42. Honeymoon

4.3K 356 119
                                    

🔞🔞🔞

Mature content

Di harapkan bijak dalam membaca

Dan disarankan tidak membaca chapter ini dalam keadaan sedang berpuasa.

Silahkan pertimbangkam baik-baik untuk membaca chapter ini.

Jangan lupa tandai typo jika ada

Baca ps aku di akhir chapter.


Happy reading.











































Jimin dan Raisya sudah berada di bandara untuk melakukan perjalanan ke Bali. Jadwal penerbangan mereka pukul 9 pagi dan sekarang baru pukul 8. Jimin memesan tiket kelas bisnis.

Ini hari Senin, mereka menunda pemberangkatan ke Bali setelah melihat kembali kondisi yang ada.

Kini, baik Jimin, Raisya dan mama papa Raisya sedang sarapan di salah satu restoran yang ada di bandara.

Jimin yang merengek ingin Burger dengan ekstra daging membuat Raisya harus menghembuskan napasnya memilih mengalah. Sarapan dengan makanan yang tidak sehat.

Jimin itu pecinta daging, dan Jimin bilang ingin makan daging indonesia banyak-banyak. Tapi bukankah daging burger Korea dan Indonesia sama saja? I don't know.

"Ma? Tiga minggu lagi ke Korea, ya?" pinta Raisya. Tiga minggu lagi, tepatnya tanggal 3 Mei, Jimin dan Raisya akan merayakan aniversary pernikahan mereka yang ke 4 tahun.

Ini pertama kalinya mereka akan menggelar pesta besar-besaran karena biasanya, Jimin hanya mengundang ke-lima temannya dan juga beberapa keluarga untuk merayakannya di rumah.

"Iya sayang, nanti mama sama papa datang," ucapnya yang membuat Raisya tersenyum girang. Setidaknya ia akan kembali bertemu dengan ibunya bulan depan.

Menghabiskan waktu bersama keluarga memang menyenangkan, apalagi bagi Raisya yang memang hidup jauh dari keluarga sejak umurnya 16 tahun. Tentu ini bukan hal mudah yang bisa dijalani oleh remaja manapun.

Sampai akhirnya Jimin dan Raisya harus pamit karena mereka harus segera take off. Raisya duduk di kursi di pinggiran jendela. Menyenangkan saja karena bisa langsung memandang keluar.

Ia suka ketika menyadari dirinya sedang terbang di atas awan meski dibantu seoongok besi rakitan.

Jimin menggenggam erat jemari Raisya dan mengecupinya beberapa kali. Namun, Raisya tidak menghiraukannya. Sudah biasa seperti ini, dan Raisya memilih menolehkan pandangannya pada jendela dan menatap kebawah.

Beberapa rumah seperti rumah-rumahan yang ada di monopoli. Tidak terlalu banyak rimbunan pohon karena perumahan mulai merajalela. Sampai akhirnya yang Raisya lihat adalah sebuah bentangan warna biru indah yang terpatri di bawah sana.

"Sayang? Apa pemandangannya lebih menarik daripada aku?" tanya Jimin. Sedikit kesal lantaran Raisya menghiraukannya. Padahal jika dibandingkan, Jimin lebih indah dari apapun yang ada.

Raisya menoleh dan tersenyun ke arah Jimin. Menarik kedua tangan mereka yang bertautan lantas mengecup punggung tangan Jimin lembut dan menggesek-gesekkannya pada pipi.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang