39. Areum

3K 311 37
                                    

Ngga tega aku buat kalian nunggu lama

Jadi aku usahakan update deh malam ini

Jangan lupa baca pesanku di akhir Chapter.














































Pagi ini, tepat pukul lima pagi, Jimin sudah bangun dan lekas membangunkan Raisya. Kemarin malam mereka sudah sepakat untuk lari pagi keliling kompleks dan sarapan bubur ayam.

"Masih sangat pagi astaga, oppa," lengguh Raisya yang sekarang malah menarik Jimin dan mendekap pinggang prianya erat sedangkan wajahnya ia telusupkan di leher Jimin.

Seketika tubuh Jimin meremang, bulu kuduknya berdiri tak kala hembusan napas Raisya menerpa kulit lehernya, terlebih lagi gadis itu memeluk pinggangnya erat.

Untung hanya bulu kuduk, bagaimana jika bulu yang lain?

Bulu kaki maksudnya.

"Kau bilang mau mengajak aku lari pagi?" ucap Jimin seraya mengelus tangan Raisya yang melingkar di pinggangnya. Tidak biasanya gadis ini sulit dibangunkan, malah biasanya Jimin yang sulit bangun. Apakah jiwa mereka tertukar? Apa bisa di filmkan dengan judul Jiwa yang tertukar?

"Hah—iya-iya aku bangun!" ucap Raisya sekarang. Gadis itu menendang-nendang selimut hingga tanggal dari tubuhnya, tapi gadis itu sama sekali belum beranjak sedikitpun dari posisinya membuat Jimin terkekeh pelan.

Pria itu lantas bangun dan menggendong Raisya ala bridal style hingga gadis itu memekik dan dengan refleks mengalungkan kedua tangannya pada leher Jimin.

"Aish, turunkan akuuu. Iya-iya ini benar-benar bangun oppa! " rengek Raisya. Gadis itu memukul pelan dada prianya berharap Jimin mau menurunkannya.

Tapi, ia malah dibawa ke kamar mandi dan di dudukkan diatas toilet. "Cepat mandi, sekarang aku yang akan siapkan baju! " ungkap Jimin. Raisya mendelik, kenapa malah jadi terbalik seperti ini?

Tanpa menunggu jawaban, Jimin keluar dari kamar mandi untuk menyiapkan pakaian. Sementara Raisya? Gadis itu menggelengkan kepalanya tak mengerti. Kenapa malah seolah dunia berputar dan terbalik?

Mulai dari kejadian Jimin bangun terlebih dahulu, biasanya Raisya yang lebih dulu bangun dan menyuruh Jimin agar cepat mandi.

Soal pakaian? Biasanya Raisya juga yang menyiapkan. Kenapa sekarang malah Jimin? Astaga, ini benar-benar membingungkan.

Tidak mau larut dalam pemikiran dirinya yang terbalik, Raisya lantas menghidupkan shower dan mandi tanpa melepas pakaiannya. Hei! Pintunya tidak dikunci, bagaimana jika nanti Jimin tiba-tiba masuk?

Rasanya sudah lama sekali ia tidak mandi di kamar mandi ini. Sabun-sabunnya yang dulu agaknya sudah dibuang oleh sang ibu. Tidak ada yang berubah sama sekali. Masih sama seperti terakhir kali ia disini.

Tidak memakan waktu banyak, 15 menit Raisya sudah selesai. Ia lantas membuka pakaiannya yang sudah basah dan langsung memakai handuknya tergesa. Gadis itu lantas keluar dengan rambut basah juga pandangan sayu—masih mengantuk.

Ia melihat Jimin yang tengah menutup zipper koper karena mereka belum sempat membereskan koper. Raisya melihat tumpukan bajunya dan baju Jimin yang sudah pria itu siapkan. Tidak lupa baju dalam—tunggu? Baju dalam? Jimin mengambilnya? Dan?!

Jimin yang melihat Raisya sudah selesai dengan mandinya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi lantas menutup pintu. Sedangkan Raisya? Tidak mau membuang waktu hingga Jimin selesai mandi sementara ia belum memakai pakaian sama sekali, gadis itu lantas mengambil cepat pakaiannya dan memakainya dengan tergesa.

DREAMS ✴PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang