahunya terasa sakit bukan main, tapi tetap saja Raisya senang.
"Ada yang diinginkan tidak?" tanya Jimin sebelum menginjak pedal gas mobilnya. Raisya nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menjentikkan jarinya "Ingin strawberry!" pintanya.
Jimin memgangguk lantas melanjukan mobilnya kearah market yang terletak tidak jauh dari rumah sakit. "Raisya? Ayo buat rencana lagi memiliki buah hati!" ajak Jimin. Bukannya bagaimana-bagaimana, itu juga adalah salah satu rekomendasi dokter.
"Iya oppa, aku mengerti. Kita harus berusaha lagi, aku kemarin mendengar percakapan oppa dengan dokter," ungkap Raisya.
Ada setitik rasa bersalah yang bercokol di hati Raisya. Padahal Jimin baru saja akan menyandang calon ayah, tapi bahkan sebelum itu terjadi, jabang bayinya sudah pergi entah kemana.
"Dengar sayang, aku juga sebenarnya tidak memaksa akan kehadiran buah hati kita. Aku ingin rahimmu kembali normal. Dokter bilang, rahimmu harus sering dibuahi," ucap Jimin.
Raisya mengangguk paham, lagipula Jimin benar. Jika rahimnya tidak sering dibuahi dan dibiarkan menganggur terus, itu juga tidak baik. Jadi pilihan paling baik adalah kembali melakukan hal yang terbaik untuk mereka. Lagipula Raisya juga tidak mempermasalahkan jika benih Jimin tumbuh kembali.
Jimin berhenti di parkiran market yang nampak ramai siang ini. "Kau mau ikut atau diam di sini?" tanya Jimin.
"Ikut, aku ingin eskrim yang banyak, boleh?"
"Tentu sayang, mau beli semua eskrim yang ada di dalam juga tidak apa-apa," ucap Jimin seraya mengelus surai sang istri sayang.
Keduanya keluar dan masuk ke dalam market dengan Jimin yang merengkuh pinggang Raisya posesive. Jimin mengambil trolinya dan mereka langsung berjalan menuju rak buah-buahan. Banyak buah-buahan segar yang berjejer rapi.
Raisya mengambil strawberry yang sudah di pack dalam satu wadah. "Oppa boleh beli banyak tidak? " tanya Raisya lagi. Jimin kembali mengangguk, mood istrinya nampak sedang bagus hari ini.
Raisya memasukkan 4 pack strawberry kedalam trolli lantas kembali berjalan bersebelahan dengan Jimin. Keduanya kembali terhenti tak kala Raisya bilang ingin buah semangka. Buah bulat dengan ukuran yang cukup besar itu berhasil membuat Raisya tertarik.
"Aku ingin pisang!" ungkap Jimin dengan kepalanya yang terus berlenggok mencari presensi buah pisang.
Raisya menarik Jimin yang otomatis trolli itu kembali berjalan. Raisya menghampiri rak pisang yang nampak segar. "Mau yang mana?" tanya Raisya.
"Yang mana saja, yang penting pisang!" jawab Jimin. Raisya mendadak ingin tertawa tak kala jemarinya memegang sebuah pisang dengan ukuran cukup besar. Tanpa sadar ia terkekeh sendiri membayangkan eum? —Junior Jimin?
"Ada apa?" tanya Jimin bingung melihat istrinya tertawa hanya karena memegang sebuah pisang dengan ukuran yang besar.
Raisya menggeleng, tidak mungkin ia mengatakan hal frontal itu pada Jimin. "Tidak apa-apa. Ayo beli eskrim!" ajak Raisya setelah memasukkan dua sisir pisang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS ✴PJM✔
Fanfiction[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenyamanan membaca] Menikah bukan perihal mudah untuk gadis 16 tahun. Tapi jika dalam diri sudah tertanam...